Benarkah Olmert Lakukan Korupsi?
10 Mei 2008Upacara 60 tahun Israel baru saja selesai, malam itu juga perdana menteri Israel Ehud Olmert mengadakan konferensi pers:
„Saya berani menatap mata Anda dan mengatakan: memandang mata Anda dan mengatakan: saya tidak pernah mau disogok. Saya tidak pernah menerima uang untuk diri saya sendiri."
Beberapa hari terakhir ini Olmert menjadi pusat perhatian karena diduga terlibat dalam kasus berat. Keputusan pengadilan melarang rincian kasus ini dipublikasikan. Namun setiap orang dapat menduga, bahwa perkara tersebut bisa merusak karir Ehud Olmert. Di luar itu dampaknya bisamenjadi fatal: perundingan perdamaian dengan Palestina terancam dan pemimpin kelompok oposisi Benjamin Netanjahu, yang menentang perundingan tersebut, bisa menjadi perdana menteri baru. Olmert mengatakan bahwa ia tidak akan menghalangi kemungkinan itu:
„Jika para penasehat pemerintah memutuskan untuk mendakwa saya, maka saya akan mengajukan pengunduran diri. Tapi saya berharap hal ini akan sampai terjadi. Namun bila hal ini terjadi, saya tak perlu dihibur ataupun diberi hiburan."
Tahun 90an Olmert menerima dana yang sangat besar dari seorang Yahudi asal New York. Dermawan yang hingga kini tidak dikenal yang tidak begitu dikenal itu, diketahui mendukung politisi Amerika Serikat secara finansial serta mengumpulkan uang untuk sebuah rumah sakit di Yerusalem. Nampaknya juga membantu Olmert ketika pemilihan komunal waktu itu:
„Tahun 1993 saya berhubungan dengan seorang asing, yaitu Moshe Talanski. Ketika itu ia sedang sibukmengumpulkan dana sumbangan. Waktu itu, saya mencalonkan diri sebagai walikota Yerusalem, dan Bapak Talanski membantu saya membiayai kampanye."
Di Israel memberikan sumbangan merupakan hal yang umum. Tanpa bantuan dana dari luar sebuah negara, politisi Israel hanya dapat menjalankan kampanye pemilu yang sangat sederhana. OlehNamun kerap timbul juga kecurigaan, bahwa mungkin sebagian sumbangan itu masuk ke kantung pribadi. Sedangkan pendahulu Olmert yakni Ariel Sharon juga sempat dicurigai hal yang sama, akan tetapi tidak pernah terbukti.
Oleh sebab itu, banyak orang bertanya-tanya, mengapa kasus ini menjadi perkara kenegaraan. Ada dugaan: Penderma Amerika itu bermaksud untuk merusak haluan politik Olmert yang ingin meraih perdamaian dengan Palestina. Olmert masih menjadi anggota partai Likud waktu mendapat bantuan dana itu dan berjanji tidak akan berkompori dengan Palestina. Sekarang Olmert memimpin partei Kadima dan berunding dengan presiden Palestina Mahmud Abbas, membahas semua permasalahan dengan Palestina. Karena hal ini Olmert dimusuhi oleh bekas rekan Likud-nya dan mereka bisa saja menjadikan penderma Amerika itu sebagai alasan untuk menggagalkan perundingan perdamaian Olmert.