1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bencana Kemanusiaan di Jalur Gaza

15 Juni 2007

Harian-harian Internasional menyoroti situasi di Jalur Gaza.Dan menggambarkannya sebagai bencana kemanusiaan dan pudarnya harapan untuk membentuk negara Palestina.

Hamas Rebut Markas Fatah di Jalur Gaza
Hamas Rebut Markas Fatah di Jalur GazaFoto: AP

Harian Swiss TAGESANZEIGER menurunkan komentar berjudul“ berakhirnya Palestina“. Selanjutnya harian ini menulis,“ apa yang saat ini terjadi di Jalur Gaza, lebih merupakan bencana kemanusiaan. Dan tidak tertutup kemungkinan, berakhirnya Palestina. Tujuan politik untuk membentuk sebuah negara Palestina yang mencakup Tepi Barat Yordan, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur sekarang semakin terancam. Itu juga tidak akan berubah , meskipun masyarakat Internasional dan Israel selalu menyebut solusi dengan membentuk dua negara. Realita berbicara lain. Didepan mata dunia Internasional, sejak bertahun-tahun, Israel menjalankan politik untuk mencegahnya terbentuknya sebuah negara Palestina. Hanya dengan melakukan perubahan paradigma dalam politik masyarakat Internasional secara konsekwen, yang akan dapat menghindarkan terjadinya bencana. Harian Denmark POLITIKEN dalam ulasannya yang berjudul „ Jalur Gaza memerlukan sebuah rencana Marshall“ menulis“ dengan kemenangan kelompok Hamas secara de fakto, sebuah masalah terpecahkan. Sekarang tidak ada lagi yang dapat dijadikan mitra perundingan yang berarti. Untuk itu harus dilakukan pembicaraan dengan pemerintahan Hamas di Jalur Gaza. Bila tidak, semua masalah lainnya tidak akan terpecahkan. Kondisi ekonomi di Jalur Gaza porak peranda.. Sekarang Jalur Gaza memerlukan bantuan besar-besaran seperti rencana Marshall. Yakni setiap bentuk bantuan untuk mengembangan perdamaian. Bantuannya harus disediakan negara-negara Arab yang kaya minyak, Bank Dunia, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Rusia. Selanjutnya harian Spanyol EL PERIODICO menulis,“ sebagian masyarakat internasional memandang situasi di Timur Tengah dengan sikap frustrasi. Sebagian lainnya dengan sikap skeptis. Pecahnya pertempuran di Jalur Gaza mengakibatkan semakin pudarnya harapan untuk membentuk sebuah negara Palestina. Penanggung jawab bagi terjadinya peperangan didalam tubuh Palestina, bukan hanya terletak ditangan kelompok yang bertikai. Melainkan juga ditangan negara-negara barat,terutama Amerika Serikat dan Israel yang menolak mengakui kemenangan kelompok Hamas dalam pemilihan umum. Terakhir kami kutip komentar harian Austria KURIER, yang secara khusus menyoroti usulan untuk mengirimkan pasukan perdamaian internasional ke Jalur Gaza. Selanjutnya harian ini menulis,“ tuntutan agar mengirimkan pasukan perdamaian Internasional,mungkin dalam jangka menengah merupakan sebuah opsi,meskipun tidak akan dapat memadamkam pemicu konflik yang saat ini terjadi. Sekarang hanya aparat keamanan Palestina yang dapat menghentikannya. Tidak ada yang dapat dilakukan masyarakat Internasional, selain menggunakan otoritasnya dengan baik, dan berdiri dipihak warga yang terdesak dan tertekan. Dan harus melakukan pembicaraan dengan semua kelompok yang terlibat konflik, juga dengan kelompok Hamas dan yang berdiri dibelakangnya. Serta tidak melancarkan strategi pemboikotan yang dapat semakin memperburuk kondisi kehidupan warga Palestina dan meningkatnya sikap agresif.