1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Barroso Bakal Ketua Komisi Uni Eropa, Tahanan di Guantanamo

30 Juni 2004

Dalam pertemuan puncak khusus Uni Eropa di Brüssel, ke 25 negara anggota Uni Eropa menyepakati pencalonan Perdana Menteri Portugal Jose Manuel Durao Barroso untuk jabatan Ketua Komisi Uni Eropa menggantikan Romano Prodi.

. Kesepakatan untuk mencalonkannya mendapat tanggapan luas media Internasional.Dan kami pilih sebagai tema pertama dalam acara SARI PERS INTERNASIONAL. Sementara itu, keputusan Mahkamah Agung di Washington yang memberikan hak kepada para tahanan di Guantanamo mengajukan tuntutan kepengadilan Amerika Serikat, akan kami ketengahkan sebagai tema yang kedua. Baiklah kami mulai dengan tema pertama, kesepakatan mencalonkan Perdana Menteri Portugal Jose Manuel Durao Barroso sebagai Ketua Komisi Uni Eropa. Harian Swiss BERNER ZEITUNG yang terbit di Bern, menurunkan komentarnya dengan judul " politik dagang sapi di Brüssel". Selanjutnya kami kutip:

Dengan rasa puas Presiden Amerika Serikat George W Bush menanggapi berita dicalonkannya, Perdana Menteri Portugal dari kelompok konservativ Jose Manual Durao Barroso sebagai Ketua Komisi Uni Eropa yang baru.Sampai sekarang dibidang politik luar negeri, terutama ia dipandang sebagai sekutu kepercayaan Amerika Serikat dalam perang Irak. Keterlibatannya dalam Uni Eropa, hanya sebatas mempertahankan kepentingan Portugal untuk mendapatkan subsidi. Tak seorangpun yang menganggap Barroso sebagai seorang tokoh Eropa yang meyakinkan. Dipertanyakan, apakah diplomat yang tidak berprestasi ini, merupakan pilihan yang tepat untuk menduduki jabatan yang penting di Brüssel. Apalagi saat ini, penyatuan Eropa memasuki tahap yang sulit, dengan diterimanya sepuluh negara anggota baru Uni Eropa.

Selanjutnya harian ekonomi Inggris FINANCIAL TIMES yang terbit di London mengharapkan adanya dukungan yang luas bagi Jose Manuel Durao Barroso. Kami baca:

Tidak semua anggota parlemen Eropa akan menyambut Barroso sebagai penyelamat Eropa. Fraksi tengah-kanan, menyambutnya dengan gembira. Sementara fraksi sosialis, partai hijau dan liberal menunjukkan keberatannya. Dengan demikian Barroso memerlukan dukungan yang luas agar ia dapat menangani masalah Eropa yang rumit. Antara lain menyangkut keinginan Turki menjadi anggota Uni Eropa, ratifikasi konstitusi serta anggaran belanja baru. Adalah sangat tepat, bila sejak awal Barroso menyatakan, bahwa ia hendak menjadi tuan dirumahnya sendiri.

Mengenai kesepakatan negara anggota Uni Eropa untuk mencalonkan Perdana Menteri Portugal Jose Manuel Durao Barroso sebagai Ketua Komisi Uni Eropa, terakhir kami kutip komentar harian Jerman GENERAL ANZEIGER yang terbit di Bonn. Kami kutip:

Sampai sekarang Barroso tidak memiliki banyak pengalaman dengan politik Eropa. Ia merupakan sahabat Amerika Serikat, dan juga Inggris. Sebagai politisi konservativ ia diharapkan akan mendapat dukungan dari fraksi konservativ dan kristen demokrat, yang menguasai suara mayoritas di parlemen Eropa. Bagi Jerman yang mendukung pencalonannya, ada udang dibalik batu. Yakni politisi Jerman Günter Verheugen akan menduduki jabatan komisaris yang penting di Uni Eropa.

Kita masuki sekarang tema kedua dalam acara SARI PERS INTERNASIONAL SJDW. Mahkamah Agung Amerika Serikat memutuskan, para tahanan di Guantanamo memiliki hak untuk mengajukan tuntutan kepada pengadilan Amerika Serikat. Keputusannya dinilai harian Perancis LE MONDE yang terbit di Paris, kembalinya hukum ketangan para tahanan di Guantanamo. Selanjutnya kami baca:

Keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat memberikan dampaknya. Pada kenyataannya itu berarti sebuah pukulan bagi Presiden George W Bush dan pemerintahannya. Yang pasti sikap Gedung Putih yang menyebut para tahanan sebagai " pejuang musuh" tidak dilindungi hukum Internasional, tidak berpijak pada landasan hukum. Dan sekaligus mengingatkan pemerintah Amerika Serikat agar tidak sewenang-wenang menentukan tindakan hukum .

Harian Denmark JYLLANDS-POSTEN yang terbit di Arhus berkomentar:

Keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat tidak hendak menunjukkan, bagaimana menangani kasus tahanan di Guantanamo. Melainkan hendak menunjukkan penyesalan yang mendalam, dimana telah membuang waktu yang banyak untuk menjelaskan hak hukum yang dimiliki para tahanan.

Terakhir kami kutip komentar harian Belanda VOLKSKRANT yang terbit di Den Haag. Kami baca:

Rintangan utama telah diterobos. Keputusan yang diambil merupakan pukulan pahit bagi pemerintahan Presiden Bush. Cara penahanan dan metode interogasi terhadap para tahanan menampilkan sikap sembrono terhadap negara hukum. Sekarang pemerintah Amerika Serikat ditegur dan diperingatkan sendiri oleh pengadilannya.

.