Sebuah kisah berjudul “Baby Mau Masuk Islam” karya Feby Indirani dalam kumpulan cerpen Bukan Perawan Maria membuat saya tergelitik. Mengapa demikian? Simak opini Nadya Karima Melati.
Iklan
Cerpen itu bercerita tentang babi selalu dicap haram oleh masyarakat muslim ingin masuk Islam dengan dua kalimat syahadat, supaya babi tersebut bisa menjadi bahan pangan bagi kelompok beragama lain yang kelaparan.
Cerpen itu jeli menangkap dan mengkritisi hal-hal yang terjadi pada kita dalam beragama, khususnya Islam yang menjadi agama mayoritas di Indonesia. Tepat sebelum membaca cerpen tersebut, saya juga menangkap sebuah fenomena keranjingan produk Islami bagi umat, segala hal harus bernuansa Islam ataupun berlabel halal, hampir segala hal mulai dari penampilan selebriti sampai profil instagram. Jika dilihat sepintas, nampaknya umat muslim ini sedang senang beragama.
Hal itu sebetulnya bagus karena beragama mengasah kepekaan dan kepedulian sosial. Tapi bagaimana jika keislaman yang sedang terjadi ditangkap berlebihan seperti dalam cerpen Feby tersebut, alih-alih peduli dengan kemiskinan dan kelaparan, umat muslim menjadi lebih peduli dengan label halal dan haram.
Label Jadi Pedoman
Jenjang sejarah kehidupan manusia biasanya dilacak secara linier dimulai dari berburu dan meramu, menetap dan bercocok tanam, lalu perdagangan dan industri. Jika berpedoman pada siklus linier tersebut, kita yang hidup di kota besar Indonesia berada pada fase ketiga yakni perdagangan dan industri. Hari ini kita tidak memproduksi sendiri makanan.
Semua makanan yang kita butuhkan untuk bertahan hidup sehari-hari berasal dari supermarket, tukang sayur, warteg ataupun penjual bakso pinggir jalan. Sedikit sekali dari kita yang memasak atau bahkan menanam bahan pangan untuk konsumsi setiap hari.
Industri, khususnya industri pangan mulai dari penanaman, perikanan, pemotongan hewan hingga pengolahan dan pengemasan menjadi vital. Jika pada masa bercocok tanam kita bisa mengolah dan mengontrol sendiri bahan-bahan yang masuk ke tubuh, dewasa ini akibat ketergantungan pada industri, label menjadi pedoman bagi manusia untuk mengontrol apa-apa saja dikonsumsi.
Negara hadir untuk mengawasi produk-produk hasil industri ini melalui kewajiban mencantumkan bahan-bahan komposisi dan kandungan pada bungkus kemasan makanan. Hal ini dilakukan supaya warga negara menjadi sadar bahan apa saja yang akan masuk ke dalam tubuhnya dan supaya industri jujur tentang bahan-bahan apa saja yang terkandung. Label menjadi penting karena dia memberi tahu kandungan dan asal-muasal makanan yang akan kita makan.
Berburu Produk Makanan Halal di Jerman
Cari produk makanan halal di Jerman? Tidak masalah. Di Jerman, dapat ditemukan produk-produk makanan maupun supermarket halal. Pembelinya bukan hanya umat Muslim.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Maillard
Di antaranya terdapat di toko-toko Turki
Lebih dari 5% penduduk Jerman atau lebih dari 4 juta orang di Jerman beragama Islam. Itu sebabnya banyak produsen bahan makanan halal melirik pasar di Jerman. Produk mereka biasanya dapat ditemukan di toko-toko yang dikelola warga Jerman keturunan Turki.
Foto: picture-alliance/dpa
Bersertifikasi halal
Meski banyak toko Turki yang menyediakan produk-produk halal, supermarket 'Halalkauf' di Köln menjadi yang pertama kali mencantumkan sertifikasi halal di Jerman. Sertifikat ini dicantumkan di salah satu pilarnya, lengkap dengan keterangan mengenai kehalalan produk dan supermarket itu.
Foto: DW/J.Fraczek
Pelanggannya dari berbagai kalangan
Tiap harinya terdapat ratusan pelanggan yang menyambangi toko ini. Pembeli bukan hanya warga Turki atau beragama Muslim, warga etnis dan mereka yang beragama lain juga kerap berbelanja di sini.
Foto: DW/J.Fraczek
Dari yang segar hingga olahan
Buah-buahan dan sayuran segar dapat ditemukan di pintu masuk supermarket 'Halalkauf'. Di rak-rak supermarket berjajar jenis beras dan biji-bijian, saus, manisan, dan permen. Di bagian belakang supermarket dijual daging-daging segar dan daging olahan seperti sosis misalnya. Semua daging dipotong sesuai dengan aturan dalam agama Islam.
Foto: picture-alliance/dpa
Bisnis keluarga
Supermarket ‘Halalkauf‘ merupakan bisnis keluarga. Supermarket ini dibuka pada bulan Februari 2013 di distrik Ehrenfeld, Köln. Adem Devecioglu, salah satu dari empat bersaudara yang mengelola toko ini mengatakan, pelanggan menghargai kesegaran produk dan ramahnya pelayanan mereka. Sehari-hari dapat terlihat pemandangan, dimana pelanggan asyik mengobrol dengan pengelola toko.
Foto: DW/J.Fraczek
Peluang emas produk makanan halal
Laporan Global Islamic Economy menyebutkan, pertumbuhan makanan dan gaya hidup halal akan tumbuh 10,8% hingga tahun 2019. Dan nilai dari industri di sektor ini akan mencapai sekitar 50 triliun rupiah. Kini, di kota Bonn, dimana DW berada, juga dapat ditemui beberapa toko dan supermarket yang menjual produk-produk makanan halal.
Foto: picture-alliance/dpa
Pengusaha Indonesia tak mau ketinggalan
Baik pengusaha Jerman, maupun negara-negara lain, juga melihat peluang bagus di tengah boomingnya produk halal. Produsen makanan Indonesia pun tak mau ketinggalan, mereka berlomba mengekspor produk halal ke Jerman.
Foto: DW/A. Purwaningsih
7 foto1 | 7
Walau begitu, label bukan jaminan. Di kontingen Eropa, selain mencantumkan kandungan kimia yang terkandung, produk-produk makanan juga diawasi oleh lembaga independen di luar negara dan perusahaan untuk memastikan tidak terjadi kecurangan pada label dan kandungan makanan. Karena pada prinsipnya, industri akan melakukan segala cara untuk mendapat keuntungan lebih banyak.
Banyak hal dilakukan seperti mengganti gula alami dengan pemanis buatan, memberikan pengawet sebagai campuran agar makanan di kemasan lebih tahan lama, banyak rasa-rasa yang kita cicip sehari-hari adalah artifisial alias palsu. Kripik rasa telur asin tidak menggunakan telur asin sungguhan dalam pembuatannya, apabila benar-benar menggunakan paling komposisinya tidak sampai 1% dari seluruh bahan.
Selain mengganti bahan utama dengan bahan artifisial, industri juga jeli untuk melihat potensi pasar. Masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat literasi yang rendah, sedikit orang yang mau peduli pada label kandungan makanan yang biasanya terdapat di balik kemasan. Hal ini ditunjang dengan label yang kecil dan sulit dibaca, juga banyaknya nama-nama bahan kimiawi yang tidak familiar.
Tidak ada lembaga independen yang mengawasi produk makanan jadi, kita hanya punya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Bagaimana menjamin makanan selain layak juga tidak merusak tubuh?
Untuk itu muncullah label-label yang lain selain komposisi sebut saja: label halal, alami, organik, tanpa pemanis buatan, bebas pengawet, dst.
10 Tujuan Wisata Halal Buat Wisatawan Muslim
Lembaga Pemeringkat Wisata, Crescent, merunut daftar tujuan wisata halal buat wisatawan Muslim. Hasilnya, mulai dari kuil yang menyimpan potongan rambut Nabi Muhammad di India, hingga melihat kehancuran perang di Bosnia
Foto: Fotolia/davis
Australia
Hampir semua kota-kota besar di Australia menawarkan fasilitas halal buat wisatawan muslim. Entah itu di Sydney, Melbourne atau Gold Coast, turis muslim dijamin tidak akan kekurangan makanan halal atau akses menuju tempat ibadah. Saat ini sudah banyak biro perjalanan di Indoensia yang menawarkan paket Umroh plus wisata muslim ke Australia.
Foto: picture alliance/blickwinkel/McPHOTO
India
Kendati tidak tercatat sebagai negara muslim, jumlah populasi penduduk beragama Islam di India termasuk yang tertinggi di dunia. Salah satu tujuan wisata paling populer buat wisatawan muslim adalah Kuil Hazratbal di Srinagar. Kuil yang juga memiliki sebuah masjid ini memiliki secuil rambut yang diyakini milik Nabi Muhammad S.A.W
Foto: Fotolia/Tepfenhart
Hongkong
Sebanyak enam masjid besar tersebar di Hongkong. Salah satunya, Masjid Jamia, bahkan terletak di dekat stasiun kereta utama. Pemerintah setempat mencatat terdapat 44 restoran halal yang terus diawasi produk makanannya. Kebanyakan adalah restoran Kebab atau Pizza.
Foto: A.Ogle/AFP/Getty Images
Tanzania
Bersafari di Taman Nasional Serengeti atau bersantai di pulau Zanzibar adalah dua daya tarik wisata Tanzania. Negeri di selatan Afrika ini juga tergolong ramah buat wisatawan muslim. Banyaknya penduduk beragama Islam di Tanzania menjamin ketersediaan masjid dan rumah makan halal. Terlebih, belakangan agen-agen perjalanan lokal sudah mulai menawarkan paket safari halal untuk pelancong muslim.
Jerman
Muslim di Jerman sebagian besar diwakili oleh imigran Turki. Sebab itu tidak sulit menemukan kedai Kebab atau masjid besar, kendati kebanyakan berbahasa Turki. Di Jerman, ke manapun anda pergi, entah itu menganggumi pegunungan Alpen di selatan atau singgah di Berlin dan Hamburg, tempat ibadah dan makanan halal tidak pernah jauh dari jangkauan.
Foto: Fotolia/davis
Bosnia Herzegovina
Sejumput wilayah di tenggara Eropa ini berkenalan dengan Islam lewat ekspansi Kesultanan Ustmaniyyah di Turki. Bosnia banyak menjaring wisatawan muslim yang ingin menyaksikan jejak perang melawan Serbia yang banyak menghancurkan situs-situs Islam bersejarah. Saat ini ada lusinan agen perjalanan yang menawarkan paket wisata khusus untuk wisatawan muslim.
Foto: World Music Centre
Thailand
Sejak tiba di bandara Suvarnabhumi, pelancong sudah mendapatkan fasilitas ruang sholat atau restoran halal. Kendati bermayoritaskan Buddha, Thailand adalah negeri yang ramah buat wisatawan muslim. Di Bangkok saja terdapat setidaknya 100 masjid.
Foto: picture-alliance/ZB
Afrika Selatan
Islam pertama kali berjejak di Afrika Selatan lewat budak asal Indonesia yang dibawa oleh pemerintah kolonial Belanda. Sejak itu Islam terus berkembang dan kini mewakili 1,5% dari total populasi. Tidak heran jika wisatawan muslim mudah menemukan restoran halal dan tempat ibadah di kota-kota besar. Afsel juga punya lembaga pemberi sertifikat halal sendiri yang mengawasi produk makanan dan restoran.
Foto: picture alliance/dpa
Singapura
Singapura menduduki tempat pertama sebagai negara non muslim yang paling ramah buat wisatawan beragama Islam. Selain makanan dan minuman halal, akses menuju tempat beribadah adalah kriteria utama dalam menentukan tujuan wisata halal terbaik di dunia.
Foto: Reuters
Inggris
Dengan populasi muslim lebih dari dua juta orang, Inggris menyediakan berbagai fasilitas halal buat wisatawan muslim. Banyaknya jenis makanan halal yang berasal dari Timur Tengah adalah salah satu keunggulan utama negara kepulauan di Eropa ini. Selain itu, menemukan masjid di kota-kota besar bukan hal yang sulit. Di Birmingham saja terdapat lebih dari 150 Masjid.
Foto: picture alliance / dpa
10 foto1 | 10
Seberapa Pentingnya Label Halal?
Label-label tambahan seperti halal, organik, bebas pengawet itu punya nilai lebihdaripada produk biasa yang dijual dan ini adalah sebuah pengecohan tingkat lanjut yang dilakukan industri pangan. Khususnya pada pasar Indonesia yang kepedulian membaca komposisi makanan yang rendah dan tren keislaman.
Banyak Industri yang berlomba-lomba menggarap pasar ini sebanyak-banyaknya. Tidak hanya pada makanan di mana pertarungan halal dan haram biasanya dibicarakan, produk-produk lain yang tidak masuk perut berlomba untuk menggunakan label tambahan, supaya produknya mendapat nilai lebih dengan menjual label.
Siapa yang tidak terkejut dengan kulkas dengan label halal ataupun selendang dengan label halal? Halal menurut definisi adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syariat untuk dikonsumsi. Terutama, dalam hal makanan dan minuman.
Keharusan umat muslim untuk berkonsumsi halal salah satunya datang dari QS Al Baqarah 2:168 "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terbaik di bumi.” Lawan dari halal adalah haram, dan pada kasus bahan makanan, bahan makanan halal jumlahnya lebih banyak dibandingkan yang haram. Bahan makanan haram bisa dihitung dengan jari, sebut saja babi, alkohol dan daging sapi/kambing/ayam yang tidak disembelih dengan cara Islam. Sedangkan makanan halal berlimpah jumlahnya, seluruh ikan dan sayur-sayuran adalah halal.
Oleh karena itu, makanan haram lebih bisa ditandai dan dihindari, apalagi jika kita tinggal di Indonesia. Label halal seperti yang dilakukan oleh MUI adalah label otoritas dan kekuasaan, bukan jaminan kehalalan konsumsi.
Label halal MUI dibuat untuk memastikan kandungan dalam produk sebatas bahan-bahan. Sedangkan definisi bahan makanan halal terbatas pada penyembelihan daging dengan syahadat, tidak mengandung alkohol atau memastikan produk artifisial tidak dibuat menggunakan bagian dari tubuh babi.
Sayangnya label halal MUI tidak memberikan syarat halal makanan lainnya seperti: tidak berbahaya bagi tubuh dengan kandungan gula dan minyak yang banyak, penggunaan pengawet atau eksploitasi buruh yang bekerja untuk menghasilkan produk tersebut. Sebab halal tidak sekedar tidak mengandung babi. Halal adalah keseluruhan proses ketika produk itu dibuat hingga saat dia masuk dan bereaksi dengan tubuh.
Dengan menjamurnya produk-produk berlabel halal, ternyata label tersebut tidak pernah membantu umat muslim untuk menjadikan agama agar menjadi peduli kepada diri atau sesamanya. Label halal adalah harga lebih yang kita bayar kepada industri, dan tentang kepatuhan kita pada kuasa.
Penulis @Nadyazura adalah essais dan pengamat masalah sosial.
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis
*Bagaimana komentar Anda atas opini di atas? Silakan tulis dalam kolom komentar di bawah ini.
Susu Unta, 'Emas Putih' dari Dubai
Uni Emirat Arab terkenal dengan ekspor minyaknya. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa Dubai adalah eksportir besar coklat halal yang terbuat dari susu unta.
Foto: DW/M. Marek
Kuat dalam kondisi ekstrim
Unta memiliki kemampuan khusus dalam mengatasi sulitnya kondisi padang pasir dan perubahan suhu yang ekstrim, terutama pada musim panas dimana air dan pakan ternak berkurang. Makhluk ini dalam evolusinya beradaptasi untuk kondisi ekstrim itu.
Foto: shabestan.ir
Kapal padang pasir
Berabad lamanya negara-negara Arab mengandalkan unta, terutama sebagai sarana transportasi. Hewan domestik ini dijuluki "kapal padang pasir" Unta amat berharga dan memiliki status khusus di antara orang-orang di kawasan Timur Tengah.
Foto: picture-alliance/dpa
Mengandalkan minyak bumi?
Cadangan minyak berlimpah menghasilkan pemasukan miliaran dolar dalam beberapa dekade terakhir mengubah situasi di Teluk Persia. Dalam beberapa tahun terakhir Uni Emirat Arab dikenal sebagai simbol kemakmuran. Berkat ekspor minyak, di kawasan ini muncul banyak syekh kaya gedung pencakar langit super megah.
Foto: picture-alliance/AP Photo/K. Jebreili
Minyak makin langka
Namun "cadangan minyak ada batasnya" Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar kekayaan yang berasal dari pendapatan minyak diinvestasikan di berbagai sektor. Salah satu proyeknya berada di Umm Nahad yang dapat ditempuh setengah jam dengan naik mobil dari Dubai. Pintu masuknya tertulis: "Industri susu unta dan produk susu Uni Emirat Arab".
Foto: DW/M. Marek
Beternak unta
Di peternakan yang beroperasi sejak tahun 2006 ini dibudiyakan ribuan unta. Peternakan merupakanb kawasan tertutup yang dipagari. Lebih 4.200 unta berkeliaran di padang pengangonan seluas 210 lapangan sepak bola.
Foto: DW/M. Marek
Hidup beregerombol
Unta adalah hewan yang hidup dalam"kawanan". Satu kawanan biasanya terdiri maksimal 25 unta yang hidup bersama-sama.
Foto: DW/M. Marek
Makan wortel
Ternak unta terutama diberi pakan jerami. Tapi hewan ini juga diberi makan suplemen berupa wortel organik.
Foto: DW/M. Marek
Hewan amat peka
Unta tergolong makhluk sensitif dan keras kepala. Induk baru bisa diperah susunya, hanya jika sudah menyusui anaknya sebelumnya, dan selama proses pemerahan, si kecil juga harus ada dekat induknya.
Foto: DW/M. Marek
Produksi 7 liter per hari
Produktifitas susu unta relatif rendah. Di peternakan, hanya bisa diperah tujuh liter susu per hari dari seekor unta. Sebagai perbandingan dengan sapi di Eropa: produktifitasnya antara 25 hingga 40 liter susu per hari per sapi.
Foto: DW/M. Marek
Diperah dua kali sehari
Susu unta diperah dua kali sehari. Unta merupakan hewan yang harus bergerak.Jika tidak sedang diperah, mereka dibiarkan berkeliaran. Peternakan unta harus menyediakan lahan yang cukup luas dan memungkinkan mereka bergerak bebas.
Foto: DW/M. Marek
Bergizi tinggi
Susu unta memiliki 50% lebih sedikit lemak dibandingkan susu sapi. Namun susu unta memiliki tiga sampai lima kali lebih banyak vitamin C dibanding susu sapi. Dari susu unta, bisa diperoleh kalsium dan vitamin B yang memadai. Susu unta mampu menyediakan sejumlah besar protein dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Foto: Detlef/Fotolia
Lebih tahan lama
Enam ribuan liter susu unta dipasteurisasi di peternakan ini setiap hari. Menariknya, bahan berharga ini diolah tanpa perlu menggunakan perangkat modern. Kualitas susunya bisa tahan selama 12 hari pada suhu 4 derajat C, dan pada suhu kamar selama 48 jam, atau bahkan bisa lebih. Sementara susu sapi, pada suhu kamar yang normal dalam waktu 12 jam sudah menjadi masam.
Foto: DW/M. Marek
Dijual langsung, sisanya jadi susu bubuk
Dua pertiga dari susu unta yang diproduksi di peternakan ini dijual langsung, sisanya dijadikan susuk bubuk.
Foto: DW/M. Marek
Coklat pertama dari susu unta
Sejak tahun 2008, cokelat susu unta pertama di dunia diproduksi dari bahan dasar susu bubuk dan produksinya kini sudah mencapai 100 ton per tahun. Karena teknologinya kurang memadai, meski susunya dari Emirat, coklatnya tidak diproduksi di Dubai, melainkan di Austria. Di Austria, ‘emas putih’ diolah jadi penganan manis.
Foto: DW/M. Marek
Satu coklat dari bahan berbagai negara
Susu untanya dari Dubai, kakaonya dari Pantai Gading, sementara vanilinya dari Madagaskar. Semua diolah dengan teknologi Austria. Coklat dipak dan dikirim kembalik ke Dubai, lalu diekspor ke berbagai belahan dunia. Satu kemasan 70 gram cokelat dibanderol seharga 6 Euro.
Foto: DW/M. Marek
Coklat kemitraan
Coklat halal "Al Nassma" : 51 persen sahamnya dimiliki oleh Uni Emirat Arab dan 49 persen untuk perusahaan Austria.