1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Pendidikan

Belanda Akan Kurangi Kuliah Dalam Bahasa Inggris

5 Juni 2018

Pejabat kementerian pendidikan Belanda mengatakan mereka akan membatasi kuliah dalam bahasa Inggris dan jumlah mahasiswa asing. Serikat pengajar BON mengeritik maraknya kuliah dalam bahasa asing.

Deutschland Studierende der Georg-August-Universität
Foto: picture-alliance/dpa/S. Pförtner

Bahkan jika "internasionalisasi pendidikan tinggi membawa nilai tambah ... harus selalu ada tempat bagi mahasiswa Belanda" kata sebuah laporan kementerian pendidikan yang dirilis hari Senin (4/5).

Selanjutnya disebutkan dalam laporan itu: "Klausul dalam perundang-undangan yang berkaitan dengan pilihan bahasa di pendidikan tinggi dan kejuruan harus direvisi." Perhatian lebih besar harus ditempatkan pada "aksesibilitas ke pendidikan bagi siswa Belanda", demikian disebutkan.

Protes dari serikat pengajar

Laporan tersebut muncul setelah serikat pengajar terbesar di Belanda, Beter Onderwijs Nederland (BON) memperingatkan bahwa jika kecenderungan kuliah dalam bahasa asing  berlanjut, hal ini sama saja dengan bunuh diri bagi bahasa sendiri. BON menggugat dua universitas, University of Twente dan University of Maastricht, karena melaksanakan kuliah dalam bahasa Inggris "tanpa alasan yang legitim".

BON menuduh Twente University dan University of Maastricht telah melakukan "Anglicisation" dan dengan demikian turut membunuh bahasa Belanda karena dua program gelar master dalam bidang psikologi secara eksklusif hanya diberikan dalam bahasa Inggris.

65 persen jurusan S1 di negara kincir angin itu memberi kuliah dalam bahasa Belanda, namun untuk jurusan S2 hanya tinggal 15 persen kuliah dilaksanakan dalam bahasa Belanda. 25 persen yang meraih S2 di Belanda adalah warga asing. Mahasiswa internasional memang tertarik untuk kuliah di Belanda karena sebagian besar program master yang diajarkan dalam bahasa Inggris.

Masyarakat yang terbuka

Tetapi Menteri Pendidikan Ingrid van Engelshoven memperingatkan agar masyarakat tidak terlalu terpaku hanya melihat diri sendiri.

"Saya mewakili masyarakat Belanda yang terbuka, di mana kita berani melampaui batas-batas," katanya.

"Kita tidak boleh membiarkan diri kita ditakut-takuti oleh cerita-cerita di mana internasionalisasi digambarkan sebagai sesuatu yang negatif yang membanjiri kita," tambahnya.

Menanggapi kritik dari BON Ingrid Van Engelshoven mengatakan, dia ingin memastikan bahwa program kuliah berbahasa Inggris di universitas-universitas ditawarkan karena alasan kuat, seperti menambah nilai perkuliahan dan dan memberikan manfaat bagi pasar kerja.

Bahasa Belanda digunakan oleh sekitar 22 juta orang di seluruh dunia dan merupakan bahasa resmi di Belanda, Belgia, Suriname dan Kepulauan Antilles.

hp/vlz (AFP)