Bendera dan Simbol Nazi di Gedung Reichstag di Berlin
31 Agustus 2020
Demonstran ekstrem kanan hari Sabtu (29/8) di Berlin menembus pembatas polisi dan mencoba masuk gedung parlemen Reichstag sembari mengusung simbol Nazi. Para pimpinan politik menyebut insiden itu "kejadian memalukan".
Iklan
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menggambarkan insiden di depan gedung Reichstag di Berlin sebagai sebuah "serangan terhadap jantung demokrasi kita."
Pada Sabtu sore (29/8), ratusan orang mencoba memaksa masuk ke dalam gedung parlemen Reichstag di Berlin dan berhasil menerobos barikade penghalang dan menaiki tangga sebelum dihentikan oleh beberapa polisi yang berjaga.
Banyak demonstran yang mengenakan atribut Nazi dan membawa bendera gerakan ekstrem kanan "Reichsbürger" yang menolak legitimasi negara Republik Federal Jerman.
Frank-Walter Steinmeier menyebut para penyusup itu sebagai "gerombolan pengacau ekstremis sayap kanan", dan memuji kesigapan polisi penjaga keamanan yang telah "bertindak sangat hati-hati dalam situasi yang sulit."
Gedung parlemen Reichstag adalah "simbol demokrasi"
Pembobolan itu terjadi setelah aksi protes anti corona digelar di Berlin oleh kelompok-kelompok yang menolak kebijakan pembatasan sosial untuk meredam penyebaran virus corona. Lebih 30 ribu orang berkumpul di Berlin hari Sabtu untuk menggelar demonstrasi.
Beberapa bagian aksi protes sempat dibubarkan polisi karena peserta mengabaikan aturan jarak aman dan tidak mengenakan masker pelindung.
Menanggapi insiden tersebut, Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer mengatakan: "Gedung Reichstag adalah kedudukan parlemen Jerman dan simbol utama demokrasi kami."
"Fakta bahwa para penabur kekacauan dan ekstremis menyalahgunakannya untuk tujuan mereka, sungguh tidak dapat diterima." Dia selanjutnya mengatakan: "Perbedaan pendapat adalah pertanda kehidupan bermasyarakat yang sehat. Namun kebebasan berkumpul menemukan batas-batasnya, di mana aturan bernegara diinjak-injak."
Simbol-simbol Nazi 'tidak punya tempat' dekat gedung parlemen
Menteri Luar Negeri Heiko Maas lewat Twitter mengatakan, adalah sangat memalukan bahwa ada bendera Nazi di depan gedung parlemen Jerman.
Wakil Kanselir dan Menteri Keuangan Olaf Scholz juga menegaskan lewat akun Twitternya, simbol dan bendera Nazi "tidak punya tempat di Bundestag Jerman."
Semua pimpinan partai politik, mengecam keras aksi "penyerbuan parlemen" oleh kelompok ekstrem kanan. Politisi partai Hijau Konstantin von Notz menuduh partai ultra kanan AfD membantu mobilisasi ekstrem kanan untuk menyerbu Reichstag dan menyebut peristiwa itu "menjijikkan dan memalukan".
Ekstrem kanan rayakan penyerbuan
Video insiden itu disebar dengan cepat di forum-forum internet dan media sosial oleh kelompok-kelompok ekstrem kanan yang menyebut peristiwa itu sebagai "keajaiban". Video tersebut menunjukkan kerumunan orang yang berlarian merangksek ke pintu gedung parlemen yang saat itu hanya dijaga tiga polisi. Para petugas kepolisian bersikeras memblokir pintu masuk dan menghadang kerumunan massa.
Polisi bantuan yang kemudian datang menghalau massa dengan semprotan cairan merica lalu membubarkan kerumunan massa di depan Reichstag.
"Kami tidak bisa berada di mana-mana sepanjang waktu," kata juru bicara kepolisian Berlin, Thilo Cablitz. Para demonstran ekstrem kanan sengaja mencari titik lemah dan "memanfaatkan situasi untuk menerobos barikade dan naik ke tangga Reichstag."
Suasana Sekolah di Seluruh Dunia Saat Pandemi Corona
Masa liburan sekolah telah berakhir, infeksi COVID-19 juga kembali meningkat di berbagai negara. Sekolah di seluruh dunia melakukan penyesuaian terhadap kegiatan belajar di kelas agar tidak kembali ditutup.
Foto: Getty Images/L. DeCicca
Thailand: Belajar dalam kotak
Sekitar 250 murid yang belajar di sekolah What Khlong Toey di Bangkok kini harus belajar dari dalam kotak plastik dan memakai masker sepanjang hari. Di luar ruang kelas tersedia wastafel dan dispenser sabun. Suhu tubuh murid juga diukur setiap pagi. Aturan ketat ini berhasil: sekolah ini tidak melaporkan infeksi baru sejak Juli.
Foto: Getty Images/L. DeCicca
Swedia: Tidak ada aturan khusus untuk corona
Murid di sekolah-sekolah Swedia memang masih libur. Namun foto ini, yang diambil sebelumnya, melambangkan pendekatan negara ini terhadap penanganan COVID-19. Swedia belum pernah mewajibkan warganya untuk memakai masker. Bisnis, bar, restoran dan sekolah di sana juga tetap boleh beroperasi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/TT/J. Gow
Jerman: Pakai masker di kelas
Murid di SD Petri di Dortmund, negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW), jadi teladan yang patut ditiru. Sebagaimana sekolah di seluruh NRW yang merupakan negara bagian terpadat di Jerman, sekolah ini juga mewajibkan murid untuk memakai masker, termasuk di dalam ruang kelas. Sampai sekarang belum bisa dinilai apakah aturan ini berhasil atau tidak. Sekolah baru saja mulai tanggal 12 Augustus.
Foto: Getty Images/AFP/I. Fassbender
Tepi Barat: Masuk kelas lagi setelah 5 bulan
Sekolah juga kembali dibuka di Hebron, 30 kilometer di selatan Yerusalem. Murid di wilayah ini diwajibkan memakai masker, bahkan di beberapa sekolah, mereka juga harus memakan sarung tangan. Meskipun memakai masker, semangat guru dalam foto saat mengajar terlihat jelas. Sekolah-sekolah di Palestina tutup sejak bulan Maret dan Hebron dinyatakan sebagai pusat infeksi.
Foto: Getty Images/AFP/H. Bader
India: Pelajaran lewat pengeras suara
Sekolah di Dandwal, di negara bagian Maharashtra, India, menyediakan sarana khusus untuk murid yang tidak bisa mengakses internet. Di sini, murid bisa mengikuti kegiatan belajar dan mengejar tugas-tugas yang tertinggal dengan mendengarkan rekaman yang kemudian diputar dan disiarkan dengan bantuan pengeras suara. Maharashtra termasuk daerah yang terpukul parah oleh pandemi.
Foto: Reuters/P. Waydande
Kongo: Wajib cek suhu tubuh sebelum masuk kelas
Pihak berwenang di Lingwala, di pinggiran ibu kota Kongo, Kinshasa, menanggapi ancaman infeksi virus corona di kalangan siswa dengan amat serius. Setiap siswa yang belajar di Sekolah Reverend Kim diharuskan untuk mengukur suhu tubuh sebelum diizinkan masuk gedung. Masker wajah juga wajib dipakai.
Foto: Getty Images/AFP/A. Mpiana
Amerika Serikat: Kelas di daerah hot spot pandemi
Sekolah-sekolah di AS juga melakukan cek suhu tubuh setiap hari agar bisa menemukan potensi kasus COVID-19. Aturan ini dibutuhkan di negara yang masih mencatatkan angka infeksi tertinggi di dunia tersebut. Pada tanggal 13 Agustus, Universitas Johns Hopkins melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, ada lebih banyak orang meninggal bila dibandingkan dengan periode sejak akhir Mei.
Foto: picture-alliance/Newscom/P. C. James
Brasil: Sarung tangan dan pelukan
Maura Silva (kiri), guru sekolah umum di Rio de Janeiro barat, di dekat salah satu daerah kumuh terbesar kota itu, berusaha mengunjungi murid-muridnya di rumah mereka. Ia juga membawa sebuah perlengkapan untuk memeluk para muridnya. Sebelum menggendong mereka, Silva dan muridnya memakai masker dan membantu mereka mengenakan sarung tangan plastik. (bo/ae)
Foto: Reuters/P. Olivares
8 foto1 | 8
Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Berlin Andreas Geisel mengatakan, polisi menangkap sekitar 300 orang selama aksi protes hari Sabtu. Minggu yang lalu otoritas kota Berlin sempat melarang aksi protes massal itu, namun pihak penyelenggara mengajukan gugatan ke pengadilan, yang membatalkan larangan demonstrasi.