Batasi Arus Migran, Finlandia Tutup Perbatasan dengan Rusia
29 November 2023
Menteri Dalam Negeri Finlandia Mari Rantanen mengatakan penutupan perbatasan akan berlangsung hingga 13 Desember 2024. Pemerintah yakin negara tetangganya, Rusia, mendorong masuknya migran ke wilayah Finlandia.
Kremlin disebut menggunakan migran sebagai bagian dari "perang hibrida” yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas negara Nordik tersebut setelah Finlandia masuk ke dalam NATO.
Bulan ini, pihak berwenang Finlandia mengatakan sekitar 900 orang menyeberang dari Rusia, arus peningkatan migran yang tidak biasa. Jumlahnya sudah mulai bertambah sejak Agustus lalu.
"Pemerintah telah memutuskan untuk menutup semua titik persimpangan di seluruh perbatasan timur,” kata Perdana Menteri Petteri Orpo kepada jurnalis, seraya menambahkan bahwa hal ini adalah situasi yang "luar biasa”.
Iklan
PM Orpo: Rusia yang menyebabkan situasi ini
"Finlandia mempunyai alasan kuat untuk mencurigai masuknya (migran) diorganisir oleh negara asing. Ini berkaitan dengan operasi Rusia dan kami tidak akan menerimanya,” kata Orpo.
"Kami tidak menerima upaya apa pun untuk melemahkan keamanan nasional kami. Rusia yang menyebabkan situasi ini dan Rusia juga dapat menghentikannya,” tambahnya.
Helsinki menuduh Moskow mendorong migran dari Timur Tengah dan Afrika menuju perbatasan melalui hutan lebat di selatan hingga lanskap Arktik yang terjal di utara.
Pengungsi Global: Melarikan Diri dari Bahaya
PBB melaporkan ada 82,4 juta pengungsi di seluruh dunia yang melarikan diri dari perang, penindasan, bencana alam hingga dampak perubahan iklim. Anak-anak pengungsi yang paling menderita.
Foto: KM Asad/dpa/picture alliance
Diselamatkan dari laut
Seorang bayi mungil diselamatkan seorang penyelam polisi Spanyol ketika nyaris mati tenggelam. Maroko pada Mei 2021, untuk sementara melonggarkan pengawasan di perbatasan dengan Ceuta. Ribuan orang mencoba memasuki kawasan enklave Spanyol itu dengan berenang di sepanjang pantai Afrika Utara. Foto ini dipandang sebagai representasi ikonik dari krisis migrasi di Ceuta.
Foto: Guardia Civil/AP Photo/picture alliance
Tidak ada prospek
Laut Mediterania adalah salah satu rute migrasi paling berbahaya di dunia. Banyak pengungsi Afrika yang mencoba dan gagal menyeberang ke Eropa, sebagian terdampar di Libia. Mereka terus berjuang untuk bertahan hidup dan seringkali harus bekerja dalam kondisi yang menyedihkan. Para pemuda di Tripoli ini contohnya, banyak dari mereka masih di bawah umur, menunggu dan beharap pekerjaan serabutan.
Foto: MAHMUD TURKIA/AFP via Getty Images
Hidup dalam sebuah koper
Sekitar 40% pengungsi adalah anak-anak. Beberapa tahun silam, 1,1 juta warga minoritas Muslim Rohingya melarikan diri dari kekerasan militer Myanmar ke Bangladesh Kamp pengungsi Cox's Bazar salah satu yang terbesar di dunia. LSM SOS Children's Villages peringatkan kekerasan, narkoba dan perdagangan manusia adalah masalah yang berkembang di sana, seperti halnya pekerja anak dan pernikahan dini.
Foto: DANISH SIDDIQUI/REUTERS
Krisis terbaru
Perang saudara di wilayah Tigray di Etiopia yang pecah baru-baru ini, telah memicu pergerakan pengungsi besar lainnya. Lebih dari 90% populasi Tigray saat ini bergantung pada bantuan kemanusiaan. Sekitar 1,6 juta orang melarikan diri ke Sudan, 720 ribu di antaranya adalah anak-anak. Mereka terjebak di wilayah transit, menghadapi masa depan yang tidak pasti
Foto: BAZ RATNER/REUTERS
Ke mana pengungsi harus pergi?
Pulau-pulau di Yunani jadi target pengungsi dari Suriah dan Afganistan, yang secara berkala terus berdatangan dari Turki. Banyak pengungsi ditampung di kamp Moria, pulau Lesbos, sampai kamp tersebut terbakar September lalu. Setelah itu, keluarga ini datang ke Athena. Uni Eropa telah berusaha selama bertahun-tahun untuk menyetujui strategi komunal dan kebijakan pengungsi, tetapi tidak berhasil.
Foto: picture-alliance/dpa/Y. Karahalis
Eksistensi yang keras
Tidak ada sekolah untuk anak-anak pengungsi Afganistan yang tinggal di kamp pengungsi Pakistan. Kamp tersebut telah ada sejak intervensi Soviet di Afganistan pada tahun 1979. Kondisi kehidupan di sana buruk. Kamp tersebut kekurangan air minum dan akomodasi yang layak.
Foto: Muhammed Semih Ugurlu/AA/picture alliance
Dukungan penting dari organisasi nirlaba
Banyak keluarga di Venezuela yang tidak melihat ada masa depan di negaranya sendiri, mengungsi ke negara tetangga, Kolombia. Di sana mereka mendapat dukungan dari Palang Merah yang memberikan bantuan medis dan kemanusiaan. Organisasi ini juga mendirikan kamp transit di sebuah sekolah di kota perbatasan Arauquita.
Foto: Luisa Gonzalez/REUTERS
Belajar untuk berintegrasi
Banyak pengungsi berharap masa depan yang lebih baik bagi anak-anak mereka di Jerman. Di Lernfreunde Haus-Karlsruhe, anak-anak pengungsi dipersiapkan untuk masuk ke sistem sekolah Jerman. Namun, selama pandemi COVID-19, mereka kehilangan bantuan untuk mengintegrasi diri mereka ke dalam masyarakat baru itu. (kfp/as)
Foto: Uli Deck/dpa/picture alliance
8 foto1 | 8
Rusia bantah tuduhan Finlandia
Sejak Agustus, sekitar 1.000 migran telah memasuki Finlandia tanpa visa atau dokumen yang sah. Orang-orang dari negara seperti Afganistan, Eritrea, Etiopia, Irak, Pakistan, Somalia, Suriah, dan Yaman, telah tiba di perbatasan, sebagian besar dari mereka mencari suaka.
Menteri Luar Negeri Finlandia Elina Valtonen mengatakan bahwa Rusia "memanfaatkan migran” sebagai bagian dari "perang hibrida.”
Finlandia bergabung dengan NATO, keputusan ini dipicu oleh invasi Moskow ke Kyiv. Sebelum akhirnya Finlandia bergabung ke NATO, para pejabat Finlandia memperingatkan bahwa Rusia dapat mencari cara untuk mengacaukan stabilitas negaranya sebagai pembalasan, termasuk serangan dunia maya dan mengirim migran ke perbatasannya.
"Kami memiliki bukti yang menunjukkan bahwa tidak seperti sebelumnya, tidak hanya otoritas perbatasan Rusia yang membiarkan orang-orang tanpa dokumentasi yang jelas memasuki perbatasan Finlandia, tetapi mereka juga secara aktif membantu mereka memasuki zona perbatasan,” kata Valtonen.
Kremlin membantah telah mendorong kedatangan para migran tersebut dan mengatakan mereka menyesali tindakan Helsinki yang menutup perbatasan. Pekan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Finlandia seharusnya mencoba "mencari solusi yang dapat diterima bersama atau menerima penjelasan."