Sebanyak 11 pendaki di Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar), dilaporkan tewas setelah gunung tersebut mengalami erupsi.
Iklan
Basarnas memberikan update kondisi pendaki yang terjebak saat terjadinya erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat. Basarnas menyebut pihaknya mendata ada 75 pendaki yang berada di sekitar gunung saat erupsi terjadi.
"Jumlah survivor saat ini sudah mencapai 75 orang yang sudah terdata di posko," kata Kepala Basarnas Padang, Abdul Malik, Senin (04/12).
Data itu dikumpulkan hingga pukul 07.10 pagi ini. Dari jumlah itu, 49 orang sudah berhasil dievakuasi.
"49 sudah terevakuasi dengan selamat, sebagian sudah kembali ke rumah, sebagian di dua rumah sakit yaitu di Padang Panjang dan di Bukittinggi," ucapnya.
Basarnas yang melakukan pencarian pendaki lainnya menemukan tiga orang dalam kondisi selamat. Sementara itu 11 orang dalam kondisi meninggal dunia.
"Tim gabungan sudah berhasil menemukan tiga orang selamat dan 11 orang dalam keadaan mike delta (meninggal dunia)," tuturnya.
"Dan saat ini lagi proses evakuasi dari puncak ke bawah," sambungnya.
Dengan ini, total pendaki yang masih belum ditemukan berjumlah 12 orang lagi.
Gunung Marapi yang terletak di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, mengalami erupsi pada hari Minggu (03/12) pukul 14:54 WIB. Dampak erupsi Gunung Marapi, wilayah Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Bukittinggi mengalami hujan abu vulkanik.
Sementara, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Marapi menyebut durasi letusan Gunung Marapi terjadi selama selama 4 menit 41 detik. Ketinggian dari erupsi ini mencapai 30 mm.
Iklan
Upaya tim gabungan
Tim gabungan masih terus berupaya melakukan pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR) terhadap para pendaki yang belum berhasil turun. Oleh sebab itu, masyarakat diminta agar tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
"Masih simpang siur. Belum dapat dipastikan," jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Bambang Warsito.
Hingga saat ini pihaknya bersama BPBD Kabupaten Tanah Datar terus berkoordinasi dengan lintas instansi terkait guna memonitor perkembangan di lapangan, termasuk melakukan tindakan cepat apabila kembali terjadi aktivitas vulkanik susulan.
Erupsi Gunung Semeru: Penyebab dan Dampaknya
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada Sabtu (04/12) sekitar pukul 15.00 WIB. Lebih dari 20 orang meninggal, puluhan lainnya luka-luka, dan ribuan warga mengungsi ke tempat aman.
Foto: Aditya Hendra/XinHua/dpa/picture alliance
Korban jiwa erupsi Gunung Semeru
Erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu (04/12) pukul 15.00 WIB. Berdasarkan data BNPB, hingga kini ada 5.205 masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Sebanyak 1.300 orang di antaranya telah mengungsi. Jumlah korban jiwa juga bertambah menjadi 21 orang hingga Senin (06/12). Untuk korban luka berjumlah 56 orang. Terdiri dari 35 orang luka berat, dan 21 orang luka ringan.
Foto: Suryanto/AA/picture alliance
Basarnas kerahkan tim untuk pencarian korban
"Lima tim itu terdiri dari banyak unsur di situ. Kita akan membagi lima tim ini ke empat sektor," kata Kepala seksi operasi dan siaga Basarnas Surabaya, I Wayan Suyatna, Senin (06/12). "Sektor A itu di Desa Curah Kobokan, sektor B itu di Desa Kajar Kuning, kemudian Sektor C ada dua tim di situ di penambangan pasir. Kemudian sektor D, itu di desa Kebondeli," tambahnya.
Foto: Juni Kriswanto/AFP/Getty Images
Warga kehilangan rumah dan ternak
Ratusan rumah di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, terendam abu vulkanik Gunung Semeru. "Harta benda kami habis. Hewan peliharaan kami mati semua," ujar Ponirin, warga yang ditemui di lokasi, Minggu (05/12). Beruntung, warga di kawasan tersebut selamat semua, karena seluruh warga berhasil mengevakuasi diri ke tempat aman.
Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Pantauan udara BNPB
Senin (06/12), kondisi di sepanjang daerah aliran lahar di Curah Kobokan, Lumajang, Jawa Timur, mengalami kerusakan dan tertutup material vulkanik dari awan panas guguran Gunung Semeru. Beberapa titik di sepanjang aliran lahar juga masih muncul kepulan asap dari material awan panas guguran. Jembatan Gladak Perak di Desa Curah Kobokan rusak dan memutus jalur darat antara Lumajang menuju Malang.
Foto: Juni Kriswanto/AFP/Getty Images
Potensi erupsi susulan
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (PVMBG KESDM) mengungkapkan erupsi Gunung Semeru masih bisa terjadi lagi. "Apakah masih ada potensi erupsi susulan? Pastinya masih ada erupsi susulan atau awan panas guguran itu masih ada, tetapi seberapa besarnya kami sulit menentukan itu," kata Kepala PVMBG KESDM Andiani.
Foto: Zabur Karuru/Antara Foto/REUTERS
Erupsi dipicu ketidakstabilan endapan
"Letusan Gunung Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian berupa penghancuran kubah atau lidah lava, serta pembentukan kubah lava atau lidah lava baru," ucap Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Lelono dalam kanal YouTube BPNB Indonesia, Sabtu (04/12). Penghancuran kubah mengakibatkan pembentukan awan panas guguran. Menurutnya, awan panas itu merupakan karakteristik Semeru.
Foto: Trisnadi/AP Photo/picture alliance
"Paku Pulau Jawa"
Gunung Semeru, gunung berapi tipe A memiliki julukan Paku Pulau Jawa yang mengeluarkan awan panas guguran atau APG. Mengutip dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, gunung api tipe A adalah gunung berapi yang punya catatan sejarah letusan sejak tahun 1600.
Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Material yang dikeluarkan Gunung Semeru
Material berupa batu, kerikil, abu, pasir dari awan panas guguran Semeru bisa menempuh kecepatan 100 kilometer per jam dan mengikuti lereng gunung berapi. Dari jauh akan tampak seperti awan bergulung-gulung yang turun lereng. Apabila terjadi di malam hari, penampakannya terlihat membara. ha/hp (Detik, BNPB)
Foto: Juni Kriswanto/AFP/Getty Images
8 foto1 | 8
Di samping itu, BPBD Kabupaten Agam dan Tanah Datar juga terus memberikan imbauan kepada masyarakat, wisatawan, dan pendaki untuk terus mengenakan masker, menyusul terjadinya abu vulkanik yang ditimbulkan atas erupsi Gunung Marapi. Di sisi lain, khususnya bagi wisatawan maupun pendaki dilarang keras untuk melakukan aktivitas di radius 3 kilometer dari kawah utama.
Berdasarkan data yang dihimpun, dampak yang ditimbulkan pada kejadian erupsi Gunung Marapi tidak hanya sebaran hujan abu vulkanik saja namun juga hujan abu yang disertai batu. Adapun wilayah yang terdampak hujan abu vulkanik mencakup empat wilayah kecamatan, yakni Canduang, Sungai Pua, Ampek-Ampek, dan Malalak.
Kemudian wilayah yang dilaporkan terdampak hujan abu disertai batu terjadi di kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, IV Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan, dan Kamang Magek. (ha)