1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bencana Angin Taufan "Katrina"

30 Agustus 2005

Bencana angin taufan "Katrina" yang menerjang negara bagian Amerika Serikat Lousiana, Alabama dan Mississippi, yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan besar, menjadi sorotan harian Jerman dan harian Eropa lainnya.

"Katrina" mendamparkan kapal sampai ke jalan bebas hambatan
"Katrina" mendamparkan kapal sampai ke jalan bebas hambatanFoto: AP

Harian Jerman SÜDWEST PRESSE yang terbit di Ulm mengomentari bencana tersebut, mengkaitkannya dengan kenaikan harga minyak bumi. Selanjutnya kami baca:

"Angin taufan „Katrina“ yang menyapu kawasan pantai Lousiana dijadikan alasan oleh para spekulan di pasaran minyak. Mereka mendapat tambahan alasan untuk menaikkan harga minyak bumi, karena terhentinya produksi minyak di kawasan yang dilanda angin taufan Katrina."

Harian Austria SALZBURGER NACHRICHTEN juga mengkaitkan bencana angin taufan „Katrina“ dengan melambungnya harga minyak bumi. Kami kutip:

"Angin taufan „Katrina“ menaikkan harga minyak bumi dan menimbulkan spekulasi. Angin taufan „Katrina“ menerjang kawasan Teluk Meksiko yang merupakan kawasan kunci industri minyak Amerika Serikat, dan negara pemakai minyak terbesar di dunia itu, berada dalam keadaan yang rawan. Tapi apakah itu akibat angin taufan, perang, serangan teror atau kecelakaan kapal tanker, dunia telah belajar untuk mengkalkulasikan harga minyak. Sementara itu muncul suara yang sinis. Mungkin harga minyak masih harus dinaikkan dengan drastis, agar timbul pemikiran ke arah menghemat energi dan benar-benar memelihara sumber kekayaan alam. Mungkin New Orleans merupakan sebuah pertanda. Sementara itu dari Tanah Hijau datang laporan yang mengatakan, perubahan iklim dapat memunculkan sumber minyak raksasa dibawah permukaan es yang mencair. Pemerintah di Tanah Hijau telah bermimpi akan adanya boom minyak di kawasan Antartika. Ini sebuah mimpi buruk."

Dalam menyoroti bencana angin taufan „Katrina“, harian Jerman TAZ yang terbit di Berlin mengkaitkannya dengan perlindungan iklim. Selanjutnya kami baca:

"Para pakar mengatakan, desa-desa yang terendam banjir, tanah longsor dan karung pasir yang ditayangkan televisi dalam laporannya mengenai bencana banjir, akan sering kita lihat. Pada akhirnya akan mengena apa yang sejak bertahun-tahun diramalkan, yakni mengenai terjadinya perubahan iklim. Program untuk menanganinya tidak terlihat. Kalangan lobby ekonomi mempunyai sebuah alasan yang mematikan. Perlindungan iklim mengorbankan pertumbuhan. Dengan demikian apakah kita tidak dapat berbuat apapun? Kita dapat melakukannya. Gambaran yang menampilkan bencana hendaknya mendorong agar mengikuti saran yang disampaikan para pakar dalam melindungi iklim."

Juga harian Jerman KÖLNER STADT ANZEIGER melihat bencana angin taufan „Katrina“ sebagai sebuah peringatan untuk melindungi iklim. Kami kutip:

"Amerika Serikat masih tetap ragu-ragu untuk mengatakan bahwa ada kaitannya antara emisi gas rumah kaca dengan meningkatnya suhu global. Keraguan itu berubah menjadi rintangan politik.Bencana iklim d itahun belakangan sejak lama berbicara dengan bahasanya sendiri, dan menuntut adanya jawaban lain. Tanpa adanya perubahan politik mengenai iklim di Amerika Serikat, suara di kalangan ekonomi di Eropa tidak akan diam, untuk mengatakan bahwa adalah tidak tepat bila melihat perlindungan iklim dalam jangka pendek dari sisi biaya."

Terakhir kami kutip komentar harian Italia LA REPUBLICCA.

"Bencana angin taufan „Katrina“ kembali menunjukkan ketidakmampun kehandalan teknologi menghadapi kekuatan alam. Dan kembali muncul ketamakan yang sangat besar dari media, dengan mengirimkan reporter dan juru kamera ketempat yang sangat berbahaya, untuk memasukkan harapan yang memalukan dalam laporannya."

.