Perusahaan raksasa farmasi ini akan menghapus satu dari tujuh pabriknya di Jerman. Bayer tengah sibuk dengan rekstrukturisasi perusahaan akibat masalah keuangan dan hukum yang mendera.
Iklan
Perusahaan raksasa yang bergerak di bidang farmasi dan pertanian asal Jerman ini mengumumkan pada Selasa (10/4) akan memangkas sebanyak 4.500 dari sekitar 32 ribu pekerjanya di Jerman. Hal ini akan berimbas besar untuk salah satu dari tujuh pabriknya di Jerman.
Desember tahun lalu, perusahaan ini juga telah mengumumkan akan memangkas sebanyak 12 ribu pekerja dari cabang-cabang internasionalnya. Perusahaan yang telah berdiri sejak lebih dari 150 tahun ini telah memiliki cabang di 90 negara. Keputusan pemangkasan yang lebih besar pada Selasa lalu mengejutkan para pekerja. Tahun lalu mereka sudah sempat sampaikan protes soal hal ini. Para pekerja inilah yang akan merasakan dampak terbesarnya.
Bayer berdalih bahwa pemangkasan ini penting untuk tetap mempertahankan laba perusahaan, serta untuk bertahan dalam kompetisi global. Hal ini juga untuk menghindari tumpang tindih dengan akusisi besar yang baru-baru ini Bayer miliki, yakni perusahaan yang bergerak di bidang pertanian raksasa asal AS, Monsanto pada 2018 lalu.
Sementara itu, perhatian publik saat ini masih banyak tertuju pada kasus hukum Bayer terkait produk Roundup, yakni produk penyiang gulma atau hebrisida. Produk ini diduga mengandung senyawa berbahaya glifosat penyebab kanker.
Kemalangan Bayer tak hanya sampai di sini. Salah satu produk terbaiknya, yakni obat pengencer darah Xarelto akan habis masa hak patennya di tahun depan.
Sekilas Perusahaan Bayer
Perusahaan kimia dan farmasi Bayer punya sejarah panjang. Perusahaan ini memproduksi Aspirin dan Heroin. Sejarah kelam tertoreh selama kekuasaan Nazi.
Foto: Bayer AG
Sang pendiri: Friedrich Bayer
Bersama dengan sahabatnya, Johann Weskott, Friedrich Bayer 1863 mendirikan sebuah usaha kecil di kota Wuppertal. "Friedr. Bayer et comp." memproduksi bahan pewarna sintetik. Dari persahabatan kedua orang ini berkembang sebuah perusahaan yang mendunia.
Foto: Bayer AG
Rumah dan pabrik
Rumah Friedrich Bayer di Wuppertal (gambar tengah, tahun 1870). Di sebelah kanan tampak gedung pabrik pertamanya. Di gedung ini diproduksi pewarna untuk tekstil. Ketika itu, pewarna termasuk barang mewah.
Foto: Bayer AG
Berawal dari tiga pekerja
Pada tahun pertama, perusahaan Bayer punya 3 pekerja. Gambar tua ini menunjukkan para pekerjanya. 20 tahun kemudian, jumlah pegawai sudah lebih dari 300 orang. Saat ini, Bayer punya 110.000 pekerja di seluruh dunia.
Foto: Bayer AG
Phenacetin, obat sakit kepala
Obat sakit kepala produksi pertama Bayer adalah Phenacetin. Bahan ini adalah produk sampingan dalam proses produksi pewarna. Tapi karena punya efek samping yang tidak baik, bahan ini sekarang dilarang di Jerman.
Foto: Bayer AG
Pabrik baru di Leverkusen
Foto ini menunjukkan kompleks pabrik Bayer di tepi sungai Rhein. Di pabrik ini diproduksi bahan pewarna Alizarin yang berwarna merah darah. 1912 Bayer resmi pindah ke Leverkusen. Sebelum Perang Dunia I, perusahaan kimia dan farmasi ini sudah punya cabang di banyak negara.
Foto: Bayer AG
Heroin sebagai obat batuk
Sebelum Perang Dunia I, Bayer sudah mendaftarkan hak paten untuk Diacetylmorphin. Bahan ini dipromosikan sebagai obat batuk, demam, darah tinggi dan sakit paru-paru. Diacetylmorphin juga dipakai untuk mengurangi rasa sakit tentara yang terluka. Bahan ini lebih dikenal sebagai heroin dan sejak Perang Dunia II dikategorikan sebagai obat terlarang.
Foto: public domain
Gas beracun Zyklon B
Mulai tahun 1925, Bayer bergabung dengan konsorsium IG Farben, yang memproduksi bahan pembasmi hama Zyklon B. Gas beracun ini kemudian digunakan tentara Nazi untuk membunuh warga Yahudi di kamp-kamp penampungan. Tahanan Nazi juga dijadikan tenaga kerja paksa. Di Leverkusen tahun 1944 ada 4300 tenaga kerja paksa.
Foto: picture-alliance/ ZB
Penicilin melawan wabah penyakit
Setelah Perang Dunia ke II, Bayer didirikan lagi tahun 1951. Bayer memproduksi Penicilin yang ditemukan oleh Alexander Fleming. Bahan ini digunakan untuk menghadapi penyakit infeksi seperti pes, syphilis dan tuberkolose. Harganya relatif murah.
Foto: Bayer AG
Aspirin: Obat paling populer
Tahun 1969, ketika Apollo 11 terbang ke bulan, Aspirin dibawa sebagai persediaan. Setiap tahun, sekitar 11 miliar tablet Aspirin dijual di lebih 70 negara. Tapi Aspirin tidak baik untuk anak-anak. Dengan Aspirin, Bayer mengeruk keuntungan milyaran.
Foto: Bayer AG
Raksasa farmasi
Apa yang dimulai dari sebuah usaha kecil, sekarang menjadi perusahaan raksasa yang berpusat di kota Leverkusen. Setiap tahun, omset perusahaan ini mencapai 40 miliar Euro.
Foto: picture-alliance/dpa
10 foto1 | 10
Pemangkasan pekerja ini akan berimbas pada cabang Bayer di kota Berlin, Wuppertal dan Mohnheim. Dewan pekerja telah setuju dengan pemangkasan pekerja ini mengingat pentingnya menjaga agar lingkungan bisnis "tetap menarik", juga pesangon yang memadai bagi setiap pekerja.
Bayer saat ini tengah bekerja keras dalam perbaikan struktur perusahaan secara besar-besaran. Mereka berharap hal ini akan menghemat hingga 2,6 miliar Euro atau 41 triliun Rupiah per tahun. Setidaknya sebanyak 4,4 miliar Euro (70 triliun Rupiah) akan dikucurkan Bayer untuk proyek besar ini.