Bekukan Aset Navalny, Rusia Bersikeras Dia Diracun di Jerman
25 September 2020
Otoritas Rusia mengeluarkan "perintah eksekusi" apartemen Alexei Navalny di Moskow dan membekukan rekening banknya, kata juru bicaranya. Menlu Rusia Sergei Lavrov bersikeras, peracunan Navalny terjadi di Jerman.
Iklan
Beberapa hari setelah Alexei Navalny dibolehkan meninggalkan rumah sakit di Berlin, Jerman, otoritas Rusia bergerak membekukan rekening banknya dan apartemennya di Moskow, kata juru bicaranya, Kira Yarmush, hari Kamis (24/9).
Petugas pengadilan Rusia mengeluarkan "perintah eksekusi" untuk apartemen Alexei Navalny, yang berarti apartemennya di Moskow "tidak dapat dijual, dihadiahkan, atau digadaikan," kata Kira Yarmush.
Dia mengatakan, pembekuan dan eksekusi itu terkait dengan sengketa hukum antara Navalny dan perusahaan yang menyediakan makanan untuk siswa dan taman kanak-kanak di Moskow. Pada 2018, Yayasan Anti Korupsi Navalny, FBK, menuduh perusahaan itu bertanggung jawab atas wabah disentri di sekolah dan taman kanak-kanak. Mereka juga menyebut pengusaha Yevgeny Prigozhin, yang memiliki hubungan dekat denfan Presiden Rusia Vladimir Putin, sebagai pemilik layanan katering itu.
Tapi staf Yevgeny Prigozhin menyangkal kepemilikan atas perusahaan katering itu dan balik menggugat Alexei Navalny dan stafnya telah melakukan fitnah. Pengadilan memenangkan gugatan tim Progozhin dan memerintahkan Alexei Navalny dan FBK membayar ganti rugi senilai 1,14 juta dolar AS.
Alexei Navalny bertekad kembali ke Moskow
Sekitar empat minggu lalu, beberapa hari setelah Alexei Navalny diracun dengan agen saraf Novichok, media Rusia memberitakan bahwa Yevgeny Prigozhin bertekad untuk "menghancurkan" Navalny jika dia berhasil pulih. Pada 27 Agustus lalu, juru sita pengadilan lalu melangkah membekukan properti Navalny, kata Kira Yarmush.
Iklan
Alexei Navalny sejak terbangun dari koma selama perawatan di rumah sakit Charite di Berlin menyatakan dia tetap akan kembali ke Moskow. Namun jurubicaranya Kira Yarmush hari Kamis mengatakan, tokoh oposisi Rusia itu akan tetap tinggal di Jerman dulu sampai pemulihannya selesai.
Dia mengatakan bahwa proses rehabilitasi kesehatan Navalny akan memakan "banyak waktu", kemungkinan lebih dari "beberapa minggu".
Para Pengkritik Pemerintah Ini Telah Merasakan Pahitnya Racun
Tindakan meracuni orang telah digunakan badan intelijen selama lebih dari satu abad. Racun yang dimasukan ke dalam makanan/minuman sering jadi senjata pilihan, seperti dalam kasus pembunuhan Munir, 2004.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Alexei Navalny
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit di Siberia, setelah merasa tidak enak badan dalam penerbangan ke Moskow. Para ajudannya menuduh bahwa Navalny diracun sebagai balas dendam atas kampanyenya melawan korupsi. Mantan pengacara (44) itu menenggak teh hitam sebelum lepas landas dari bandara Omsk. Timnya meyakini teh tersebut mengandung racun yang membuatnya koma.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudrayavtsev
Pyotr Verzilov
Pada 2018, aktivis keturunan Rusia-Kanada, Pyotr Verzilov dilaporkan dalam kondisi kritis setelah diduga diracun di Moskow. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dia mengkritik sistem hukum Rusia dalam sebuah wawancara TV. Verzilov, juru bicara tak resmi untuk grup band feminis Pussy Riot ini akhirnya dipindahkan ke rumah sakit di Berlin. Dokter mengatakan "sangat mungkin" dia telah diracuni.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass/A. Novoderezhkin
Sergei Skripal
Mantan mata-mata Rusia berusia 66 tahun, Sergei Skripal, ditemukan tak sadarkan diri di bangku yang terletak di luar pusat perbelanjaan di kota Salisbury, Inggris. Ia disebut terpapar racun saraf Novichok. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebut situasi itu "tragis", tetapi berkata "Kami tidak punya informasi tentang apa yang menjadi penyebab" insiden itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass
Kim Jong Nam
Saudara tiri Kim Jong Un ini tewas pada 13 Februari 2018 di bandara Kuala Lumpur, setelah dua perempuan diduga mengoleskan racun saraf kimia VX di wajahnya. Pada bulan Februari, pengadilan Malaysia mendengar bahwa Kim Jong Nam telah membawa selusin botol penawar racun saraf mematikan VX di tasnya pada saat keracunan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Kambayashi
Alexander Litvinenko
Mantan mata-mata Rusia, Alexander Litvinenko pernah bekerja untuk Dinas Keamanan Federal (FSB) sebelum ia membelot ke Inggris. Ia lalu menjadi jurnalis dan menulis dua buku tuduhan terhadap FSB dan Putin. Ia jatuh sakit setelah bertemu dengan dua mantan perwira KGB dan meninggal pada 23 November 2006. Penyelidikan menemukan, ia dibunuh oleh radioaktif polonium-210 yang dimasukkan ke dalam tehnya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kaptilkin
Viktor Kalashnikov
Pada November 2010, dokter di rumah sakit Charité Berlin menemukan kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuh pasangan pengkritik pemerintah Rusia. Terdapat 3,7 mikrogram merkuri di tubuh Kalashnikov, seorang jurnalis lepas dan mantan kolonel KGB. Sementara di tubuh istrinya terdapat 56 mikrogram merkuri. Kalashnikov mengatakan kepada majalah Jerman Focus, bahwa "Pemerintah Rusia meracuni kami."
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti
Viktor Yushchenko
Pemimpin oposisi Ukraina Yushchenko jatuh sakit pada September 2004 dan didiagnosis dengan pankreatis akut yang disebabkan infeksi virus dan zat kimia. Penyakit itu mengakibatkan kerusakan wajah, perut kembung akibat gas berlebih dan penyakit kuning. Dokter mengatakan perubahan pada wajahnya berasal dari chloracne, akibat dari keracunan dioksin. Yushchenko mengklaim, agen pemerintah meracuninya.
Foto: Getty Images/AFP/M. Leodolter
Aktivis HAM Munir diracun dalam penerbangan ke Amsterdam tahun 2004
Munir Said Thalib, aktivis KONTRAS tewas diracun dengan arsenium dalam penerbangan ke Amsterdam dengan pesawat Garuda, September 2004. Kasusnya sampai sekarang belum terungkap tuntas, sekalipun ada tertuduh yang diadili dan dijatuhi hukuman penjara. Pemerintahan Jokowi hingga kini menolak mengusut kembali kasus ini.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Khaled Meshaal
Pada 25 September 1997, badan intelijen Israel berusaha membunuh pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, di bawah perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dua agen menyemprotkan zat beracun ke telinga Meshaal saat dia masuk ke kantor Hamas di Amman, Yordania. Upaya pembunuhan tersebut tidak berhasil dan tidak lama kemudian kedua agen Israel tersebut ditangkap.
Foto: Getty Images/AFP/A. Sazonov
Georgi Markov
Pada 1978, pengkritik pemerintah Bulgaria, Georgi Markov, merasakan tusukan di pahanya saat sedang menunggu di halte bus. Dia membalikkan badan dan melihat seorang pria membawa payung. Setelahnya sebuah benjolan kecil muncul di pahanya dan empat hari kemudian dia meninggal. Otopsi menemukan dia dibunuh dengan zat 0,2 miligram risin. Banyak yang percaya panah beracun itu ditembakkan dari payung.
Foto: picture-alliance/dpa/epa/Stringer
Grigori Rasputin
Pada 30 Desember 1916, Grigori Rasputin yang dipercaya punya kekuatan mistik tiba di Istana Yusupov di St Petersburg atas undangan Pangeran Felix Yusupov. Di sana, Rasputin memakan kue yang telah dicampur dengan kalium sianida. Kemudian Rasputin juga menenggak anggur yang gelasnya telah dilapisi sianida. Tidak berhasil diracun, Rasputin akhirnya ditembak dan dibunuh.
Foto: picture-alliance/ IMAGNO/Austrian Archives
11 foto1 | 11
Menlu Rusia: Peracunan Navalny terjadi di Jerman
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Moskow telah meminta Jerman memberi akses kepada Navalny, tetapi sejauh ini tidak mendapat tanggapan. Lavrov mengatakan para pejabat Rusia "berharap bahwa mitra kami akan memahami kesia-siaan berbicara dengan kami dari posisi.. yang lebih tinggi ... yang hanya meminta kami, dengan cara yang angkuh, untuk bertobat."
Dia juga menyatakan bahwa Rusia sudah mengirimkan pertanyaan ke Jerman, Prancis dan Swedia serta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia OPCW tentang penyelidikan keracunan Alexei Navalny, tapi juga tanpa tanggapan.
"Selain itu, kami mendengar komentar publik, termasuk yang datang dari pejabat Jerman, yang mengatakan hal-hal yang agak tidak masuk akal - misalnya, bahwa semua yang terjadi dengan Navalny terjadi di wilayah Rusia," kata Sergei Lavrov dan menambahkan, keracunan terhadap Navalny terjadi di Jerman.