Banyak Pensiunan Jepang Ingin Tetap Bekerja
21 Oktober 2021Atsuko Kasa, perempuan berusia 68 tahun, mengatakan bahwa dia sama sekali tidak berniat untuk bersantai saja. Dia ingin terus bekerja selama mungkin di Silver Jinzai Center dekat rumahnya di kota Yokohama, Jepang. Dia merasa masih terlalu muda untuk pensiun, candanya.
Atsuko Kasa, yang dulu bekerja di bagian akuntansi sebuah perusahaan kosmetik, adalah salah satu dari banyak warga lanjut usia di Jepang yang memilih untuk meninggalkan hobi tradisional pensiunan, yaitu berkebun, kumpul-kumpul dengan teman dan menjaga cucu. Sebaliknya, mereka kembali ke tempat kerja.
Bagi sebagian orang, penghasilan tambahan yang mereka peroleh dengan bekerja di Silver Jinzai tentu saja menjadi pertimbangan menarik, tetapi uang bukanlah motivasi utamanya. Bagi sebagian besar dari 700.000 pensiunan yang terdaftar di organisasi ini, yang awalnya didirikan di Tokyo pada tahun 1975, hal terpenting adalah menyibukkan diri dan memberi sesuatu kembali kepada masyarakat.
Membantu orang lain
"Ketika saya bertambah tua, saya merasa dunia saya menjadi lebih kecil," kata Atsuko Kasa kepada DW. "Agar saya punya kehidupan yang lebih bermakna, saya memutuskan untuk memulai pekerjaan di mana saya dapat membantu orang lain. Saya tidak memiliki keahlian khusus, tetapi saya selalu bekerja dengan hati yang penuh kasih."
Dia bekerja di sebuah kelompok pendukung penyandang disabilitas di Yokohama. Mereka membantu menyiapkan makanan di sebuah kafe dengan fasilitas khusus. Atsuko Kata mengatakan, dia ingin "mengambil tantangan bekerja di dunia yang belum pernah saya alami sebelumnya,"
Ada sekitar 10.000 orang yang terdaftar di Yokohama Silver Jinzai Center, dan jumlah itu terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, kata Takao Okada, ketua organisasi tersebut. Orang tertua di daftar anggotanya berusia 100 tahun.
"Semakin banyak orang yang sehat dan sangat termotivasi untuk bekerja," kata Okada. "Ada berbagai macam alasan, mengapa anggota kami ingin bekerja. Untuk beberapa orang ada alasan keuangan, tentu saja. Tetapi banyak juga orang yang ingin menjaga kesehatan mereka, yang lain ingin berkontribusi pada masyarakat, atau memanfaatkan pengalaman dan keterampilan mereka sebaik mungkin."
Mengisi kekurangan tenaga kerja
Jepang sendiri saat ini mengalami kelangkaan tenaga kerja karena struktur penduduknya yang semakin tua. Pemerintah Jepang telah memperkenalkan bertagai langkah untuk menghadapinya, terutama dengan menaikkan usia pensiun dari 65 menjadi 70 tahun bulan April lalu. Tetapi para analis memperkirakan bahwa Jepang tetap akan mengalami kekurangan tenaga kerja yang berpotensi melumpuhkan perekonomiannya pada tahun 2030.
Meskipun jaringan Silver Jinzai saat ini membantu menjembatani kekurangan tenaga di banyak sektor, para ahli memperingatkan bahwa tidak mungkin cukup organisasi itu bisa menutupi kekurangan tenaga kerja di masa depan.
"Makin banyak orang tua yang ingin bekerja setelah pensiun, karena mereka merasa itu akan membuat mereka tetap bugar seiring bertambahnya usia," kata Hiroshi Yoshida, profesor di Pusat Penelitian untuk Ekonomi dan Masyarakat Lanjut Usia di Universitas Tohoku.
"Namun, orang tua saat ini jauh lebih sehat dan energik daripada dulu, dan mereka tidak menganggap dirinya sudah terlalu tua," katanya. "Sebagian orang ini ingin bekerja, tetapi juga ingin gaji yang lebih baik. Jadi mereka mencari pekerjaan di luar sistem Silver Jinzai."
(hp/pkp)