1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bencana Alam di Jawa

6 Januari 2006

Upaya pencarian korban di Banjarnegara terhenti akibat hujan deras. Menurut dugaan, sedikitnya 100 orang masih tertimbun tanah longsor. Sementara di Jember, diperkirakan jumlah korban banjir juga akan terus bertambah.

Tim penolong dan warga desa di bagian desa Cijeruk yang dilanda longsor
Tim penolong dan warga desa di bagian desa Cijeruk yang dilanda longsorFoto: AP

Pencarian korban bencana longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terpaksa dihentikan Kamis (05/01) sore, karena hujan deras yang tak kunjung henti. Sehingga dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan. Usaha pencarian di bagian desa yang kini tertutup lumpur setinggi enam meter itu dilanjutkan Jumat (06/01) pagi ini. Hujan dan kurangnya peralatan menjadi penghambat utama pencarian dan pemberian pertolongan.

Saat pencarian dihentikan, 41 korban tewas berhasil dikeluarkan dari timbunan tanah. Sedangkan sejumlah besar lainnya masih terkubur. Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno mengatakan kepada wartawan di lokasi bencana, sekitar 140 terkubur hidup-hidup saat tanah longsor. Yang berarti, sekitar 100 jenazah masih harus ditemukan. Sedangkan koordinator pencarian, Arif Sudaryanto memperkirakan sekitar 160 orang terkubur di bawah lumpur dan batu. Mulyanto, seorang tentara yang ikut membantu pencarian korban di desa Sijeruk, mengatakan kepada kantor berita AFP, kemungkinan menemukan korban yang masih hidup sangat tipis.

Bantuan 5 Juta Rupiah Bagi Tiap Kepala Keluarga

Ketika mengunjungi lokasi bencana Kamis (05/01) kemarin, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah mengatakan, tiap kepala keluarga yang menjadi korban tanah longsor di Dukuh Gunungrejo, Desa Cijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara akan mendapatkan bantuan 5 juta Rupiah. Pemerintah telah menyiapkan dana sebanyak 500 juta Rupiah yang siap dicairkan. Demikian dikatakannya kepada wartawan.

Menurut Bachtiar Chamsyah bantuan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para korban yang saat ini berada di pengungsian. Terutama kebutuhan pangan, sandang, obat-obatan dan kebutuhan harian lain. Ketua DPR RI Agung Laksono dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie juga menyatakan pemerintah akan segera menurunkan bantuan untuk korban bencana.

Perhatian Dunia Internasional

Bencana alam di Jawa, baik di Banjarnegara maupun di Jember, Jawa Timur mendapat perhatian dunia internasional. Jerman secara khusus menyampaikan ungkapan duka cita kepada Indonesia, yang disampaikan melalui telegram dari Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier kepada Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda.

Sementara Australia menjanjikan bantuan sekitar 1,5 miliar Rupiah untuk korban yang selamat. Bantuan itu disalurkan melalui Palang Merah Internasional untuk mencarter helikopter yang akan digunakan untuk mengevakuasi korban yang luka-luka. Juga untuk memberikan bantuan darurat dari udara ke kawasan yang sukar dijangkau.

Penyebab Bencana Tanah Longsor dan Banjir

Bencana tanah longsor diakibatkan curah hujan yang besar pada beberapa hari terakhir ini. Bbagi para aktifis pelindung lingkungan, pembalakan liar menjadi penyebab utama bencana tersebut. Namun kantor berita Reuters melaporkan, longsoran tanah berasal dari bukit yang hutannya cukup lebat. Sehingga longsor bukan dampak penebangan liar. Memang, masalah penebangan hutan sudah mendapat sorotan sejak terjadinya banjir di desa Kemiri, Jawa Timur akhir pekan lalu, yang menyebabkan puluhan orang tewas.

Pemerintah daerah Jawa Timur menyatakan Kamis kemarin, 77 orang tewas akibat banjir, dan kemungkinan akan terus bertambah. Sementara kantor berita Antara melaporkan banjir merenggut korban 103 penduduk desa. (ml)