Sekitar 30 rumah tertimbun tanah longsor di Sukabumi, Jawa Barat di akhir tahun 2018. Sembilan orang tewas dan puluhan lainnya masih dicari. Tahun 2019 diperkirakan bencana alam masih akan sering terjadi.
Iklan
Tim SAR Gabungan baru berhasil menemukan sembilan korban tewas dari timbunan tanah longsor di Sukabumi, saat pencarian dilakukan Selasa pagi (01/01/2019). Diduga masih ada sekitar 34 orang korban yang tertimbun tanah longsor yang terjadi Senin sore (31/12/2018) di dusun Garehong, desa Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Sebanyak 60 orang dilaporkan selamat dan kini terpaksa memulai tahun barunya di pengungsian.
Pencarian korban tanah longsor tak mudah, karena medan di lokasi menyulitkan pengiriman alat berat. Akibatya tim SAR harus melakukan pencarian secara manual. Longsor susulan dilporkan masih terjadi. Meski intensitasnya kecil, kondisi tanah yang tidak stabil serta berlumpur akibat hujan semakin menyulitkan kerja tim SAR mencari korban di bawah timbunan tanah.
"Jalanan sempit sehingga menyebabkan tim evakuasi, logistik dan ambulans terjebak kemacetan,” ungkap juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho seperti dikutip dari AFP. "Bantuan yang terus berdatangan juga terhambat oleh banyaknya masyarakat yang ingin menonton bencana,” katanya menyebutkan hambatan lain yang dihadapi tim penyelamat.
Menurut Sutopo, di saat bencana sering kali wisata bencana terjadi, ketika masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana. Namun ada juga yang ingin menemui dan membantu kerabat yang terkena bencana.
Kilas 2018: Nestapa Indonesia di Tahun Bencana
Sepanjang tahun 2018 Indonesia setidaknya dilanda lima bencana dan tragedi yang menelan ratusan hingga ribuan korban jiwa. Tsunami di Selat Sunda adalah bencana terakhir yang menutup tahun duka.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Tsunami Selat Sunda
Tanpa adanya peringatan dini, gelombang tsunami menghantam pesisir Banten dan Lampung pada malam 22 Desember. Lebih dari 280 orang dinyatakan meninggal dunia. Letusan gunung Anak Krakatau yang memicu longsor bawah laut diyakini sebagai penyebab gelombang maut tersebut. Bencana ini melengkapi nestapa yang dialami Indonesia selama 2018.
Foto: Reuters/Antara Foto
Kecelakaan Lion Air
Tak usai dirundung bencana alam, Indonesia ikut ditimpa kecelakaan penerbangan. Pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT610 jatuh ke laut Jawa setelah lepas landas dari Jakarta, 29 Oktober. Sebanyak 189 penumpang dan kru kapal meninggal dunia. Dalam kesimpulan awal, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi menyebut Boeing 737 Max mengalami kerusakan sensor yang berakibat jatuhnya pesawat.
Foto: Reuters
Gempa Bumi dan Tsunami Palu
Gempa Bumi berkekuatan 7,5 skala Richter yang menghantam Palu, Sulawesi Tengah, pada September silam ikut memicu gelombang tsunami. Angka korban jiwa tercatat 2.000 orang, namun bisa membengkak menjadi 5.000 orang lantaran banyaknya korban yang tertimbun tanah menyusul fenomena likuifaksi pasca gempa bumi. Pemerintah menaksir kerugian yang tercipta mencapai Rp. 16 triliun.
Foto: AFP/Getty Images/J. Samad
Gempa Bumi Lombok
Lebih dari 500 orang meninggal dunia dan 1.000 mengalami luka-luka ketika serangkaian gempa bumi mengguncang Lombok antara 29 Juli hingga akhir Agustus silam. Akibatnya 417.000 penduduk terpaksa mengungsi dari kediaman sendiri. Adalah dua gempa bumi yang masing-masing berkekuatan 6,4 dan 6,7 pada skala Richter yang menimbulkan kerusakan terbesar. Total kerugian ditaksir mencapai Rp. 12 triliun.
Foto: Reuters/Antara Foto/A. Nugroho Gumay
Karamnya Feri di Danau Toba
Hampir 170 orang menghilang dan diyakini meninggal dunia akibat karamnya kapal feri di Danau Toba, 19 Juni. Para korban gagal menyelamatkan diri lantaran terperangkap di tubuh kapal. Karamnya KM Sinar Bangun ditengarai akibat kelebihan muatan. Namun ketiadaan manifes mempersulit kepastian jumlah penumpang dan kendaraan yang terangkut saat pelayaran. (rzn/ap: dari berbagai sumber)
Foto: Reuters/A. Damank
5 foto1 | 5
Ancaman bencana 2019
Di Labuan, Pandeglang, Banten, rumah warga terendam banjir rob setinggi 3 meter pada hari pertama Tahun Baru 2019. Banjir ini merupakan kali kedua setelah tsunami menerjang pesisir pantai Labuan, Pandeglang tanggal 23 Desember lalu.
Sebelum mengakhiri tahun 2018, Badan Nasional Penanggulan Bencana sudah memperingatkan bahwa bencana tanah longsor, banjir termasuk di antara tiga bencana hidrometeorologi penyumpang 95 persen total bencana alam yang diperkirakan terjadi di Indonesia tahun 2019. Puncak musim penghujan disebutkan Januari 2019, dengan potensi banjir di Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara.
Bencana ini disebabkan rusaknya daerah aliran sungai (DAS), serta kerusakan hutan dan perubahan penggunaan lahan.
Faktor yang Diduga Menjadi Penyebab Tsunami di Banten dan Lampung
Ada dua kemungkinan yang diduga sebabkan tsunami di Banten dan Lampung, yakni longsor akibat aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda.
Foto: Getty Images/AFP/F. Awed
Tsunami terjadi bukan akibat gempa
Melainkan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau. Tsunami terjadi pada Sabtu malam (22/12/2018) sekitar pukul 21.27 WIB. Kemungkinan disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama. Dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang menerjang pantai. BMKG masih berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan faktor penyebabnya.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Jumlah korban terus bertambah
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Minggu (23/12/2018) pukul 16.00 WIB tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang. Sementara itu kerusakan material meliputi 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak.
Foto: Getty Images/AFP/Semi
Pendirian posko-posko evakuasi untuk penanganan korban
Tim gabungan BNPB bersama TNI, Polri, Basarnas, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian PU Pera dan Kementerian ESDM terus mendampingi Pemda dalam penanganan darurat. Posko, pos kesehatan, dapur umum dan pos pengungsian didirikan untuk menangani korban.
Foto: BNPB
Alat berat dikerahkan untuk pencarian korban dan pembukaan akses jalan
Alat berat dikerahkan untuk membantu evakuasi. Saat ini sedang bekerja lima unit excavator, dua unit loader, dua unit dump truck dan enam unit mobil tangki air. Banyaknya bangunan yang rubuh serta akses jalan yang terputus menyebabkan petugas kesulitan menjangkau wilayah terdampak tsunami.
Foto: BNPB
Fenomena yang langka
BMKG dan Badan Geologi Kementerian ESDM menyebutkan fenomena tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung merupakan fenomena langka, karena tidak didahului oleh gempa. Sistem stasiun seismik di Pulau Sertung dekat Krakatau merekam getaran tremor terus-menerus. Menurut dugaan hal inilah yang menyebabkan longsor bawah laut yang mengakibatkan tsunami. yp/ap (BMKG, BNPB, Badan Geologi Kementerian ESDM)