Seorang guru di Iran berinovasi dengan memberikan cara yang menghibur dalam mendorong anak-anak untuk belajar beribadah. Sang guru membuat robot untuk mengajarkan anak muridnya ayat-ayat Al-Qur'an.
Foto: picture alliance/AP Photo
Iklan
Akbar Rezaie yang berusia 27 tahun pernah menghadiri kelas robotik dan belajar mengembangkan serta merakit robot humanoid. Dan kini ia menjadi guru ngaji di sekolah dasar Alborz di kota Varamin, 35 kilometer di sebelah tenggara Teheran.
Awalnya ia terinspirasi oleh sebuah boneka yang bisa menari dan bernyanyi. Lalu muncul ide untuk membuat robot sendiri untuk mencontohkan cara beribadah kepada anak muridnya.
Masjid Termegah di Dunia
Dari Mekah ke Medinah, dari Yerusalem hingga Casablanca, bahkan dari Rusia hingga Roma, berdiri masjid-masjid termegah di dunia. Berikut di antaranya.
Foto: picture-alliance/dpa
Masjidil Haram di Mekah
Ini adalah masjid terbesar di dunia dengan luas 350 ribu meter persegi. Masjid tujuan utama ibadah haji ini dibangun pada abad ke-16 dan memiliki sembilan menara. Dari waktu ke waktu, masjid ini terus diperluas. Masjid al Haram kini bisa menampung hingga satu juta orang.
Foto: picture-alliance/dAP Photo/K. Mohammed
Masjid Nabawi di Madinah
Setelah Masjid al-Haram di Mekah, masjid terpenting lainnya di dunia adalah Masjid Nabawi. Makam Nabi Muhammad dan para sahabatnya terdapat di sini. Batu pondasi diletakkan pada tahun 622. Masjid ini bisa menampung 600 ribu orang. Masing-masing menara tingginya sekitar 100 meter.
Foto: picture-alliance/epa
Masjid Al-Aqsa di Yerusalem
Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem dapat menampung 5000 orang. Bersama dengan Kubah Batu dengan kubah berlapis emas, masjid ini menjadi salah satu yang paling terkenal, setelah masjid Al-Haram di Mekah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjid Al-Aqsa dibuka sejak tahun 717.
Foto: picture alliance/CPA Media
Masjid Hassan II di Casablanca
Masjid di pantai Atlantik ini dinamakan sesuai nama mantan Raja Maroko Hassan II. Masjid dibangun untuk memperingati ulang tahunnya ke-60 dan diresmikan tahun 1993. Sebenarnya ada masjid yang jauh lebih besar, tetapi rekor dunia yang dipegang masjid ini adalah ketinggian menaranya yang mencapai lebih dari 210 meter.
Foto: picture alliance/Arco Images
Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi
Masjid ini dibuka pada tahun 2007 dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Masjid ini luasnya 224 x 174 meter, dengan menara setinggi lebih dari 107 meter. Kubah utamanya yang berdiameter 32 meter, merupakan kubah masjid terbesar di dunia.
Foto: imago/T. Müller
Masjid Agung Roma
Ibu kota Katolik Roma, memiliki sebuah masjid agung. Dengan luas 30.000 meter persegi, masjid ini menjadi yang terbesar di Eropa. Pusat Kebudayaan Islam Italia bermarkas di sini. Mereka menyediakan layanan budaya dan sosial bagi umat Islam Sunni dan Syiah. Bangunan suci ini diresmikan tahun 1995.
Foto: picture-alliance/akg-images
Masjid Akhmad Kadyrov di Grozny
Masjid ini dinamai sesuai nama mantan Presiden Chechnya yang juga seorang Mufti dan wafat dalam serangan tahun 2004. Pembangunan masjid terganggu beberapa kali karena perang Chechnya. Masjid ini dibangun oleh perusahaan Turki dan dibuka tahun 2008. Karena sering gempa bumi di wilayah tersebut, masjid dibangun di atas pondasi tahan gempa.
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti/A. Kudenko
Masjid Kul Sharif di Kazan
Nama masjid Kul Sharif mengingatkan pada Imam terakhir dari Kazan sebelum dicaplok Rusia. Masjid ini bertetangga dengan Katedral Annunciation. Keduanya menjadi simbol dari keharmonisan penduduk Muslim dan Ortodoks Tatarstan (wilayah otonom di Rusia). Setelah sembilan tahun dibangun, masjid ini dibuka tahun 2005,
Foto: Maxim Marmur/AFP/Getty Images
Masjid Agung Moskow
Di Moskow, ibukota Rusia terdapat salah satu masjid terbesar di Eropa, yang kembali diresmikan tahun 2015. Bangunan enam lantai ini luasnya hampir 20.000 meter persegi dan ruangannya bisa memuat 10.000 orang. Saat peresmian kembali oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin hadir presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin Palestina, Mahmud Abbas.
Foto: Getty Images/AFP/V. Maximov
9 foto1 | 9
"Saya sedang berada di acara kumpul keluarga saat melihat anak perempuan bermain boneka yang bisa menari dan bernyanyi. Saya melihat anak itu mengamati boneka secara seksama dan imej itu membuat saya berpikir untuk membuat sebuah alat yang bisa digunakan baik untuk tujuan menghibur dan juga religius," jelasnya kepada kantor berita AP.
Metode yang sederhana
Ia membuat robot dengan peralatan sederhana di rumahnya dan memberi nama robot tersebut 'Veldan,' istilah yang dalam Al-Qur'an berarti: 'generasi muda surga.'
Veldan adalah sebuah robot humanoid yang dibuat menggunakan perangkat edukasi dari produsen robot Korea, Robotis Bioloid.
Dengan menambah sejumlah modifikasi mekanis seperti dua mesin ekstra, Akbar berhasil membuat robot melakukan gerakan salat, seperti rukuk dan sujud, dengan lebih mudah.
"Saya senang sekali melihat robot berdoa. Saya pun memutuskan untuk selalu mengucapkan doa," kata Narges Tajik, seorang murid kelas tiga di SD Alborz.
Satu Rumah Tiga Agama
Sebuah proyek di Berlin ingin menyatukan tiga agama Samawi dalam satu atap. Nantinya umat Muslim, Kristen dan Yahudi saling berbagi ruang saat beribadah. The House of One bakal dibiayai murni lewat Crowdfunding.
Foto: Lia Darjes
Berkumpul di Bawah Satu Atap
Tidak lama lagi ibukota Jerman, Berlin, bakal menyambut sebuah rumah ibadah unik, yang menyatukan tiga agama Ibrahim, yakni Islam, Kristen dan Yahudi. Rencananya The House of One akan memiliki ruang terpisah untuk ketiga agama, dan beberapa ruang umum untuk para pemeluk buat saling bersosialiasi.
Foto: KuehnMalvezzi
Tiga Penggagas
Ide membangun The House of One diusung oleh tiga pemuka agama, yakni Pendeta Gregor Hohberg, Rabi Tovia Ben-Chorin dan seorang imam Muslim, Kadir Sanci. "Ketiga agama ini mengambil rute yang berbeda dalam perjalanannya, tapi tujuannya tetap sama," ujar Kadir Sanci. Menurutnya The House of One merupakan kesempatan baik buat ketiga agama untuk menjalin hubungan dalam kerangka kemanusiaan
Foto: Lia Darjes
Berpondasi Sejarah
Di atas lahan yang digunakan The House of One dulunya berdiri gereja St. Petri yang dihancurkan pada era Perang Dingin. Arsitek Kuehn Malvezzi memutuskan menggunakan pondasi gereja St. Petri untuk membangun The House of One. Sang arsitek mengakomodir permintaan masing-masing rumah ibadah, seperti Masjid dan Sinagoga yang harus mengadap ke arah timur.
Foto: Michel Koczy
Cerca dan Curiga
Awalnya tidak ada komunitas Muslim yang ingin terlibat dalam proyek tersebut. Namun, FID, sebuah kelompok minoritas Islam moderat yang anggotanya kebanyakan berdarah Turki mengamini. Kelompok tersebut harus menghadapi cercaan dari saudara seimannya lantaran dianggap menkhianati aqidah Islam. Namun menurut Sanci, perdamaian adalah rahmat semua agama.
Foto: KuehnMalvezzi
Dikritik Seperti Makam Firaun
Tidak jarang proyek di Berlin ini mengundang kritik tajam. Salah seorang tokoh agama Katholik Jerman, Martin Mosebach, misalnya menilai desain arsitektur The House of One tidak mencerminkan sebuah bangunan suci. Bentuk di beberapa bagiannya malah tampak serupa seperti makan Firaun. Tapi ketiga pemuka agama yang terlibat memilih acuh dan melanjutkan dialog terbuka untuk menggalang dukungan publik
Foto: Lia Darjes
Sumbangan Massa
Penggagas proyek The House of One menyadari betul pentingnya peran publik dalam pembangunan. Sebab itu mereka sepenuhnya mengandalkan pendanaan massa alias crowdfunding. Setiap orang bisa menyumbang uang buat membeli satu batu bata. Sebanyak 4,350.000 batu bata dibutuhkan buat menyempurnakan bangunan. Sejauh ini dana yang terkumpul sebesar 1 juta Euro dari 43 juta yang dibutuhkan
Foto: KuehnMalvezzi
Merajut Damai
Manajamen proyek berharap rumah baru ini bakal menjadi pusat pertukaran budaya antara ketiga pemeluk agama untuk saling menengenal dan saling menghargai. "Adalah hal baik buat mengenal lebih dekat jiran kita," ujar Imam Kadir Sanci.
Foto: Lia Darjes
7 foto1 | 7
Sains untuk pendidikan
Akbar menggambarkan Veldan sebagai alat bantu yang mendidik dan yakin robot tersebut telah berhasil menarik perhatian murid dan harus diproduksi massal.
"Bisa dilihat langsung dari reaksi anak-anak yang tercermin pada wajah mereka. Siapapun bisa melihat betapa anak-anak begitu tertarik melihat ilmu robotika yang secara cantik digunakan untuk keperluan religius dan saya percaya robot ini akan sangat efektif dalam mengajarkan mereka cara beribadah," tutur Akbar.
Ia telah secara resmi mendaftarkan paten dan hak intelektual bagi robot ciptaannya kepada badan pemerintahan Iran yang berwenang dalam mengakui sebuah penemuan.
cp/ml (ap, afp)
Bersembayang dengan Cara Ekologis
Pakar lingkungan India menemukan cara baru untuk mengolah bunga yang dipersembahkan di kuil. Bunga-bunga yang digunakan dalam upacara keagamaan biasanya dibuang ke sungai, menyebabkan polusi sampah organik.
Foto: DW
Negara dengan Ribuan Kuil dan Sungai
Upacara keagamaan di ribuan kuil punya dampak buruk bagi banyak sungai India. Ribuan umat berbondong-bondong pergi ke kuil seperti Birla Mandir Laxminarayan di New Delhi yang tampak pada foto. Mereka tiap hari berdoa, mencium wewangian kemenyan dan menemukan ketenangan di tengah keributan kota yang sibuk.
Foto: picture alliance/DINODIA
Mengatakannya dengan Bunga
Sejalan dengan doa-doa mereka, umat juga memberikan persembahan berupa bunga kepada dewa-dewi, untuk menunjukkan keterikatan dan cinta kepada mereka. Kebiasaan memberikan bunga berakar pada semua agama di India. Bunga bisa ditemukan di kuil Hindu, di Gurudwara yang didatangi kaum Sikh dan di tempat umat Islam beribadah. Ini adalah kebiasaan yang sudah dikenal sejak kecil.
Foto: DW/A. Ashraf
Dari Pemujaan Menjadi Polusi
Jika umat sudah memberikan persembahan bunga mereka, sebagian membawa pulang untuk digunakan lagi di altar-altar kecil di rumah tinggal. Jika bunga sudah kering, mereka membuangnya ke sungai. Sebagian besar dari mereka tidak memikirkan dampak tindakan mereka terhadap lingkungan.
Foto: DW/A. Ashraf
Persembahan Bertumpuk
Di New Delhi saja ada 23.000 kuil, dan penjual bunga mudah ditemukan di jalanan. Studi yang dilakukan organisasi lingkungan hidup ORM Green menyingkap, setiap harinya sekitar 20.000 kg bunga dibuang dari kuil-kuil New Delhi. Itu sekitar separuh jumlah sampah organik di kota metropolitan tersebut. Sekitar 80% dari bunga kemudian membusuk di sungai Yamuna.
Foto: DW/A. Ashraf
Masalah Polusi
Warga India yang beragama Hindu menganggap sungai sesuatu yang suci, tetapi banyak sungai India yang sangat tercemar. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah India sudah mengeluarkan dana sekitar 20 milyar Euro untuk membersihkan sungai Yamuna. Tetapi hasilnya tidak tampak akibat korupsi. Pada foto tampak seorang anak kecil memilih sampah di sungai Tawi, India utara.
Foto: picture alliance / dpa
Ide-Ide Baru
Karangan bunga warna-warni yang indah di kuil adalah kontras yang jelas terhadap isu polusi yang membebani sungai-sungai India. Tetapi kebiasaan bisa berubah, kata Anita Kalsi, wakil presiden ORM Green. Organisasi non pemerintah ini sudah mengajukan beberapa cara baru untuk mengolah kembali bunga, dan membuat ritual doa lebih ramah lingkungan.
Foto: DW/A. Ashraf
Dari Bunga Jadi Bensin
Kalsi dan kolega-koleganya dari organisasi ORM Green mengembangkan mesin untuk memproses kuncup dan bunga hasilnya bisa dijadikan batang kemenyan dan bahan bakar bio untuk memasak. Pembuatan mesin itu butuh waktu setahun, dan dana 10.000 Euro untuk mendesain prototipenya, yang diberi nama "bunga yang diberkati". Prototipe itu sekarang ada di kuil Sai Baba di New Delhi.
Foto: DW/A. Ashraf
Meningkatkan Kesadaran
Dalam beberapa tahun ke depan, ORM Green ingin menjangkau banyak kuil lainnya dengan menempatkan sedikitnya 30 mesin daur ulang bunga di seluruh New Delhi. Mereka juga berencana memperbaiki mesin untuk mengolah batang dan daun tumbuhan. Kendaraan seperti ini sudah disiapkan untuk mengumpulkan bunga setelah digunakan untuk persembahan dan meningkatkan kesadaran akan proyek itu.
Foto: DW/A. Ashraf
Spiritual dan Terbarukan
Umat di Sai Baba Mandir setujui cara baru untuk gunakan kembali persembahan bunga "pooja". Beberapa dari mereka juga gunakan cara sendiri untuk mendaur ulang, misalnya memakai bunga yang sudah busuk untuk menjadi pupuk bagi tanaman mereka. Dengan dukungan administrator kuil dan massa, ORM Green sebarkan teknologi ini ke seluruh India, menyatukan spiritualitas dengan kelangsungan dalam hal praktis.