1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Beda Polisi dan FPI soal Tewasnya 6 Pengawal Rizieq Shihab

8 Desember 2020

Polisi sebut pengikut Rizieq Shihab melawan polisi dengan menodongkan senjata api dan senjata tajam sehingga berujung terjadinya "baku tembak". FPI sebut pernyataan polisi adalah upaya untuk memutarbalikkan fakta.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran (kanan) dan Pangdam Jaya Mayjen Dudung (tengah) menunjukkan senjata sebagai bagian dari bukti dugaan penyerangan terhadap anggota kepolisian. Foto diambil di Polda Metro Jaya (07/12).
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran (kanan) dan Pangdam Jaya Mayjen Dudung (tengah) menunjukkan senjata sebagai bagian dari bukti dugaan penyerangan terhadap anggota kepolisian. Foto diambil di Polda Metro Jaya (07/12).Foto: Agung Pambudhy/detikcom

Polda Metro Jaya menyebutkan adanya penyerangan terhadap polisi saat melakukan pembuntutan terhadap kendaraan pengikut Habib Rizieq Shihab di Tol Jakarta-Cikampek. Pihak kepolisian juga menyampaikan adanya baku tembak dalam kejadian itu sehingga mengakibatkan 6 pengawal Habib Rizieq tewas tertembak.

Hal itu disampaikan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Senin (07/12). Peristiwa itu sendiri terjadi pada Senin, 7 Desember 2020, dini hari di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek.

"Tadi pagi sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50. Telah terjadi penyerangan terhadap anggota Polri yang melaksanakan tugas penyelidikan terkait dengan rencana pemeriksaan MRS (Muhammad Rizieq Shihab), yang dijadwalkan berlangsung hari ini, jam 10.00 WB," ucap Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Senin (07/12).

Fadil Imran menjelaskan awalnya pihaknya mendapatkan informasi adanya pengerahan massa yang akan mengawal pemeriksaan Habib Rizieq yang sedianya dilaksanakan pada Senin (07/12). Pemeriksaan itu sendiri tidak dihadiri Habib Rizieq dengan alasan masih pemulihan.

"Berawal dari informasi akan terjadi pengerahan massa pada saat Saudara MRS dilakukan pemeriksaan di Polda Metro Jaya dari berbagai sumber, termasuk rekan-rekan media mungkin mendapatkan berita melalui WA group bahwa akan ada pengerahan kelompok massa untuk mengawal pemeriksaan MRS di Polda Metro Jaya. Terkait dengan hal tersebut, kami Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut," katanya.

Informasi tersebut kemudian diselidiki. Tim kepolisian kemudian membuntuti kendaraan pengikut Habib Rizieq di Tol Jakarta-Cikampek.

"Tindakan tegas dan terukur karena keselamatan terancam"

Pada saat di tol, kendaraan petugas dipepet dan diberhentikan oleh dua kendaraan pengikut Habib Rizieq. Pengikut Habib Rizieq juga disebut melawan polisi dengan menodongkan senjata api dan senjata tajam berupa samurai dan celurit kepada anggota.

Karena membahayakan keselamatan jiwa petugas pada saat itu, kemudian petugas melakukan tindakan tegas dan terukur sehingga 6 orang meninggal dunia. Sementara 4 orang lainnya melarikan diri.

Fadil Imran mengatakan petugas di lapangan melakukan tindakan tegas dan terukur karena keselamatan jiwanya terancam.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang, meninggal dunia sebanyak 6 orang," kata Fadil Imran.

Untuk kerugian petugas berupa kerugian materiil, yaitu kerusakan kendaraan karena ditabrak pelaku dan adanya bekas tembakan pelaku pada saat di TKP. Dalam kejadian itu, 4 pengikut HRS lainnya yang terlibat dalam kejadian melarikan diri.

"Untuk yang 4 lainnya, melarikan diri," kata Fadil.

Berikut ini identitas 6 orang yang tewas dalam kejadian itu:

a. Faiz Ahmad Syukur/LK/22 Thn
b. Andi Oktiawan /LK/33 Thn
c. M. Reza /LK/20 Thn
d. Muhammad Suci Khadavi Poetra /LK/21 Thn
e. Lutfhil Hakim /LK/24 Thn
f. Akhmad Sofiyan /LK/26 Thn.

Apa tanggapan FPI?

Front Pembela Islam (FPI) angkat bicara terkait insiden yang melibatkan 6 laskarnya di Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (7/12) dini hari. FPI membantah adanya baku tembak dan senjata api dalam kejadian itu.

Sekretaris Umum FPI Munarman menjelaskan awalnya pihaknya menyatakan bahwa keenam anggota laskar FPI itu berstatus hilang. Pihak FPI baru mengetahui kabar soal keenamnya itu tewas tertembak setelah mendengar pernyataan pihak kepolisian.

"Jadi pertama-tama saya mau sampaikan bahwa kami sebelum ada pengumuman dari pihak Polda--yang tadi (kemarin, red) itu pun kita dapatnya dari televisi--sebelum kita mendengarkan dari pihak Polda itu kita masih menganggap keenamnya dalam status hilang. Makanya pernyataan kita pertama keluar itu adalah pernyataan statusnya dalam keadaan hilang kita sebutkan karena itu pernyataan dibuat pagi hari sebelum kita mendengar kabar bahwa keenamnya sudah syahid," jelas Munarman dalam jumpa pers di Sekretariat FPI, Jl Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (07/12).

"Diintai sejak kepulangan dari Arab Saudi"

Munarman kemudian menjelaskan peristiwa pengintaian terhadap Habib Rizieq. Habib Rizieq, kata Munarman, diintai sejak berada di Pondok Pesantren di Megamendung, Bogor, pada Jumat (04/12).

"Memang ada beberapa pengintai, di pondok pesantren Habib Rizieq Shihab, hari Jumat itu, ada beberapa pengintai yang ditugaskan oleh institusi resmi negara. Saya tidak mau sebut, yang ditugaskan 24 jam," ucap Munarman.

Munarman menyebut bahwa penjaga pesantren Habib Rizieq di Megamendung, Bogor, menangkap pengintai tersebut. Identitas pengintai pun telah diketahui.

"Ada komunikasi antara laskar penjaga Markaz Syariah Megamendung, dengan para pengintai. Ada tiga orang berhasil dikomunikasikan, dan kita dapat semua data-data. Identitas kita dapat, dan ternyata pengintai bukan hanya di Megamendung, tapi Petamburan... dan Sentul, yang sempat ada aksi demonstrasi di situ," ujarnya.

Dengan alasan-alasan itu, Munarman menyebut Habib Rizieq telah diintai sejak kepulangan dia dari Arab Saudi pada 10 November 2020.

"Artinya, yang mau saya sampaikan. Habib Rizieq Shihab sejak kepulangan diintai secara ketat, oleh 30 orang. Masing-masing 10 orang di Petamburan, 10 orang Megamendung, 10 orang di Sentul," ujar Munarman.

Sekretaris Umum FPI Munarman sebut bahwa Rizieq Shihab sudah diintai sejak kepulangan dari Arab Saudi 10 Novemember 2020 lalu.Foto: Anton Raharjo/AA/picture alliance

Bantah baku tembak

Munarman lalu bercerita saat peristiwa di Tol Jakarta-Cikampek. Dia menyebut Habib Rizieq dan rombongan melakukan perjalanan untuk pengajian keluarga. Habib Rizieq bersama keluarga dikawal oleh laskar. Total ada 8 mobil dalam rombongan tersebut.

"Hari Minggu (6/12) pukul 22.30, beliau meninggalkan lokasi Sentul untuk menuju ke tempat pengajian keluarga inti. Pengajian subuh, tidak libatkan pihak mana-mana, dengan empat keluarga, ada istri, anak, ada menantu. Artinya, ada perempuan di mobil itu, ada cucu beliau, dua orang masih bayi, tiga orang balita, di rombongan Habib Rizieq ada balita. Bayi satu tahun dan ada balita," kata Munarman.

Munarman menyebut ada satu mobil yang menguntit sejak dari Sentul. Kemudian, pengawal Habib Rizieq langsung melindungi Habib Rizieq.

"Dalam perjalanannya, pukul 12.30 WIB atau setengah satu malam. Keluarga menggunakan 4 kendaraan roda empat, dikawal 4 mobil juga. Di perjalanan ada orang menguntit sejak keluarnya beliau, dari Sentul itu. Terus dikuntit dan akhirnya penguntit memotong. Entah apa tujuannya. Kita sebut, apakah dia petugas resmi atau bukan, karena dia tidak berseragam. Berusaha memotong rombongan dan setop kendaraan, dan pengawal bereaksi untuk melindungi Imam Besar Habib Rizieq Shihab. Itu normal karena mereka bertugas untuk mengawal," katanya.

Munarman kemudian menegaskan tidak ada baku tembak dalam peristiwa itu. Ia berkeyakinan seperti itu karena laskar FPI tidak dibekali senjata api.

"Yang patut diberitahukan kepada teman-teman pers semua bahwa fitnah besar, kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak-menembak fitnah itu, laskar kami tidak pernah dibekali senjata api, kami terbiasa tangan kosong, kami bukan pengecut," tegas Munarman.

Munarman kemudian menantang agar senjata api tersebut dicek. Munarman menyebut bahwa pernyataan polisi adalah upaya untuk memutarbalikkan fakta.

"Jadi fitnah dan ini fitnah luar biasa pemutarbalikan fakta dengan menyebutkan bahwa laskar yang lebih dulu menyerang dan melakukan penembakan. Kalau betul itu, itu coba dicek senjata apinya nomor register senjata apinya pelurunya itu semua tercatat, cek saja, silakan dicek, pasti bukan punya kami, karena kami tidak punya akses terhadap senjata api dan tidak mungkin membeli dari pasar gelap. Jadi bohong, bohong sama sekali, apalagi di FPI di kartu anggota FPI dan kartu anggota LPI disebutkan bahwa setiap anggota FPI dilarang membawa senjata tajam, senjata api dan bahan peledak, itu dilarang, kartu anggota kita punya, jadi upaya-upaya memfitnah memutarbalikkan fakta hentikanlah, hentikanlah," papar Munarman.

Munarman juga sempat mempertanyakan jasad keenam laskar FPI tersebut. Menurutnya, pihaknya telah mengecek keenam laskar FPI itu hingga ke lokasi kejadian di Tol Karawang Timur.

"Kemudian kejadiannya kenapa kami menyatakan laskar kami dalam keadaan hilang? Karena memang kami belum tahu di mana keberadaannya, itu membuktikan bahwa mereka dibunuh dan dibantai. Kalau sejak awal tembak menembak itu berarti tewasnya di tempat dong, tewas di tempat pasti banyak, semalem saya sendiri sampai jam 03.00 WIB sudah ngecek dengan teman-teman di lapangan tidak ada jenazah di situ, tidak ada keramaian di situ, yang ada justru petugas aparat setempat yang ada di lokasi yang diperkirakan di pintu Tol Karawang Timur, di tengah malam itu saya sudah cek," tandas Munarman. (Ed: gtp/rap)

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

Beda Polisi dan FPI soal 6 Pengawal Habib Rizieq Tewas Ditembak

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait