Belum Reda Amarah Cina, Anggota DPR AS Temui Presiden Taiwan
15 Agustus 2022
Presiden Tsai Ing-wen bertemu dengan lima anggota delegasi Kongres Amerika Serikat yang tiba di Taiwan, kurang dari dua minggu setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
Iklan
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan delegasi anggota Kongres Amerika Serikat pada hari Senin (15/08). Pertemuan ini merupakan tanda dukungan lebih lanjut parlemen AS untuk pulau berpemerintahan sendiri yang diklaim Cina sebagai wilayahnya.
Media Taiwan melaporkan delegasi tiba untuk membahas sejumlah hal, tetapi tidak diketahui pasti detail pertemuan tersebut.
Kunjungan selama dua hari yang tidak diumumkan itu, dilakukan setelah Cina melakukan latihan perang dengan mengirim kapal perang, rudal serta jet ke perairan dan langit di sekitar Taiwan.
Delegasi itu tiba di Taipei kurang dari dua minggu setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, yang memicu kemarahan Cina, sehingga menggelar latihan militer selama berhari-hari, termasuk penembakan rudal ke pulau itu dan Selat Taiwan.
Cina juga telah mengirim pesawat tempur dan kapal angkatan laut melintasi median jalur laut, yang telah lama menjadi zona penyangga damai, antara pihak yang berpisah pasca perang saudara pada tahun 1949. Cina menganggap kontak formal antara politisi AS dan pemerintah pulau itu sebagai dukungan untuk kemerdekaan Taipet dari Beijing.
Menengok Kamp Pelatihan Unit Angkatan Laut Paling Elit Taiwan
Diterima di unit elit Pengintaian dan Patroli Amfibi Taiwan (ARP) sama sulitnya dengan menjadi pasukan SEAL Angkatan Laut Amerika Serikat. Para kandidat harus lolos ujian dan pelatihan berat selama beberapa pekan.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Tangguh seperti pasak baja
Program pelatihan bagi mereka yang ingin bergabung dengan unit angkatan laut elit Taiwan berlangsung selama 10 minggu. Tahun ini, 31 peserta lolos tes untuk mengikuti program ini, tetapi hanya 15 orang yang akan diterima. Di pangkalan angkatan laut Zuoying di Taiwan selatan, tubuh dan jiwa benar-benar diuji — satu latihan mengharuskan peserta tidur di atas beton yang dingin.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Disiram air dingin
Setelah menghabiskan sepanjang hari di laut, peserta pelatihan disiram dengan air dingin. Lelah dan gemetar, mereka berdiri di dermaga. Tujuan dari kamp pelatihan ini adalah untuk menempa para peserta mengembangkan kemauan yang kuat. Tidak peduli seberapa sulit misi mereka, kesetiaan terhadap rekan-rekan mereka, dan angkatan laut harus teguh.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Latihan berat di pantai
Yu Guang-Cang ikut dalam latihan di pantai. Sepintas terlihat seperti latihan senam bis. Namun, sebetulnya peserta melakukan latihan berat, mulai dari "long march" hingga berjam-jam dan latihan di dalam air. Instruktur mereka memiliki reputasi sebagai orang yang tegas tanpa kompromi. Waktu istirahat pendek dan jarang. Sering kali hanya ada waktu untuk minum seteguk dan ke toilet.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Cat perang
Seorang peserta pelatihan berjuang melawan kelelahan saat dia diolesi cat kamuflase. Semua peserta ikut secara sukarela. Kebanyakan ingin menguji coba batas ketangguhannya. Pelatihan ini dimaksudkan untuk mensimulasikan tantangan berat perang. Komandan angkatan laut mengharapkan, para peserta dapat difungsikan ketika keadaan menjadi sangat gawat.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Hanya semangat baja yang lulus
Para kandidat menghabiskan sebagian besar waktu mereka di laut atau kolam renang. Mereka harus belajar menahan napas untuk waktu yang cukup lama, berenang dengan peralatan tempur lengkap, dan menyerbu pantai dari laut. Sering kali untuk aksinya kaki dan tangan mereka diikat. Latihan ini bukan untuk mereka yang cengeng.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Mendekati batas peregangan
Para peserta tidak hanya harus lulus tes kekuatan dan daya tahan, mereka juga menghadapi beberapa latihan peregangan ekstrem. Ou Zhi-Xuan yang berusia 25 tahun menangis kesakitan saat dia diregangkan mendekati batas kelenturan. Jika ada yang melawan instruktur saat berada di bawah tekanan berat, mereka segera dikeluarkan dari program ARP.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Dihina dan dilecehkan
Tentu saja, para kandidat harus berlatih sambil mengenakan perlengkapan tempur. Mereka harus menghadapi semburan pelecehan dan penghinaan dari instruktur unit elit angkatan laut. Pesrta mendapat istirahat satu jam setiap enam jam. Selama waktu ini, mereka harus makan, biasanya bawang putih untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, mendapatkan bantuan medis, pergi ke toilet, dan tidur.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Jalan berbatu menuju surga
Latihan terakhir disebut "jalan menuju surga." Peserta pelatihan harus mengatasi rintangan yang unik. Mereka dipaksa untuk merangkak, praktis telanjang, di jalan berbatu, dan melakukan push-up, meskipun mereka sudah lelah dari minggu-minggu sebelumnya. "Saya tidak takut mati," kata salah satu peserta pelatihan, Fu Yu, 30 tahun.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Diberi selamat dengan bunyi lonceng
Xu De-Yu menandai akhir dari kamp pelatihan ARP dengan membunyikan lonceng. Dia adalah salah satu yang "beruntung" lulus ujian. "Tentu saja, kami sama sekali tidak akan memaksa siapa pun, semua orang ada di sini secara sukarela," tegas instruktur Chen Shou-lih, 26. Pesannya kepada para peserta: "Kami tidak akan menyambut Anda bergabung begitu saja, hanya karena Anda ingin datang." (rs/as)
Foto: ANN WANG/REUTERS
9 foto1 | 9
Kunjungan pejabat AS ke Taiwan
Delegasi beranggotakan lima orang itu dipimpin oleh Senator Demokrat Ed Markey dari negara bagian Massachusetts. Mereka akan bertemu dengan perwakilan pemerintah dan sektor swasta. Topik utama diskusi diperkirakan strategi mengurangi ketegangan di Selat Taiwan dan investasi di industri semikonduktor penting Taiwan.
Anggota delegasi lainnya adalah perwakilan Republik, Aumua Amata Coleman Radewagen, delegasi dari Samoa Amerika, Demokrat John Garamendi, Alan Lowenthal dari California, dan Don Beyer dari Virginia.
Kunjungan pejabat senior AS ke Taiwan telah berlangsung selama beberapa dekade dan bahkan perjalanan Pelosi bukannya tanpa preseden dengan kunjungan ketua dewan sebelumnya Newt Gingrich ke pulau itu pada 1997.
Taiwan juga mendapat dukungan dengan kunjungan delegasi dari Eropa dan sekutu Barat lainnya dalam beberapa tahun terakhir, sebagian sebagai tanggapan terhadap sikap Beijing yang lebih agresif di bawah Presiden Xi Jinping.