Belanda Akan Kurangi Kecepatan Kendaraan untuk Kurangi Emisi
Elliot Douglas
13 November 2019
Menurut laporan Dutch media, batas kecepatan kendaraan pada siang hari di Belanda akan dikurangi menjadi 100 km/jam. Pemerintah berharap kebijakan ini akan membantu menangani masalah emisi yang tengah berlangsung.
Iklan
Saat ini, batas kecepatan kendaraan maksimal di Belanda berada di angka 130 km/jam. Dalam aturan baru, pengendara boleh memacu kendaraannya hingga batas tersebut hanya pada malam hari antara pukul 19.00 hingga 06.00. Sementara batas kecepatan kendaraan pada siang hari akan dibatasi menjadi 100 km/jam, sebagai upaya untuk menangani masalah emisi.
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, mengatakan bahwa usulan ini dianggap sebagai langkah yang signifikan dalam menangani masalah polusi nitrogen oksida yang sedang berlangsung. Emisi nitrogen terutama berasal dari peternakan, mobil, truk dan pekerjaan konstruksi. Media publik Belanda, NOS, melaporkan bahwa aturan itu akan diperkenalkan mulai tahun 2020 mendatang.
Banyak kota yang kini membenahi lingkungannya dan berupaya mereduksi gas rumah kacanya. Inilah delapan kota yang layak disebut kota "terhijau" sedunia.
Foto: picture-alliance/dpa/R.Kaufhold
Kopenhagen, Denmark
Kopenhagen ingin menjadi ibukota netral karbon pertama dunia tahun 2025. Sejak 1995, emisi karbon telah berkurang setengahnya. Kota ini menerapkan zona bebas mobil yang luas, transportasi umum kualitas tinggi dan fasilitas bersepeda yang mengesankan. Sistem pemanasan dan pendinginan distrik - beberapa di antaranya menggunakan air laut - dilakukan dengan teknologi untuk mengurangi emisi karbon.
Foto: DW/E. Kheny
Reykjavik, Islandia
Ibukota Islandia ini telah memiliki sistem pemanas dan listrik dari energi terbarukan - terutama dari tenaga air dan panas bumi. 95 persen rumah terhubung ke jaringan pemanas umum. Kota ini juga menargetkan semua angkutan umum bebas energi fosil pada tahun 2040. Pemerintah kota sangat mendorong warga untuk melakukan kegiatan tanpa menggunakan mobil mereka.
Foto: picture-alliance/U. Bernhart
Curitiba, Brasil
Di kota terbesar kedelapan di Brasil ini, sekitar 60 persen penduduknya bergantung pada jaringan bus perkotaan. Kota ini juga memiliki 250 kilometer jalur sepeda, serta jalan pedalaman pertama di negara itu, Rua das Flores. Sabuk hijau Curitiba memberikan perlindungan alami terhadap banjir. Namun pertumbuhan penduduknya yang cepat membuat ambisi hijau berada di bawah tekanan.
Foto: picture alliance/GES/M. Gilliar
San Francisco, Amerika Serikat
Tahun 2016, San Francisco mengeluarkan undang-undang bahwa semua bangunan baru harus menyisihkan ruang untuk sistem fotovoltaik di atap - sebagai kota metropolitan pertama di AS. Penggunaan kantong plastik sudah dilarang sejak 2007. Tahun 2009 diperkenalkan program limbah makanan perkotaan. Kota ini berencana bebas dari sampah pada tahun 2020.
Foto: AFP/Getty Images/J. Edelson
Frankfurt, Jerman
Frankfurt adalah salah satu kota pertama yang mencanangkan ambisi untuk menggunakan energi terbarukan 100 persen pada tahun 2050. Gedung baru di kota ini harus mengikuti petunjuk efisiensi energi yang ketat. Frankfurt juga telah mengurangi limbahnya secara drastis, berkat sistem pengelolaan limbah modern, dan memiliki rencana ambisius untuk e-mobility.
Foto: CC BY Epizentrum 3.0
Vancouver, Kanada
Vancouver ingin menjadi kota terhijau dunia pada tahun 2020. Sampai saat itu, emisi karbon akan direduksi sampai 33 persen dibandingkan 2007. Listrik kota hampir seluruhnya berasal dari pembangkit listrik tenaga air. Namun untuk transportasi masih perlu beralih dari energi fosil. Tujuannya adalah untuk mengurangi emisi karbon sampai 33 persen per kepala.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com/A. Chin
Kigali, Rwanda
Kigali dijuluki sebagai kota terbersih di Afrika. Sekarang sedang direncanakan koridor pejalan kaki dan pesepeda. Kantong plastik dilarang dan warga menghabiskan satu hari setiap bulan untuk membersihkan kotanya. Di Kigali sampah jarang kelihatan. Tapi kelompok hak asasi manusia juga mengecam apa yang mereka sebut "harga kebersihan," karena kontrol terhadap penduduk yang ketat dan diskriminatif.
Foto: Imago/robertharding
Ljubljana, Slovenia
Kota ini dianugerahi penghargaan European Green Capital 2016. Listriknya berasal dari tenaga air. Ljubljana memberi perhatian besar pada jaringan transportasi umum, pejalan kaki dan pengendara sepeda, dan melarang mobil masuk pusat kota. Inilah kota pertama di Eropa yang berambisi meddaur ulang semua sampahnya. Saat ini, sudah lebih 60 persen sampahnya didaur ulang. (Teks: Irene Banos Ruiz/hp/ml)
Foto: picture-alliance/dpa/R.Kaufhold
8 foto1 | 8
Masalah emisi kian parah
Dalam beberapa bulan terakhir, proyek-proyek infrastruktur besar, seperti pembangunan bandara, perumahan dan jalan sedang ditunda akibat masalah emisi yang kian parah. Banyak kritik yang dialamatkan kepada pemerintah Belanda karena dianggap telah melanggar Undang-Undang Uni Eropa tentang target pengurangan emisi.
Pada Oktober lalu, para petani di Belanda melakukan aksi protes menyangkal tuduhan bahwa sektor pertanian dianggap sebagai penyebab masalah emisi. Mereka memblokade jalan saat jam sibuk di pagi hari dengan menurunkan puluhan traktor.
Asosiasi Dealer Mobil Belanda juga keberatan terhadap usulan pemerintah tersebut. Mereka menganggap rencana pengurangan emisi dengan aturan mengurangi kecepatan kendaraan tersebut, tidak efektif. Sementara organisasi lingkungan Milieudefensie, menyambut Undang-Undang baru tersebut sebagai kabar yang baik bagi alam dan lingkungan.
Perubahan aturan hukum ini akan menjadikan Belanda sebagai salah satu negara yang menerapkan batas kecepatan kendaraan terendah di Uni Eropa.