Banjir Pengungsi, Yunani Khawatirkan Pertumpahan Darah
13 Agustus 2015
Situasi pengungsi di pulau Kos, Yunani, mendekati bencana kemanusiaan. Ribuan terpaksa dikurung di stadion tanpa makanan dan minuman. Pemerintah Kos memperingatkan bahaya pertumpahan darah.
Iklan
Walikota pulau Kos, Yunani, Giorgos Kyritsis sedang panik. Pasalnya pulaunya yang indah dan rajin disambangi turis itu sedang kebanjiran pengungsi. Dalam sebuah surat kepada pemerintah pusat ia mengeluhkan situasi di kamp-kamp pengungsian, dan betapa pemerintahannya kewalahan.
"Saya peringatkan, ancaman pertumpahan darah sangat nyata," tulisnya. Rusuh di Kos muncul ketika pengungsi berdemonstrasi meminta dokumen yang mengizinkan mereka berpergian ke Eropa daratan.
Beberapa pengungsi menyambangi markas kepolisian untuk mendaftarkan diri. Namun polisi memaksa pendaftaran dilangsungkan di dalam stadion. Ketika petugas yang datang cuma tiga orang dan membuat proses pendaftaran menjadi lambat, pengungsi mulai kehabisan sabar.
Mengurung Pengungsi
Yang kemudian dilakukan pemerintahan lokal adalah menurunkan Polisi anti huru hara dan mengurung 2500 pengungsi di sebuah stadion selama 24 jam. Mereka yang kebanyakan datang dari Suriah dan Afghanistan itu terpaksa berjejalan tanpa air dan makanan.
Baru setelah 20 jam pemerintah mengirimkan enam toilet darurat buat pengungsi.
"Ini adalah untuk pertama kalinya kami melihat hal semacam ini di Yunani," kata Julia Kourafa, dari Médecins sans Frontières. "Mereka dikurung di stadion dan diawasi oleh polisi anti huru hara. Kita berbicara mengenai nasib ibu, anak-anak dan kaum manula."
Ratusan migran berdatangan setiap hari ke pulau Yunani yang berdekatan dengan Turki itu. Tidak cuma pemeritah, organisasi bantuan dan penduduk yang mencoba membantu juga kewalahan. Situasi serupa terjadi di beberapa pulau lain di Yunani.
Tidak Ada Pilihan
Kendati situasi menggenaskan di Kos, sebagian besar dari 1,6 juta pengungsi Suriah dan Afghanistan yang transit di Turki tetap berencana hijrah ke Yunani.
Mousa, bekas mahasiswa sastra Inggris, berniat berlayar ke Kos akhir Agustus, katanya kepada Guardian. Niatnya tidak luruh bahkan setelah menyaksikan laporan mengenai kerusuhan di stadion dari televisi. Ia mengaku akan membeli passpor Uni Eropa palsu di Kos.
"Saya akan tetap pergi karena saya berencana tiba di Kos dan langung pergi ke Airport, lalu terbang ke negara lain di Eropa. Jadi saya tidak harus berurusan dengan otoritas di Yunani," ujarnya.
rzn/hp (ap,rtr,dw,guardian)
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui Tentang Pengungsi
Badan PBB urusan pengungsi, UNHCR melaporkan sekarang di dunia ada 51 juta orang yang terpaksa meninggalkan daerah asal mereka dan jadi pengungsi. Mereka kerap lari dari penganiayaan di negara sendiri.
Foto: picture alliance/abaca
Definisi Pengungsi
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, pengungsi adalah: seseorang yang meninggalkan rumah atau negaranya akibat “perasaan takut karena termasuk ras, kelompok agama, nasionalitas, kelompok sosial tertentu, atau punya opini tertentu”. Definisi juga mencakup orang-orang yang lari akibat bencana alam dan bencana yang disebabkan manusia. Foto: seorang anak pengungsi Suriah di Turki.
Foto: Getty Images/AFP/B. Kilic
Akibat Kekerasan dan Konflik
Menurut badan urusan pengungsi PBB, UNHCR lebih dari 51 juta orang terpaksa lari dari tempat tinggal mereka akibat kekerasan dan konflik. Jumlah ini mencakup orang yang jadi pengungsi di negara sendiri, yang terpaksa tinggalkan negaranya, juga pencari suaka. Foto: warga Republik Demokrasi Kongo yang lari akibat pertempuran antara militer dan pemberontak (2013) tiba di kota Rutshuru.
Foto: Getty Images/AFP/J. D. Kannah
Pencari Suaka
Pencari suaka adalah orang yang lari ke negara lain dan ingin dapat status pengungsi, tetapi permintaannya belum dievaluasi. Sebagian besar orang jadi pengungsi akibat alasan yang jelas, tetapi hanya sedikit dari mereka memenuhi persyaratan ketat yang diperlukan untuk mendapat status pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Schmidt
Jumlah Besar Persulit Penanganan
Krisis pengungsi sulit diselesaikan dan perlu waktu lama. Salah satu penyebabnya, karena jumlah pengungsi amat banyak. Sebagai perbandingan: jumlah pengungsi di dunia lebih besar daripada jumlah penduduk Spanyol, atau Canada atau Korea Selatan. Gambar simbol: seorang migran berdiri di pagar yang mengelilingi tempat penampungan pengungsi Temporary Permanence Centre (CPT) di Lampedusa, Italia.
Foto: Getty Images/AFP/A. Pizzoli
Nasionalitas Pengungsi
Hingga Juni 2014, jumlah pengungsi paling banyak berasal dari Afghanistan, Suriah dan Somalia. Jika disatukan, jumlah pengungsi dari tiga negara itu lebih dari 50% jumlah pengungsi di seluruh dunia. Foto: sebuah keluarga pengungsi Afghanistan di Pakistan.
Foto: Majeed/AFP/Getty Images
Yang Mengungsi di Negara Sendiri Lebih Banyak
Kita sering mendengar berita tentang pengungsi yang lari ke negara lain. Sesungguhnya, orang yang mengungsi di negara sendiri jumlahnya jauh lebih besar. Tahun 2013 misalnya, 16,7 juta orang mengungsi ke negara lain, sedangkan 33,3 juta orang mengungsi di negara sendiri. Grafik: jumlah pengungsi intern di beberapa negara.
Tidak Tinggal di Kamp Pengungsi
Secara umum pengungsi sering dianggap tinggal di kamp pengungsi. Sebenarnya, lebih dari dua pertiga pengungsi tinggal di luar kamp pengungsi. Mereka bermukim di kota-kota atau desa-desa, dan kerap di apartemen kecil yang penuh sesak karena digunakan beberapa keluarga. Foto: seorang perempuan dan anak-anaknya yang mengungsi dari Sudan Selatan di kamp pengungsi Kule, Ethiopia.
Foto: Getty Images/AFP/Z. Abubeker
Separuhnya Anak-Anak
Sekitar 46% dari pengungsi sedunia adalah anak-anak. Mereka terpaksa berhenti sekolah. Oleh sebab itu, UNHCR dan International Rescue Committee prioritaskan pendidikan. Sayangnya, sebagian anak tidak diizinkan orang tuanya bersekolah, karena harus membantu keluarga atau menjaga adik. Foto: Seorang ibu warga Suriah memeluk anak perempuannya setelah tiba di pulau Lesbos, Yunani.
Foto: Getty Images/AFP/L. Gouliamaki
Korban Penyiksaan
Sekitar 35% pengungsi di dunia adalah orang-orang yang selamat dari penyiksaan. Selain harus mengatasi cedera fisik, mereka kerap mengalami cedera mental akibat trauma. Ini menyebabkan penyembuhan sangat sulit, terutama selama masih dalam pengungsian.
Foto: JAMES LAWLER DUGGAN/AFP/GettyImages
Mencari Tempat Pemukiman Jangka Panjang
Jika pengungsi tidak bisa kembali ke negara asal, dan tidak bisa menetap di negara tempat mereka mengajukan permintaan suaka, UNHCR berusaha mengalihkan mereka ke negara ketiga. Tetapi jumlahnya sedikit, hanya sekitar 1%. Amerika Serikat adalah negara yang paling banyak menerima pengungsi, setelah dialihkan dari tempat mereka mengajukan suaka. Foto: pengungsi Rohingya di Aceh.