Bangunan sekolah yang menyokong pelajaran tidak perlu memakan banyak energi, melainkan bisa "hijau". Yaitu dengan desain pintar yang memperhitungkan kondisi yang ada.
Iklan
Kita semua ingin gedung yang sejuk jika cuaca sedang panas, dan ruangan yang nyaman untuk dihangatkan jika di luar dingin. Tapi itu memakan energi dalam jumlah besar. Bagaimana kita bisa hidup dengan nyaman dengan meredam kerusakan terhadap Bumi sebak mungkin?
Sekolah Pahoa yang berlokasi di dekat ibukota Jakarta sekarang menjadi pionir. Walaupun letaknya di daerah tropis, sekolah ini didesain tanpa AC.
Arsiteknya, Adi Purnomo mengungkap, AC sebetulnya mengkonsumsi energi yang cukup besar di dalam komponen bangunan seperti ini. Pada sekolah dan bangunan publik lainnya, tantangannya adalah bagaimana menciptakan ventilasi yang baik dan penerangan yang baik.
Strategi di balik rancangan seperti ini disebut passive design, atau desain pasif. Desain ini menggunakan cahaya alamiah, suhu tinggi dan gerakan udara untuk mengurangi kebutuhan listrik bagi lampu atau untuk menyejukkan dan memanaskan ruangan. Pengontrolan iklim gedung secara alamiah bisa menghemat energi dalam jumlah sangat besar. Inilah hal yang sangat penting di sektor bangunan, begitu papar Iwan Prijanto, Kepala Green Building Council Indonesia.
Kurangi emisi CO2
Iwan Prijanto, pemimpin Green Building Council Indonesia mengatakan, gas karbon dioksida ini ternyata sektor bangunan menghasilkan hampir 39% dari gas karbon dioksida dari seluruh dunia. Artinya menjadi sektor terbesar yang menghasilkan emisi gas karbon. Artinya pula, ini menjadi sektor terbesar dalam tanggung jawab atas proses pemanasan global yang berujung pada perubahan iklim yang sedang kita alami dan akan semakin parah di kemudian hari.
Konsep Rumah Pasif Akhiri Lingkaran Setan Penghangat Udara Kota
04:13
Ventilasi bersilang memegang peranan menentukan dalam konsep hijau dari arsitek Adi Purnomo. Ia memperhatikan kondisi lingkungan hidup yang ada, seperti arah angin, dan merencanakan tata gedung dan akses menuju udara segar sesuai kondisi yang ada.
Jadi intinya adalah mencoba membaca jalur matahari dan jalur gerak angin tahunan yang yang yang selalu berorientasi di timur dan barat, kata Adi Purnomo. Jadi orientasi kelas-kelas ini akhirnya berjajar di dalam arah timur-barat sehingga pemanasan akibat pembukaan jendela itu tidak terjadi, kira-kira seperti itu garis besar dari keseluruhan rancangan ini.
Iklan
Hemat energi
Kipas angin dengan watt yang rendah hanya digunakan jika tidak ada angin sama sekali. Di sekolah Pahoa tanaman di dinding membantu membuat bangunan itu sejuk. Selain itu, rumput di atap yang hijau menyejukkan ruang-ruang kelas di bawahnya. Setiap langkah berdampak membuat perubahan suhu 1° atau 2° Celcius. Cahaya alamiah mencapai lantai ruangan lewat jendela-jendela di atap.
Theresia Mareta adalah kepala proyek sekolah itu. Visinya adalah agar para muid belajar untuk beradaptasi dengan iklim alamiah dan bukan terus-menerus berada di ruangan yang berAC.
Energi Surya di Lokasi yang Tidak Biasa
Dari luar angkasa hingga ransel olahraga, modul sel surya dapat digunakan hampir di mana saja. Berikut adalah beberapa lokasi tidak lumrah yang ternyata dapat memproduksi listrik bersih dari energi matahari.
Foto: picture-alliance/J. Heeneman
Katamaran surya dalam tur keliling dunia
"Catamaran Race for Water" adalah kapal pesiar dengan pembangkit tenaga surya terbesar di dunia dan beroperasi sepenuhnya tanpa bahan bakar fosil. Modul sel surya di dek kapal menyuplai energi ke motor listrik dan mengisi baterai untuk kebutuhan di malam hari. Tidak menggunakan tiang dan layar, kapal pesiar menggunakan layang-layang yang bisa dikendalikan.
Foto: Race for Water/Peter Charaf
Modul dalam perjalanan
Gembala di Turki ini mengisi daya ponselnya dengan modul sel surya portabel. Modul portabel seperti ini populer di kalangan penjelajah alam bebas. Panel sel surya juga tersedia untuk ransel atau tenda. Mereka yang melakukan perjalanan namun dari jaringan listrik, kini lebih siap untuk hadapi keadaan darurat.
Foto: Halil Fidan/AA/picture alliance
Terbang tanpa bahan bakar fosil
Pesawat "Solar Impulse" terbang keliling dunia dalam beberapa tahapan dan sama sekali tanpa menggunakan bahan bakar fosil. Sel surya di badan pesawat dan sayap memberi daya pada mesin dan mengisi baterai pesawat. Dengan penerbangan keliling dunia, pionir penerbangan ini mempromosikan energi matahari dan menunjukkan apa yang mungkin dilakukan.
Foto: Solar Impulse/Revillard/Rezo.ch
Di luar angkasa dengan layar surya
Sel surya memungkinkan penerbangan luar angkasa yang lebih lama. Modul sel surya dapat dibuka di luar angkasa seperti di ISS atau satelit dan kapsul tak berawak. Para peneliti bahkan merancang taman sel surya di luar angkasa. Wahana eksplorasi matahari telah terbang hingga ke Jupiter. Namun, radiasi matahari di sana 25 kali lebih lemah daripada di orbit Bumi karena matahari sangat jauh.
Foto: NASA SPACEX/HO/dpa/picture alliance
Panggilan telepon bertenaga matahari pertama
Pada tahun 1955, modul sel surya perdana dipasang di negara bagian selatan AS untuk memberikan penguatan daya ke jaringan telepon. Setelah itu menyusul terobosan teknologi untuk perjalanan luar angkasa. Sejak itu, energi surya telah digunakan untuk hampir semua aplikasi energi.
Foto: AP Images/picture alliance
Revolusi energi matahari di bidang pertanian
Bekerja di ladang memang melelahkan. "Farmdroid" robot digerakan energi surya dari Denmark ini bekerja mandiri, otomatis dan tanpa merusak lingkungan. Robot dapat menabur bibit tanaman dan menyiangi gulma. Robot tidak butuh hari libur. Energinya berasal dari modul sel surya di atap dan dikendalikan dengan GPS.
Foto: Nikolai Tuborg/Farmdroid
Energi di atas air
Para pekerja ini bangga dengan pembangkit listrik tenaga surya terapung pertama di Kenya. Instalasi memasok listrik untuk pertanian bunga di bagian utara ibu kota Nairobi. Modul sel surya dipasang pada ponton khusus. Di lokasi lain, modul sel surya terapung di danau terkadang digabungkan dengan budidaya ikan.
Foto: ecoligo GmbH
Memasok energi pulau dengan panel surya di laut
Tahun 2019, panel surya terapung dibangun di laut di Maldives untuk memproduksi listrik buat tempat wisata. Sistem berkapasitas 680-kilowatt memang kecil, tetapi sejauh ini jadi salah satu instalasi sel surya terbesar di laut. Penelitian masih dilakukan untuk pembangkit di lepas pantai karena badai, gelombang kuat dan air asin menyerang modul lebih ganas dibanding di lokasi air tawar.
Foto: Swimsol
Listrik untuk semua
Tidak ada jaringan listrik di desa Tukul di Sudan Selatan. Tapi panel sel surya sekarang memproduki listrik secara lokal untuki ponsel dan lampu. Kemiskinan energi adalah masalah besar. Tahun 2016, di seluruh dunia 840 juta orang tidak punya akses listrik. Jumlahnya diharapkan turun menjadi 650 juta pada tahun 2030, terutama berkat modul sel surya yang terdesentralisasi.
Foto: picture-alliance/J. Heeneman
Memanen sinar matahari di pegunungan tinggi
Muttsee dekat Basel adalah reservoir tertinggi di Swiss. Sebuah instalasi panel surya raksasa dipasang di dinding bendungan. Menghasilkan listrik berlimpah, terutama di musim dingin, karena modul lebih efisien dalam cuaca dingin dan salju memantulkan tambahan sinar matahari. Sinar matahari jauh lebih kuat di ketinggian, karena kabut tetap berada di lembah. (sc/as)
Foto: Axpo
10 foto1 | 10
Theresia Mareta memaparkan, awalnya ada sebagian yang sangat keras memprotes sekolah ini, terutama karena tidak pakai AC. "Ada yang bilang anaknya keringetan terus dan ada sisi gengsi juga disini, ya. 'Anak saya dari kecil dari lahir di rumah sakit sudah pakai AC, keluar pulang rumah sakit pakai AC, pulang ke rumah pakai AC terus sekarang sekolah tidak pakai AC'," tutur Theresia Mareta.
Di sekolah Pahoa, rencana untuk mengurangi konsumsi energi berhasil. Pahoa sekarang perlu 50% energi lebih sedikit dalam setiap meter persegi, dibanding sekolah Indonesia pada umumnya. Adi Purnomo memaparkan pula, jadi sebetulnya ini adalah model yang menunjuukkan bahwa green building, atau sekolah hijau itu sebetulnya tidak harus satu bangunan yang menjadi mahal. Di sini bisa ditunjukkan bahwa rancangan itu sangat sangat sederhana.
Desain dengan dampak besar atas konsumsi energi di bangunan. Dan itu adalah ide yang jadi inpirasi untuk mengatasi perubahan iklim. (ml/as)