1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tiga Pejabat Tambang Soma Digugat

19 Mei 2014

Kejaksaan Turki menggugat tiga pejabat perusahaan tambang di Soma setelah bencana ledakan. Mereka dianggap bertanggung jawab atas tewasnya lebih dari 300 buruh tambang.

Foto: Reuters

Jaksa Turki Bekir Sahiner menerangkan, tiga orang ditahan sehubungan dengan kecelakaan tambang di Soma. Ketiganya digugat karena lalai dan mengakibatkan kematian banyak orang.

Media Turki melaporkan, yang ditahan antara lain manajer operasi Akin Celik dan kepala keamanan Yasin Kurnaz. Jika dinyatakan bersalah, mereka bisa djatuhi hukuman 3 sampai 15 tahun penjara.

Celik membantah ia melakukan kesalahan. "Tidak ada kesalahan di pihak kami. Saya sudah bekerja selama 20 tahun di sini dan belum pernah terjadi kecelakaan seperti ini", katanya.

Kejaksaan Turki menerangkan, kebakaran di tambang batubara Soma kemungkinan terjadi akibat batubara yang panas dan kandungan gas yang tinggi di udara dalam terowongan.

Aparat keamanan Turki sebelumnya sempat menahan 25 orang untuk diperiksa sehubungan dengan kecelakaan itu. Jumlah korban tewas tercatat 301 orang.

Aksi protes

Aksi protes meluas di beberapa kota setelah kecelakaan tambang yang menewaskan lebih dari 300 orang itu. Perdana Menteri Erdogan dan partai AKP yang memerintah dianggap terlalu memberi kelonggaran pada pengusaha tambang dan tidak memperhatikan standar keamanan.

Kubu oposisi bulan lalu sempat menuntut pemeriksaan di tambang Soma dan aturan lebih ketat lewat parlemen, tapi tuntutan itu ditolak AKP. Kemarahan publik makin besar setelah tersebar foto di internet yang menunjukkan seorang penasehat Erdogan sedang menendangi demonstran.

Polisi mengerahkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa. Aparat keamanan memblokir akses ke pertambangan Soma untuk mencegah kerumunan. Aksi protes besar juga digelar di Ankara, Istanbul dan Izmir.

Kritik terhadap Erdogan

PM Turki Recep Tayyip Erdogan ketika berkunjung ke lokasi bencana mengatakan, kecelakaan "adalah hal biasa" dalam operasi pertambangan. Pernyataan itu menyulut kemarahan para pekerja tambang.

Erdogan kini menghadapi tekanan politik sehubungan dengan rencananya mencalonkan diri sebagai presiden Turki dalam pemilu presiden Agustus mendatang.

Untuk menggalang dukungan, Erdogan akan berkunjung ke Jerman dan berpidato dihadapan masyarakat Turki di Köln, 25 Mei mendatang. Polisi di Köln mempersiapkan penjagaan ketat karena menduga akan muncul aksi protes besar selama kedatangan perdana menteri Turki itu.

Walikota Köln Jürgen Roters mengimbau Erdogan agar membatalkan acara di Köln. "Sebagai politisi yang bertanggung jawab, ia sebaiknya membatalkan acara kampanye ini, karena kecelakaan di Soma masin belum tuntas dan banyak korban tewas", kata Roters.

hp/rn (afp, dpa)