Misi pendaratan di bulan juga membawa ratusan kilo batuan bulan. Berbeda dengan batu bumi, batu bulan ibarat arsip yang menyimpan sejarah bumi dan planet dari saat pembentukannya.
Iklan
Batuan Bulan Ungkap Misteri Pembentukan Planet Bumi
03:58
Para Astronot Apollo, membawa sampel batuan bulan dari enam lokasi pendaratan ke bumi. Beberapa diantaranya sampel inti bor dari kedalaman beberapa meter. Seluruhnya diangkut sekitar 400 kilo batuan bulan, dari yang berukuran debu halus sampai seukuran bola sepak.
Sampel batuan bulan terbukti jadi harta karun berharga tinggi. Pakar geologi planet dari DLR-Institut für Planetenforschung Berlin, Prof. Ralf Jaumann menjelaskan, umat manusia mengeruk banyak keuntungan ilmiahnya dari "oleh-oleh" dari bulan yang dibawa para astronot itu.
Prof. Ralf Jaumann menjelaskan lebih jauh: "Batuan ini berasal dari benda langit lain. Dan hampir seluruh batuan ini berumur sangat tua. Tentu saja ini merupakan harta karun. Batuan menunjukkan, bagaimana perkembangan bulan dalam empat milyar tahun terakhir. Selain itu karena posisinya dekat bumi, kami bisa menarik neraca kecil tentang bagaimana kemungkinan perkembangan bumi."
Informasi ini sudah lama musnah dari bumi. Sebab batuan di bumi terus melakukan daur ulang. Batuan yang ada di bumi saat ini, nyaris semuanya batuan baru dan tidak lagi tersisa batuan dari fase awal pembentukannya.
Tektonik Lempeng gerus sejarah batuan
Akibat tektonik lempeng, batuan purba di bumi menujam ke bawah tanah, dilumerkan suhu tinggi, dan kembali dimuntahkan ke permukaan oleh gunung berapi. Jejak dari masa awal bumi dengan itu dihapus. Proses dinamika ini terus berlangsung di bumi.
Sebaliknya dari bumi, bulan ibaratnya sebuah gudang arsip. Semua jejak sejarah perkembangannya dari awal pembentukan tetap bertahan hingga kini. Sejumlah eksperimen dilakukan sebelum manusia kembali mendarat di bulan. Beberapa negara adidaya ruang angkasa mengirim satelit yang meneliti permukaan bulan.
Mengenal Gerakan Lempeng Tektonik
01:47
This browser does not support the video element.
Rekaman satelit juga membantu mengungkap rahasia kawah-kawah di bulan. Para peneliti sebelumnya menduga, kawah itu indikasi adanya aktivitas vulkanik. Kini diketahui, tabrakan dahsyat meteorit yang menciptakan kawah-kawah di bulan. Salah satunya kawah raksasa dengan diameter 90 kilometer. Yang dikelilingi sebuah pegunungan raksasa setinggi pegunungan Alpina.
"Semua tercipta dalam waktu beberapa menit. Berbeda dengan di bumi. Kita ketahui, lempeng benua bertabrakan, tercipta pegunungan dalam kurun jutaan tahun. Kemudian lenyap kembali. Di bulan semua tercipta dalam waktu hanya 20 menit, setelah itu tuntas. Dalam peristiwa itu tercipta pegunungan raksasa. Tentu saja hal ini mengubah secara mendasar gagasan perkembangan geologi di bumi.", paparProf. Ralf Jaumann lebih jauh lagi.
Ungkap perkembangan planet di Tata Surya
Batuan bulan yang diangkut ke bumi dalam rangkaian misi Apollo diteliti lebih rinci di laboratorium di bumi. Batuan ini memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana perkembangan planet-planet di Tata Surya.
Terobosan Teknologi Dipacu Pendaratan di Bulan
03:22
This browser does not support the video element.
Pakar geologi planet dari DLR-Institut für Planetenforschung Berlin, Prof. Ralf Jauman menjelaskan lebih lanjut: "Jika melangkah lebih jauh, dan berasumsi ini bukan hanya berlaku buat bulan, tapi untuk seluruh tata surya, artinya ini bisa berlaku juga di planet-planet lain. Artinya, bulan memasok skala waktu untuk perkembangan di dalam tata surya. Hal ini tidak eksis sebelum misi Apollo.
Perkembangan di sistem Tata Surya sangat bergejolak, lebih hebat dari dugaan semula. Asteroid dan komet terus menerus menabrak benda langit lainnya. Empat milyar tahun silam, bombardemen benda langit ini sangat dahsyat.
Setelah pendaratan pertama di Bulan, peneliti mengembangkan teori baru. Bulan tercipta dari lontaran material, akibat sebuah benda langit seukuran Mars menabrak bumi. Tapi hingga kini, masih banyak rahasia yang belum terkuak.
Apollo 11: Mendarat di Bulan 50 Tahun Lalu
Setengah abad sudah lewat, sejak Neil Armstrong menapakkan kaki di bulan. Ini langkah spektakuler. Di zaman sekarang pun orang masih merasakan kekaguman jika melihat foto-foto dari pendaratan pertama.
Foto: NASA
"One small step for [a] man"
Langkah pertama di bulan. Ketika melangkah di permukaannya tanggal 20 Juli 1969, Neil Armstrong mengatakan kalimat yang dikenal luas: "That's one small step for [a] man, one giant leap for mankind." (Ini langkah kecil untuk seseorang, tapi loncatan raksasa bagi manusia."
Foto: NASA
Tahap awal peluncuran
Dari ruang kontrol Kennedy Space Flight Center (KSC) Direktur program Apollo, Samuel C. Phillips, mengontrol semua aktivitas sebelum peluncuran tanggal 16 Juli 1969. Apollo 11, misi pendaratan pertama dimulai dengan peluncuran roket Saturn V. Apollo 11 membawa Neil Armstrong, Edwin "Buzz" Aldrin dan Michael Collins.
Foto: NASA
Tontonan publik
Tiga orang ini termasuk ribuan lainnya yang berdatangan ke kawasan pantai dan jalanan di dekat Kennedy Space Center, areal peluncuran roket NASA di Florida. Mereka datang untuk mengawasi peluncuran Apollo dari jarak dekat. Sekitar sejuta orang berdatangan untuk melihat peluncuran bersejarah tersebut.
Foto: NASA/Kennedy Space Center
Cahaya, kamera, siap, meluncur!
Peluncuran Apollo 11 juga diberitakan ribuan reporter. Sejumlah 3.497 wartawan resmi punya akreditasi, dan memenuhi areal spesial untuk pers pada Kennedy Space Flight Center (KSC), di hari peluncuran tanggal 16 Juli 1969.
Foto: NASA
Pekerjaan tim
Seorang anggota kru Apollo11 tidak ikut mendarat di bulan, melainkan tetap berada di pesawat yang mengorbit bulan. Michael Collins (tengah) mengatakan tahun 2009 lalu: "Saya tahu, saya akan jadi pembohong atau orang tolol jika saya mengatakan, bahwa saya menduduki kursi terbaik [di Apollo 11] tapi saya bisa mengatakan dengan jujur, saya puas dengan apa yang saya capai."
Foto: NASA/Kennedy Space Center
"Elang sudah mendarat!"
Tanggal 20 Juli 1969 pukul 20:17:58 waktu UTC (Waktu Universal Terkoordinasi) Neil Armstrong memberikan laporan singkat: "The eagle has landed!". Tetapi sampai keduanya benar-benar bisa melangkah di bulan, masih perlu waktu. Pertama-tama perjalanan pulang ke bumi harus dipersiapkan.
Foto ini dibuat Michael Collins tanggal 21 Juli. Yang tampak adalah modul bernama Eagle (elang) ketika kembali dari bulan. Bumi tampak di belakang katulistiwa bulan. Collins tetap berada di pesawat komando "Columbia" yang berada di orbit bulan.
Foto: NASA
Sampel no. 10003
Ketika berada di bulan selama dua setengah jam, Armstrong dan Aldrin mengumpulkan 47 pon materi dari permukaan bulan, dan membawanya kembali ke Bumi. Misalnya bongkah kecil ini. Foto ini dibuat 27 Juli setelah mereka kembali ke Bumi. Selama enam kali pendaratan di bulan, para astronot mengumpulkan 2.415 sampel, hampir 400 kg. Daftarnya terdapat dalam "Lunar Sample and Photo Catalog".
Foto: NASA/AccuSoft Inc.
Kembali ke Bumi
Tanggal 24 Juli pukul 16:50 UTC kru Apollo 11 mendarat di Pasifik, 21 km dari kapal induk USS Hornet, 1.480 km di barat daya Hawaii. Setelah mendarat mereka harus mengisi formulir untuk bea cukai, dan menyatakan membawa sampel dari bulan. Untuk pertanyaan, apakah mereka membawa bibit penyakit, mereka menjawab "To be determined" (akan ditentukan). Setelah itu mereka ditempatkan dalam karantina.
Foto: NASA/Johnson Space Center
Superstar bukan hanya dengan baju astronot
Setelah kembali ke bumi, mereka mengadakan tur selama 45 hari ke 24 negara dan 27 kota. Pada foto tampak para astronot ketika ikut parade di ibu kota Meksiko, Mexico City. Dengan tur itu AS menyatakan kesediaan untuk membagi pengetahuan mereka tentang luar angkasa. (Ed.: ml/as)