Jerman berencana untuk menggratiskan transportasi umum. Tapi apakah ini merupakan langkah yang paling tepat untuk mengurangi polusi? Simak wawancara DW bersama Odet Cats, peneliti Royal Institute of Technology, Swedia.
Iklan
Di bawah tekanan dari Uni Eropa untuk mengatasi polusi mematikan di udara, pemerintah Jerman mempertimbangkan untuk menghapus tiket angkutan umum di kota-kota yang paling tercemar. Beberapa kota telah mencoba skema semacam itu, seperti kota Tallinn di Estonia. DW berbincang-bincang dengan pakar transportasi Oded Cats, yang juga menulis studi mengenai skema transportasi bebas biaya di Tallinn. Apakah benar Jerman dapat mengurangi polusi dengan meniru sistem yang diterapkan ibukota Estonia itu?
DW: Apa alasan Tallinn menerapkan transportasi bebas biaya - dan apakah itu efektif?
Oded Cats: Tujuannya adalah untuk mempromosikan transportasi umum, mengurangi kemacetan lalulintas, dan terutama untuk meningkatkan mobilitas bagi kelompok berpenghasilan rendah dan juga pengangguran. Yang terakhir, menurut saya, bisa dianggap sudah tercapai. Sekarang terlihat, banyak orang dari kelompok berpenghasilan rendah dan pengangguran lebih sering bepergian.
Ketika bicara mengenai transportasi umum, kami melihat efek langsung, yang terbilang kecil. Tapi sekitar satu atau dua tahun setelah diperkenalkan, kita melihat efek yang lebih berkelanjutan: penggunaan angkutan umum meningkat sekitar 14 persen. Namun sebagian besar dari angka ini adalah orang-orang yang tadinya biasa berjalan. Jadi dipertanyakan apakah ini yang diinginkan?
5 Masalah Lingkungan Terbesar Abad Ini
Dunia hadapi 5 masalah lingkungan tebesar yang pemecahannya amat sulit. Tanpa langkah penyelamatan global, biosfer terancam musnah. Ini berarti kiamat bagi umat manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Polusi Udara
Emisi CO2 terus membebani lingkungan. Setelah revolusi industri, aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil jadi penyumbang terbesar cemaran udara. WHO melaporkan sekitar 10 persen kasus kematian pada 2012, adalah akibat dampak penyakit yang dipicu polusi udara. Foto:Shanghai diselimuti smog.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eisele
Pembabatan Hutan
Pembalakan liar dan pembabatan hutan tropis kini terjadi dengan laju menakutkan. Setiap tahun rata-rata 7,3 juta hektar hutan dibabat, untuk dijadikan pemukiman, lahan perkebunan besar, tanah pengangonan dan pertanian monokultur lainnya. Fungsi hutan sebagai paru-paru hijau dan penyimpan CO2 turun drastis dan dampaknya amat luas.
Foto: picture-alliance/dpa
Pemusnahan Biodiversitas
Manusia menjarah alam dalam tempo yang menggiriskan. Pembabatan hutan dan rebutan habitat jadi pemicu utama musnahnya biodiversitas. Juga perburuan hewan untuk perdagangan daging maupun bagian tubuh lain, yang dipercaya sebagai obat mempercepat pemusnahan biodiversitas.
Foto: DW/A. Cizmecioglu
Erosi Tanah Subur
Monokultur, pembabatan hutan, pembetonan lahan dan perubahan tata guna lahan adalah pemicu erosi tanah subur. PBB melaporkan setiap tahunnya 12 juta hektar lahan pertanian terdegradasi jadi gurun akibat erosi. PBB sejak lama menyerukan metode pertanian berkelanjutan untuk mengerem laju erosi.
Foto: CC BY-SA 2.0/Jim Bain
Tekanan Ledakan Populasi
Populasi manusia tumbuh dengan cepat. Hanya dalam waktu satu abad, jumlah populasi meningkat dari 1,6 milyar di awal abad 20 menjadi 7,5 milyar orang saat ini. Tekanan populasi jadi potensi konflik perebutan lahan dan sumber daya alam terpenting, misalnya air. PBB memperkirakan, jika tidak direm, pada 2050 pupulasi penduduk Bumi bisa mencapai 10 milyar orang. Penulis: Nils Zimmerman (as/ml)
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
5 foto1 | 5
Jika bisa naik kendaraan umum secara gratis, orang lalu memanfaatkan angkutan umum untuk jarak yang biasanya mereka tempuh dengan berjalan kaki. Sebagian besar penumpang merupakan warga kota yang biasa berjalan kaki, dan juga mereka yang sebelumnya memang pengguna angkutan umum. Hanya sebagian kecil dari angka kenaikan ini merupakan warga yang tadinya menggunakan mobil pribadi. Jadi kita tidak bisa mengatakan bahwa benar-benar ada keberhasilan dalam hal mengurangi lalu lintas mobil, atau kemacetan dan emisi yang terkait dengannya.
Mengapa skema ini tidak menarik lebih banyak pemilik mobil pribadi?
Banyak kota lain juga telah bereksperimen dengan kampanye jangka pendek transportasi umum gratis. Namun bagi warga, bukanlah soal biaya perjalanan yang menjadi alasan bagi mereka untuk lebih memilih mobil daripada transportasi umum. Kami melihat bahwa pilihan mode mana yang akan digunakan jauh lebih berkaitan dengan kualitas layanan. Jadi misalnya, jika investasi ini dibuat dalam meningkatkan frekuensi daripada mengurangi biaya, maka kemungkinan besar akan mendapatkan penumpang baru.
Perangi Polusi Udara Dengan Dinding Lumut
Stuttgart di Baden-Württemberg, Jerman seperti kota besar lainnya berjuang untuk mengatasi masalah polusi udara. Inovasinya: Menyaring debu dengan dinding yang ditutupi lumut.
Foto: picture alliance/dpa/Lichtgut/A. Zweygarth
Udara kotor merugikan kesehatan
Pimpinan Badan Lingkungan Federal Jerman (UBA) Maria Krautzberger menyebutkan: "Nitrogen dioksida selama beberapa dekade telah menaikan rsisko kesehatan warga" Krautzberger menunjuk langsung biang keroknya: mobil bermesin diesel.
Foto: Reuters/M. Rehle
Kota Jerman dengan rekor polusi terburuk
Stuttgart adalah kota dengan polusi kabut asap terburuk di Jerman, Konsentrasi partikel halus di udara lebih tinggi dari 50 mikrogram per meter kubik di 30 hari dalam dua bulan pertama 2017. Jauh melewati standar aman partikel halus Uni Eropa. 50 mikrogram per meter kubik. Kadar 40 mikrogram sudah dinyatakan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Foto: picture alliance/dpaB. Weißbrod
Zona tanpa kendaraan diesel
Pemerintah negara bagian Baden-Württemberg telah memutuskan untuk memperkenalkan zona "tidak boleh berkendara" untuk kendaraan bermesin diesel dengan emisi lebih dari 80 miligram partikel halus per kilometer. Mulai tahun 2018, pencemar berat akan dilarang memasuki kota selama periode polusi tinggi.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Murat
Dinding lumut sebagai filter udara
Upaya lain untuk meningkatkan kualitas udara adalah pemasangan dinding lumut. Lumut biasanya tumbuh di hutan pegunungan. Lumut yang menyerap nutrisi dari hujan dan udara - diyakini bisa "memakan" polusi udara. Di Stuttgart, dinding lumut tersebut saat ini sedang dibangun sepanjang 100 meter dengan tinggi tiga meter.
Foto: picture alliance/dpa/Lichtgut/A. Zweygarth
Diubah jadi biomassa
Polutan yang melekat pada permukaan lumut yang lengket ,diubah oleh bakteri menjadi biomassa tanaman. Dua spesies lumut (Ceratodon Purpureus dan Canescens Racomitrium) yang digunakan untuk dinding filter, dibiakkan secara khusus untuk menyaring dan menurunkan kadar partikel halus.
Foto: picture alliance/dpa/L.Mirgeler
Terbukti bersihkan udara
Pengujian teknis menunjukkan hasil yang memuaskan. Sekarang masih harus dilihat, apakah metode itu juga akan membersihkan udara dari jalan-jalan penuh polusi udara dari kota Stuttgart.
Foto: picture alliance/dpa/Lichtgut/A. Zweygarth
6 foto1 | 6
Jadi, apa yang harus dilakukan Jerman agar pemilik mobil bisa beralih?
Tidak hanya dari Tallinn, tapi juga dari banyak tempat lain, kami memiliki sejumlah besar bukti bahwa yang paling efektif adalah dengan meningkatkan biaya penggunaan mobil - dan khususnya harga bahan bakar atau pajak kemacetan, serta juga biaya parkir. Hal-hal ini akan membuat orang akan benar-benar berpikir dua kali saat ingin menggunakan mobil, atau memiliki mobil. Ini akan memastikan bahwa pengguna mobil pribadi akan membayar untuk apa yang disebut eksternalitas - efek yang tidak diinginkan – hal-hal yang disebabkan lalu lintas mobil, yaitu polusi udara dan kemacetan. Dan ini bisa dikurangi dengan mengenakan biaya parkir, biaya kemacetan dan pajak bahan bakar. Dan ketika pengguna mobil pribadi mengetahu bahwa biaya sebenarnya dari pilihan yang mereka buat, mereka bisa membuat keputusan yang lebih tepat. Dan mereka melakukan ini karena memiliki alternatif yang sangat kompetitif dalam bentuk angkutan umum.
Ketika Alam Menghukum Iran
Sejak lama Iran mengabaikan kerusakan lingkungan yang terjadi di wilayahnya. Kini sikap tersebut menjadi bumerang ketika alam mulai melumpuhkan kehidupan di kota dan desa.
Foto: MEHR
Debu Beracun
Selama berhari-hari alat pengukur kadar debu dan polusi di kota Ahwaz tidak berfungsi. "Dalam waktu dua jam debu merajalela. Tubuh saya dipenuhi bercak merah. Kulit saya terbakar dan harus dilarikan ke rumah sakit," kata Rosita, seorang guru di provinsi Khuzestan kepada Deutsche Welle.
Foto: MEHR
Jiran yang Terbakar
Sejak delapan tahun terakhir badai pasir kini menjadi mimpi buruk penduduk di selatan Iran. Politisi ramai-ramai mengklaim debu yang bercampur dengan partikel beracun itu datang dari jiran, Irak. Di sana berkecamuk perang sejak 35 tahun. Perkebunan kurma dibakari, sektor pertanian lumpuh dan udara dipenuhi zat kimia berbahaya.
Foto: picture-alliance/abaca/Y. Keles
Meranggas dan Berdebu
Pemerintah Iran selalu berpongah betapa negaranya menjadi "pulau stabilitas dan keamanan" di Timur Tengah. Namun sayangnya klaim tersebut tidak mencakup situasi lingkungan. Perubahan iklim dan manajemen air yang buruk membuat 80% dari 40 danau yang ada meranggas. Kawasan tersebut kini menjadi sumber polusi debu. Kekeringan juga mulai melanda sungai Karun di Ahwaz.
Foto: Isna
Kutukan Industri
Sejauh ini Iran belum memiliki rencana untuk memerangi masalah lingkungan di wilayahnya. Januari silam yayasan Heinrich Böll, Jerman, melaporkan fenomena kelangkaan air di Iran. "Satu kawasan terancam tidak layak huni di masa depan lantaran tidakadanya cadangan air yang memadai," tulis lembaga tersebut dalam laporannya.
Foto: FARS
Kelumpuhan Industri Minyak
Badai pasir di Khuzestan juga menyebabkan kerusakan pada infastruktur kelistrikan. Akibatnya industri minyak di kawasan tersebut lumpuh. Setiap hari Khuzestan memproduksi 750.000 barrel minyak. Industri minyak adalah pemasukan terbesar anggaran negara. Sebab itu politisi Khuzestan mulai mewanti-wanti terhadap krisis nasional.
Foto: imago/Xinhua
Tekanan Politik
Kubu konservatif menuding pemerintahan Hassan Rohani gagal mengendalikan situasi. Ia sebaliknya menyalahkan pendahulunya, Mahmud Ahmadinejad, atas kerusakan lingkungan di Iran. Bukannya mencari solusi, Ahmadinejad dulu malah menuduh dunia barat "memicu kekeringan di Iran, sebagai bagian dari rencana gelap mereka untuk menghancurkan Republik Islam."
Foto: MEHR
Negara di Dalam Negara
Garda Revolusi tidak hanya memiliki sistem persenjataan dan angkatan perang sendiri, mereka juga mengendalikan sumbu perekonomian di Iran. Perusahaan konstruksi bentukan Garda Revolusi, Khatam al-Anbiya, misalnya aktif menerima tender pemerintah buat membangun jembatan, pipa minyak dan bendungan. Kebanyakan bendungan dibangun tanpa mengindahkan dampak lingkungan.
Foto: khatam.com
Bencana Kabar Palsu
Februari lalu air menjebol dinding sebuah bendungan di provinsi Jahrom. Sekitar 700 rumah rata dengan tanah dan lebih dari 2000 gedung mengalami kerusakan. Lembaga penanggulangan bencana awalnya menepis kabar jebolnya bendungan sebagai fitnah. Bahkan foto-foto yang beredar di media sosial dicap palsu.
Foto: tasnimnews
Cerminan Buruk, Iran Terbelah
Pemerintah akhirnya mengirimkan bantuan ke provinsi Jahrom setelah beberapa pekan. Buruknya manajemen krisis di kawasan tersebut menjadi cerminan minimnya kinerja pemerintah menyangkut kerusakan lingkungan dan bencana alam.
Foto: mehrnews
9 foto1 | 9
Apa yang bisa kita pelajari dari skema transportasi umum gratis lainnya di seluruh dunia?
Sebagian besar skema ini diterapkan di Eropa, dan juga kebanyakan di kota-kota kecil, dengan kelompok pengguna jasa angkutan umum tertentu. Beberapa kota ini melaporkan kenaikan jumlah penumpang yang luar biasa. Bila melihat data tersebut lebih cermat, kita melihat bahwa angka-angka ini sangat kecil dan ada juga peningkatan layanan secara simultan. Jadi, bukannya mengerahkan dua bus sehari, tapi bahkan sampai 10 bus. Dan kemudian dalam laporan tertulis terjadi peningkatan penumpang 100 persen. Jadi kita tidak melihat bukti adanya efek yang besar.
Menara Ajaib Ubah Polusi Menjadi Perhiasan
Sebuah proyek inovatif karya desainer Belanda mengubah kabut asap menjadi perhiasan berharga. Dengan proyek tersebut ia ingin menciptakan ruang publik berudara bersih di tengah kota yang pekat dengan polusi udara
Foto: Derrick Wang
Modern dan Futuristik
Menara anti polusi yang didesain Daan Roosegaarde terlihat modern dan futuristik. Kendati terkesan sederhana, benda ajaib ini mampu membersihkan udara di sekelilingnya, menjadi semacam oase udara bersih di tengah kabut asap.
Foto: Derrick Wang
Filter Ajaib
Di dalamnya terdapat filter udara berteknologi teranyar yang sangat efisien. Selain hemat energi, filter ini juga mampu menyaring partikel terkecil sekalipun. Hasilnya udara yang ada di sekitar menara 75% lebih bersih ketimbang udara kota.
Foto: Derrick Wang
Hak Bernafas
Satu menara saja tidak cukup buat membersihkan udara seisi kota. Gagasan Roosegaarde sebenarnya cuma menyulap ruang publik menjadi kawasan berudara bersih di kota-kota yang berpolusi tinggi seperti Beijing.
Foto: Laard Buurman
Limbah di Udara
Roosegaarde meyakini masa depan tanpa sampah. Sebab itu ia mencari cara untuk mendaur ulang partikel polusi yang tersaring oleh menara udara buatannya.
Foto: Studio Roosegaarde
Sampah Menjadi Emas
Roosegaarde akhirnya memutuskan untuk menyulap partikel kotor menjadi sesuatu yang berharga. Dengan mengolah limbah lewat proses bertekanan tinggi selama 30 menit dan menyelubunginya dengan kaca akrilik, Roosegaarde berhasil memproduksi perhiasan berharga, semisal "Smog Free Ring" ini.
Foto: Studio Roosegaarde
Visioner Urban
Roosegaarde tidak asing dengan gagasan inovatif untuk masa depan. Di Eindhoven, Belanda, ia merancang jalur sepeda bercahaya. Untuk itu ia menggunakan cat Fluoresensi yang menyerap energi matahari di siang hari dan bisa memendarkan cahaya selama 8 jam di malam hari.
Foto: Daan Roosegaarden/Heijmans
6 foto1 | 6
Ada beberapa kota, yang paling terkenal adalah Hasselt di Belgia, yang menerapkan skema ini selama bertahun-tahun. Namun karena alasan finansial kota ini akhirnya harus kembali mengenakan tarif angkutan.
Bagaimana Tallinn - kota berpenduduk setengah juta orang - mengatasi masalah biaya ini?
Di Estonia pajak lokal dipungut berdasarkan data domisili. Ada sekelompok orang yang tinggal di Tallinn yang masih terdaftar di kota-kota lain di Estonia, dan ini adalah pendapatan pajak yang hilang untuk Tallinn. Kota ini juga berupaya menarik warga untuk mendaftarkan diri di Tallinn dengan menerapkan peraturan bahwa warga yang terdaftar sebagai penduduk yang berhak menikmati fasilitas transportasi gratis. Cara ini efektif, sehingga memberikan tambahan pendapatan dari pajak untuk menutupi pendapatan yang hilang dari tiket angkutan umum.
Oded Cats adalah asisten profesor transportasi dan perencanaan di Delft University of Technology, Belanda. Ia juga peneliti paruh waktu di Royal Institute of Technology, Swedia. Penelitiannya berfokus pada masalah jaringan, operasi, kebijakan transportasi dan perilaku perjalanan. Ia juga merupakan editor asosiasi European Journal of Transport and Infrastructure Research (EJTIR), dan anggota dewan redaksi Journal of Public Transportation dan Journal of Urban Rail Transit.
Misteri Kabut Pembunuh London
Lebih dari 12.000 orang meninggal dunia ketika kota London dirundung kabut hitam tahun 1952. Selama berpuluh tahun penyebabnya masih menjadi misteri. Tapi kini ilmuwan berhasil memecah teka teki terbesar abad silam itu
Foto: Central Press/Hulton Archive/Getty Images
Pembunuh di Udara
Di penghujung tahun 1952 kota London mendadak diselimuti kabut hitam dan tebal. Cuaca dingin dan minimnya angin memperburuk situasi di kota industri terbesar abad 20 itu. Akibatnya 12.000 orang meninggal dunia dan 150.000 lainnya terpaksa dirawat di rumah sakit.
Foto: Fox Photos/Hulton Archive/Getty Images
Hari-hari Maut
Padahal kabut pembunuh cuma bertengger selama tiga hari di langit London, yakni antara tanggal 5 sampai 9 Desember 1952. Polusi tidak cuma membunuh manusia, tetapi juga melumat satwa dan tumbuhan. Hingga kini kabut 1952 tercatat sebagai bencana polusi terparah di Inggris.
Foto: picture-alliance/United Archiv
Dekade Penuh Misteri
Kabut memangkas jarak pandang di dalam kota menjadi hanya satu meter. Akibatnya transportasi publik lumpuh. Selama beberapa dekade ilmuwan gagal mengungkap penyebab kemunculan kabut pembunuh tersebut
Foto: picture-alliance/United Archives/TopFoto
Petaka Batu Bara
Sejak saat itu pemerintah Inggris telah memperketat regulasi penggunaan bahan bakar di dalam kota. Ironisnya kabut pembunuh berasal dari pemanas batu bara yang digunakan penduduk untuk melawan musim dingin 1952 yang tergolong parah. Penggunaan batu bara berkualitas rendah pasca Perang Dunia II ditengarai menjadi penyebabnya.
Foto: picture-alliance/United Archives/TopFoto
Racikan Maut
Temuan ilmuwan A&M Universty di Texas, Amerika Serikat, mengungkap partikel asam sulfat yang terbentuk selama proses pembakaran batu bara, menyatu dengan kabut alami dan memproduksi senyawa mematikan lain yang berbahaya buat manusia. Ilmuwan juga mencatat paduan serupa sering muncul di kota-kota besar abad 21.