Guardiola harus menghadapi klub yang pernah dibesarkannya. Di arena Liga Champions Bayern telah bertemu Barcelona enam kali.
Iklan
Dipastikan pertandingan semifinalantara kedua klub ini akan berjalan seru, mengingat ambisi kedua klub ini untuk mengakhiri musim dengan tiga gelar. Pertandingan babak semifinal ini menjadi momen yang spesial, bagi Barcelona dan bagi Pep Guardiola, yang sebelum mengasuh Bayern telah melatih Barcelona dari 2008 - 2012.
Barcelona akan turun ke lapangan dengan tekad untuk membalas kekalahan mereka atas Bayern München dua tahun lalu. Pada babak semifinal Liga Champions musim 2012/13, Barcelona dipermalukan Bayern 0:3 di kandang. Dan dalam pertandingan ke-dua di München dilumat dengan skor 0:4. Namun secara keseluruhan, sejarah pertemuan kedua klub ini didominasi Bayern. Klub kota München ini mengantongi empat kemenangan atas Bayern, 1 kali seri dan hanya menderita 1 kali kekalahan.
Sementara dalam pertandingan semifinal lainnya, pemegang rekor Liga Champions akan berhadapan dengan Juventus.
Wajah di Balik Kesuksesan FC Bayern
Dengan gelar Bundesliga ke 25, Bayern München terus perpanjang rekor. Tapi siapa yang berperan membawa Bayern ke tampuk juara Bundesliga musim ini?
Foto: Reuters
Peracik Strategi
Dalam waktu singkat Pep Guardiola sukses membumikan konsepnya di FC Bayern. Roben dkk. memahami taktik entrenador asal Spanyol itu, yakni penguasaan bola dan permainan umpan pendek yang dipadu dengan pertukaran posisi. Ditambah dengan determinasi tinggi, tidak jarang Bayern membukukan skor akhir 3:0 atau 4:0. Singkatnya Pep menyempurnakan transformasi Bayern yang diawali oleh Louis van Gaal.
Foto: Getty Images
Der Kapitän
Entah itu sebagai sayap belakang, di kiri dan di kanan, atau bahkan sebagai gelandang bertahan, Philipp Lahm tidak pernah jauh dari gelar pemain kelas dunia. "Ia adalah pemain paling cerdas yang pernah saya latih," tutur Guardiola beberapa waktu lalu. Sang pelatih tidak keliru, Lahm adalah jantung konsistensi permainan Bayern.
Foto: Getty Images
Benteng Terakhir
Harus diakui, Manuel Neuer musim ini lebih sering menganggur di bawah mistar gawang, terlebih dalam laga di Bundesliga. Tapi tidak ada yang meragukan, penjaga gawang yang dibesarkan oleh Schalke itu adalah termasuk yang terbaik di dunia.
Foto: Getty Images
Pemain Idaman
"Dia atau tidak seorangpun," kata Guardiola di awal musim soal Thiago Alcantara. Bayern kemudiaan membeli gelandang Barcelona itu dengan harga yang relatif murah, 25 juta Euro. Thiago tidak butuh waktu lama untuk membiasakan diri dengan gaya permainan Guardiola. Ia adalah arsitek yang mengatur pergerakan bola dan serangan Bayern.
Foto: picture-alliance/dpa
Kapten Bayangan
Bastian Schweinsteiger tidak banyak merumput musim ini. Terlalu lama ia berkutat dengan cidera yang membekapnya sejak awal musim. Namun kini Schweini kembali berkibar. Kepadanya pemain-pemain Bayern berorientasi. Pengalamannya yang segudang di Liga Champions Eropa bisa berguna buat Bayern di sisa musim ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Sayap Maut
Sebuah skenario lazim di Bayern, ketika Mandzukic mengolah umpan lambung, kedua sayap Bayern, Arjen Robben (ka.) dan Franck Ribery (ki.) melesat ke depan untuk menyambut umpan sang striker. Perkaranya tidak ada yang bisa menghentikan laju kedua sayap Bayern itu selama 90 menit penuh.
Foto: Getty Images
Pembunuh Raksasa
Dan jika ujung tombak Bayern menemui jalan buntu, Thomas Müller selalu bisa diandalkan. Pemain didikan Bayern ini punya dedikasi dan semangat yang bisa mempengaruhi pemain lain. Selain itu penyerang cepat berkaki panjang itu punya naluri yang unik. Ia tahu ke mana harus berlari untuk membuat barisan pertahanan lawan kocar kacir.
Foto: Getty Images
Pinangan dari Kompetitor
Berulangkali FC Bayern membeli pemain-pemain terbaik dari pesaing terkuatnya di Bundesliga. Dalam kasus Mario Götze, Bayern harus menawarkan dana transfer 37 juta Euro dan kesempatan berlatih di bawah pelatih terbaik di dunia. Pemain didikan Dortmund itu pun kini merumput di Allianz Arena sebagai penyerang bayangan.