1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikJerman

Bekas Pilot Jerman Dikhawatirkan Sebar Rahasia kepada Cina

William Noah Glucroft
9 Juni 2023

Jerman kelabakan ketika bekas pilot Bundeswehr kedapatan melatih pilot tempur Cina. Beijing diminta menghentikan praktik tersebut, ketika parlemen di Eropa dan AS memperketat regulasi untuk menjaga kerahasiaan negara.

Ilustrasi pilot militer Jkerman
Ilustrasi pilot militer JkermanFoto: Christophe Gateau/dpa/picture alliance

Pemerintah Jerman kian terdesak usai munculnya laporan investigatif Der Spiegel dan ZDF terkait kontrak kerja bernilai besar yang didapat mantan pilot Jerman untuk melatih militer Cina. Ketika laporan itu dirilis pekan lalu, Menteri Pertahanan Boris Pistorius, yang saat itu sedang hadir di KTT Keamanan Singapura, hanya bisa meminta rekan sejawatnya dari Cina, Li Shangfu, "untuk segera menghentikan praktik tersebut."

Atas desakan Amerika Serikat (AS), Jerman mengkaji ulang hubungan ekonomi dan strategisnya dengan Cina. "Kementerian Pertahanan harus mengupayakan agar praktik tersebut dihentikan," kata Marcus Faber, seorang anggota parlemen Jerman. "Aturan bagi pegawai negeri dengan akses informasi yang sensitif harus diperketat," imbuhnya.

Kontrak kerja mantan pilot jet tempur Jerman di Cina sejatinya bukan merupakan tindakan ilegal. Seorang juru bicara Kemenhan di Berlin mengatakan, setiap mantan atau pensiunan pegawai negeri dibebaskan untuk memanfaatkan keahliannya. Namun, mereka dikenakan "kewajiban layanan retroaktif," yang menyaratkan laporan berkala dan "menjaga kerahasiaan negara."

Kementerian biasanya akan melakukan "uji konflik kepentingan" dan bisa menolak memberikan izin jika diperlukan.

Namun, aktivitas mantan pilot Bundeswehr di Cina memicu kekhawatiran, bahwa para pilot lokal tidak hanya menerima pelatihan terbang, tetapi juga taktik dan kapabilitas operasional NATO. Namun, tidak jelas apakah hal tersebut dikategorikan sebagai pelanggaran kerahasiaan negara.

Regulasi diperketat di AS dan Eropa

Kebijakan Cina mempekerjakan pensiunan pilot NATO sudah berlangsung sejak hampir satu dekade terakhir, klaim pengamat militer Cina. Tradisi itu sudah membumi jauh sebelum Uni Eropa mendeklarasikan Beijing sebagai "rival sistemik" dan AS menganggap Cina sebagai "satu-satunya pesaing" untuk "mengubah tatanan dunia internasional."

Beijing sejak lama juga sukses menerapkan terobosan sains untuk memajukan penelitian di dalam negeri dan kemampuan militer Cina. "Bagi militer Cina, bekerja sama dengan pensiunan pilot NATO memungkinkan mereka menyempurnakan doktrin perang dan pada dasarnya mencuri rahasia latihan militer di negara-negara Barat," kata Tzu-Yun Su, peneliti di Institute for National Defense and Security Research (INDSR), Taiwan.

Laporan investigatif media-media Jerman didahului liputan serupa di negara lain. Pensiunan pilot Inggris dan Amerika Serikat juga dikabarkan mengikuti program pelatihan Cina. Serupa di Jerman, parlemen Inggris juga berniat memperketat aturan terkait.

Dalam sebuah kasus ekstrem, seorang bekas pilot Angkatan Laut AS ditangkap tahun lalu di Australia lantaran hal serupa. Daniel Duggan terancam diekstradisi ke AS dengan dakwaan konspirasi, perdagangan senjata dan pencucian uang dalam kaitannya dengan pelatihan pilot militer Cina. Duggan membantah bersalah dan sebaliknya menuduh kasusnya bermotifkan politik.

(rzn/hp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait