1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialAsia

Banjir Terparah dalam Lima Dekade Landa Malaysia

4 Maret 2023

Beberapa negara bagian di selatan Malaysia dilanda banjir besar. Dilaporkan empat orang meninggal dunia, dan sekitar 41.000 orang harus mengungsi. Banjir kali ini adalah banjir terparah di Malaysia setelah tahun 1969.

Rumah-rumah yang terendam banjir di Yong Peng.
Hujan deras merendam rumah warga di Johor dan membuat ribuan orang mengungsiFoto: Mohd Rasfan/AFP/Getty Images

Beberapa negara bagian di selatan Malaysia dilanda banjir besar, tepat di pertengahan musim penghujan. Akibatnya, lebih dari 41.000 orang meninggalkan rumah mereka dan mengungsi.

Pihak berwenang mengatakan banjir, yang  telah menelan sedikitnya empat korban jiwa dalam sepekan terakhir tersebut, adalah salah satu banjir terparah yang pernah melanda negara jiran tersebut.

Bagaimana situasi banjir di Malaysia?

Negara bagian Johor, yang berbatasan dengan Singapura, menjadi yang terparah dari enam negara bagian Malaysia yang terkena dampak banjir.

Hampir 40.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka demi berlindung dari air yang terus naik, dan lebih dari 1.000 orang terpaksa mengungsi di lima negara bagian lainnya. Pihak berwenang telah mendirikan lebih dari 200 tempat penampungan bantuan untuk para pengungsi, menurut badan penanggulangan bencana nasional setempat.

Banjir di Yong Peng, Johor Malasyia memutus jalur transportasi dan mengakibatkan jalur bantuan terhambatFoto: Mohd Rasfan/AFP/Getty Images

Upaya pertolongan di Johor dan tempat lain terhambat oleh hujan deras yang membanjiri jalanan, merendam mobil, merusak rumah dan memaksa banyak toko tutup.

Polisi mengatakan sedikitnya empat orang tewas sejak Rabu (01/03). Korban tewas termasuk seorang pria yang mobilnya tersapu banjir dan sepasang lansia yang tenggelam.

Korban jiwa paling baru yang tercatat adalah seorang perempuan berusia 68 tahun yang tenggelam di dekat rumahnya yang kebanjiran, setelah meninggalkan pusat evakuasi di kota Segamat di Johor.

Apa penyebab banjir di Malaysia?

Banjir sebenarnya biasa terjadi di Malaysia selama musim penghujan antara bulan Oktober dan Maret dan sering menyebabkan evakuasi massal hingga kematian.

Namun, beberapa pihak berwenang di bidang lingkungan mengatakan banjir saat ini tidak biasa dalam segi intensitasnya dan menyalahkan perubahan iklim dan aktivitas manusia yang berperan dalam bencana tersebut.

Evakuasi massal akibat banjir kerap terjadi di Malaysia, namun banjir kali ini lebih parah akibat faktor perubahan iklim dan aktivitas manusiaFoto: Mohd Rasfan/AFP/Getty Images

Presiden Masyarakat Alam Malaysia, Vincent Chow, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa banjir tersebut adalah yang terburuk yang melanda Johor sejak 1969.

"Sekarang, cuaca tidak bisa diprediksi. Perubahan iklim telah mengalahkan ahli cuaca," katanya.

Banjir terjadi akibat ulah manusia?

Meenakshi Raman, presiden kelompok lingkungan Friends of the Earth Malaysia, juga menyatakan dalam komentarnya kepada AFP bahwa sebagian besar banjir disebabkan oleh manusia.

"Pembukaan hutan dan lahan di hulu daerah pedesaan, kota kecil dan kota besar menyebabkan sungai dan saluran air kami tersumbat oleh erosi tanah, dan tidak dapat menahan peningkatan volume curah hujan,” katanya.

"Pembetonan area yang berlebihan juga menyebabkan luapan air, karena hanya ada sedikit hijau yang tersisa untuk bertindak sebagai spons," tambahnya.

Badan meteorologi setempat telah memperingatkan bahwa curah hujan tinggi dapat berlangsung hingga April.


ja/ts (AFP, Reuters)