1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bencana Banjir di Istanbul

9 September 2009

Hujan paling deras di Turki dalam 80 tahun terakhir ini mengakibatkan bencana banjir. Puluhan orang tewas, ratusan rumah hancur dan sejumlah jembatan terputus.

Banjir di Istanbul.
Banjir di Istanbul.Foto: AP

Hujan deras yang turun sejak Selasa pagi (09/09) di bagian barat laut Turki mengakibatkan bencana banjir. Air bah yang berwarna coklat menerjang kota Istanbul dan beberapa distrik di sekitarnya. Jalanan kota dan jalan raya terendam air hingga beberapa meter, di antaranya jalan raya menuju Yunani, Bulgaria, dan menuju bandar udara Atatürk.

Di Istanbul bagian Eropa, 21 orang tewas, ratusan rumah hancur, jembatan dan sejumlah jalan terputus akibat banjir bandang itu. Buruknya perencanaan kota dengan membangun perumahan dan gedung di daerah aliran sungai dituding sebagai penyebab banyaknya jumlah korban tewas.

Banjir menyergap warga Istanbul yang di pagi itu berada dalam perjalanan menuju tempat kegiatannya. Banyak pengendara mobil memanjat atap kendaraannya dan kemudian diselamatkan dengan perahu karet. Di daerah Halkali, Istanbul, petugas penyelamat mengevakuasi tujuh jenazah korban. Mereka terbawa arus air bah, ketika berusaha menyelamatkan diri dengan memanjat keluar dari bus mini yang ditumpanginya.

Para pengendara truk kontainer juga menjadi korban banjir. Mereka tengah terlelap tidur di truknya masing-masing ketika banjir menerjang lapangan parkir di tepi jalan raya di Anatolia. Terjangan air mendorong sejumlah truk kontainer hingga terguling. Akibatnya, 13 pengemudi truk tewas.

Menteri Dalam Negeri Turki Besir Atalay mengungkapkan kekhawatiran mengenai kemungkinan meningkatnya jumlah korban tewas. Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dilaporkan telah tiba di Istanbul guna meninjau lokasi bencana. Menteri Lingkungan Veysel Aroglu menyebut hujan deras itu sebagai „terparah dalam 500 tahun terakhir“. Sebelumnya, gubernur provinsi Istanbul, Muammer Güler, menyebut ini merupakan bencana terparah dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut keterangan badan meteorologi setempat, curah hujan Selasa kemarin merupakan yang terparah sejak 80 tahun terakhir. Seperti yang dilaporkan media lokal, dalam waktu satu jam saja, 90 liter hujan per meter persegi turun di wilayah industri Istanbul. Volume ini dua kali lipat dari volume normal curah hujan yang biasanya turun sepanjang bulan September.

Pemerintah Istanbul melancarkan operasi penyelamatan besar-besaran dengan mengerahkan 900 petugas pemadam kebakaran dan penyelamat, enam helikopter militer dan 30 perahu karet. Kantor walikota Istanbul menyatakan, lebih dari seribu warga berhasil diselamatkan sejak Selasa kemarin (09/09).

Pemerintah Turki menyatakan, masih terlalu dini untuk mengumumkan jumlah kerugian akibat banjir. Namun pihak asuransi memperkirakan, kerusakan akibat banjir mencapai 70 hingga 80 juta dollar.

Menteri dalam negeri meminta pemerintah memberikan kompensasi kepada warga Istanbul. Sementara itu organisasi Bulan Sabit Merah menyatakan bahwa mereka sudah menyediakan tenda, selimut, makanan serta mengerahkan petugas penyelamat ke Istanbul dan Tekirdag. Duta besar Yunani berbicara dengan pejabat Turki bahwa pemerintah di Athena siap untuk mengirimkan bantuan.

Prakiraan cuaca Rabu ini (10/09) mengeluarkan peringatan bahaya banjir di Istanbul bagian Asia, sejumlah provinsi di barat laut dan sekitar Laut Hitam. Diperkirakan, hujan sangat deras akan turun Jumat mendatang (11/09).

LS/AR/afp/ap/rtr/dpa