1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Bank Sentral Eropa Luncurkan Paket Darurat Pandemi Corona

19 Maret 2020

Bank Sentral Eropa luncurkan paket senilai multimiliar euro untuk bantu sektor ekonomi berjuang di tengah wabah corona. Paket diharapkan bisa pulihkan aktivitas ekonomi di negara-negara kawasan euro.

Cafe sepi pengunjung di Italia
Foto: Reuters/M. Silvestri

Karantina dan pembatasan lain yang diberlakukan oleh negara-negara di Eropa untuk memperlambat wabah COVID-19 telah mengurangi aktivitas ekonomi, menyebabkan kekacauan di seluruh kawasan euro. Di Jerman saja, Asosiasi Bank Jerman atau BdB memperkirakan bahwa kinerja ekonomi negara itu bisa turun 5 persen pada 2020.

Pada hari Kamis (19/03) Bank Sentral Eropa atau ECB, yang merupakan bank sentral untuk 19 negara Uni Eropa yang menggunakan mata uang euro, meluncurkan skema pembelian obligasi besar senilai 750 miliar euro. Skema ini dinamai "Program Pembelian Darurat Pandemi." Seperti apa skema ini dan bagaimana ini dapat membantu kegiatan ekonomi di kawasan euro agar bertahan di tengah pandemi?

Program Pembelian Darurat Pandemi, apa itu?

Di bawah skema pembelian obligasi, ECB akan membeli utang pemerintah dan perusahaan dari negara-negara di seluruh zona euro. Yang dibeli juga termasuk utang Yunani, meski sebelumnya negara ini tidak termasuk dalam pembelian obligasi ECB karena peringkat kreditnya yang rendah. Pembelian yang baru disetujui ini akan bernilai 6 persen dari Produk Domestik Bruto keseluruhan kawasan euro.

Kebijakan ini dikenal dengan nama pelonggaran kuantitatif atau quantitative easing dan merupakan alat utama dalam kebijakan moneter untuk menangkal krisis. Skema ini akan bersifat sementara, berlangsung sampai bank menilai krisis telah berakhir.

ECB juga dapat memperluas cakupan program, serta kriteria bagi sekuritas yang memenuhi syarat, "sebanyak yang diperlukan dan selama diperlukan," tulis Dewan Pengurus ECB dalam sebuah pernyataan.

Pelonggaran kuantitatif adalah kebijakan ketika bank sentral menambah jumlah uang yang beredar dan menggunakannya untuk membeli aset. Idealnya, kebijakan ini dapat membuat pelaku ekonomi lebih mudah mendapatkan pinjaman. Dengan kebijakan ini, suku bunga akan turun dan diharapkan konsumen dan bisnis akan meminjam uang dan membelanjakannya.

Seperti apa dampaknya?

Dengan membeli secara besar-besaran utang pemerintah dan perusahaan, ECB bertujuan menjaga likuiditas tetap mengalir guna mendorong pinjaman dan investasi bank. Bank sentral mengatakan dalam pernyataannya bahwa skema tersebut akan melawan risiko serius terhadap prospek kawasan euro akibat wabah COVID-19.

Secara teoritis, kebijakan ini akan meningkatkan konsumsi, yang kemudian meningkatkan permintaan barang dan jasa, mendorong penciptaan lapangan kerja dan, pada akhirnya, aktivitas ekonomi kembali bergairah. Pasar saham hari Kamis (19/03) merespon kebijakan ini dengan sedikit peningkatan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia sepenuhnya mendukung langkah itu. Dalam sebuah cuitan di Twitter, Macron mengatakan bahwa "Ini terserah kepada kita, negara-negara Eropa, untuk siap menjalani intervensi anggaran dan solidaritas keuangan yang lebih besar di dalam zona euro."

Christine Lagarde, Presiden ECB, menuliskan di Twitter: "Saat luar biasa, butuh tindakan luar biasa. Tidak ada batasan bagi komitmen kami terhadap euro. Kami bertekad untuk menggunakan potensi penuh dari kebijakan kami, sejauh masih dalam mandat kami."

Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier juga menyetujui langkah-langkah tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan radio Jerman, Deutschlandfunk, Altmaier berkata: "Saya berharap langkah-langkah ini juga akan menjelaskan kepada pasar saham, ke pasar hari ini, bahwa Eropa akan melindungi kepentingannya dan Eropa bertekad untuk mengatasi krisis ini."

ae/vlz (Reuters, AFP, dpa, investopedia)