Berani Izinkan Anak Anda Masuk Sekolah Tahun Depan?
Detik News
24 November 2020
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah membolehkan sekolah kembali menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, mulai tahun 2021.
Iklan
Pandemi COVID-19 belum selesai. Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim membolehkan sekolah kembali menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, mulai tahun 2021.
Nadiem menyatakan kebijakan pembelajaran tatap muka untuk sekolah mulai tahun 2021 sangat tergantung dengan izin orang tua siswa. Orang tua berhak untuk tidak mengizinkan anaknya masuk sekolah di masa pandemi COVID-19 yang masih belum usai ini.
"Kalaupun sekolahnya dibuka bahwa orang tua masih bisa tidak memperkenankan anaknya untuk datang ke sekolah untuk tatap muka. Jadi hak terakhir dari siswa individu masih ada di orang tua," kata Nadiem lewat siaran YouTube Kemendikbud RI, Jumat (20/11).
Suasana Sekolah di Seluruh Dunia Saat Pandemi Corona
Masa liburan sekolah telah berakhir, infeksi COVID-19 juga kembali meningkat di berbagai negara. Sekolah di seluruh dunia melakukan penyesuaian terhadap kegiatan belajar di kelas agar tidak kembali ditutup.
Foto: Getty Images/L. DeCicca
Thailand: Belajar dalam kotak
Sekitar 250 murid yang belajar di sekolah What Khlong Toey di Bangkok kini harus belajar dari dalam kotak plastik dan memakai masker sepanjang hari. Di luar ruang kelas tersedia wastafel dan dispenser sabun. Suhu tubuh murid juga diukur setiap pagi. Aturan ketat ini berhasil: sekolah ini tidak melaporkan infeksi baru sejak Juli.
Foto: Getty Images/L. DeCicca
Swedia: Tidak ada aturan khusus untuk corona
Murid di sekolah-sekolah Swedia memang masih libur. Namun foto ini, yang diambil sebelumnya, melambangkan pendekatan negara ini terhadap penanganan COVID-19. Swedia belum pernah mewajibkan warganya untuk memakai masker. Bisnis, bar, restoran dan sekolah di sana juga tetap boleh beroperasi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/TT/J. Gow
Jerman: Pakai masker di kelas
Murid di SD Petri di Dortmund, negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW), jadi teladan yang patut ditiru. Sebagaimana sekolah di seluruh NRW yang merupakan negara bagian terpadat di Jerman, sekolah ini juga mewajibkan murid untuk memakai masker, termasuk di dalam ruang kelas. Sampai sekarang belum bisa dinilai apakah aturan ini berhasil atau tidak. Sekolah baru saja mulai tanggal 12 Augustus.
Foto: Getty Images/AFP/I. Fassbender
Tepi Barat: Masuk kelas lagi setelah 5 bulan
Sekolah juga kembali dibuka di Hebron, 30 kilometer di selatan Yerusalem. Murid di wilayah ini diwajibkan memakai masker, bahkan di beberapa sekolah, mereka juga harus memakan sarung tangan. Meskipun memakai masker, semangat guru dalam foto saat mengajar terlihat jelas. Sekolah-sekolah di Palestina tutup sejak bulan Maret dan Hebron dinyatakan sebagai pusat infeksi.
Foto: Getty Images/AFP/H. Bader
India: Pelajaran lewat pengeras suara
Sekolah di Dandwal, di negara bagian Maharashtra, India, menyediakan sarana khusus untuk murid yang tidak bisa mengakses internet. Di sini, murid bisa mengikuti kegiatan belajar dan mengejar tugas-tugas yang tertinggal dengan mendengarkan rekaman yang kemudian diputar dan disiarkan dengan bantuan pengeras suara. Maharashtra termasuk daerah yang terpukul parah oleh pandemi.
Foto: Reuters/P. Waydande
Kongo: Wajib cek suhu tubuh sebelum masuk kelas
Pihak berwenang di Lingwala, di pinggiran ibu kota Kongo, Kinshasa, menanggapi ancaman infeksi virus corona di kalangan siswa dengan amat serius. Setiap siswa yang belajar di Sekolah Reverend Kim diharuskan untuk mengukur suhu tubuh sebelum diizinkan masuk gedung. Masker wajah juga wajib dipakai.
Foto: Getty Images/AFP/A. Mpiana
Amerika Serikat: Kelas di daerah hot spot pandemi
Sekolah-sekolah di AS juga melakukan cek suhu tubuh setiap hari agar bisa menemukan potensi kasus COVID-19. Aturan ini dibutuhkan di negara yang masih mencatatkan angka infeksi tertinggi di dunia tersebut. Pada tanggal 13 Agustus, Universitas Johns Hopkins melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, ada lebih banyak orang meninggal bila dibandingkan dengan periode sejak akhir Mei.
Foto: picture-alliance/Newscom/P. C. James
Brasil: Sarung tangan dan pelukan
Maura Silva (kiri), guru sekolah umum di Rio de Janeiro barat, di dekat salah satu daerah kumuh terbesar kota itu, berusaha mengunjungi murid-muridnya di rumah mereka. Ia juga membawa sebuah perlengkapan untuk memeluk para muridnya. Sebelum menggendong mereka, Silva dan muridnya memakai masker dan membantu mereka mengenakan sarung tangan plastik. (bo/ae)
Foto: Reuters/P. Olivares
8 foto1 | 8
Siapa yang menentukan sekolah dibuka atau tidak?
Ada tiga pihak yang menentukan apakah sekolah dibuka atau tidak. Pertama, pemerintah daerah setempat. Kedua, kepala sekolah setempat. Ketiga, komite sekolah yang berisi perwakilan orang tua dan wali murid.
Bila nanti sekolah dibuka, maka protokol kesehatan pencegahan COVID-19 harus diterapkan. Kapasitas kelas hanya boleh setengah terisi, jaga jarak minimal 1,5 meter, semua mengenakan masker, hingga pemeriksaan suhu tubuh diwajibkan.
Iklan
Bagaimana respons pemda?
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pihak sekolah untuk tidak memaksakan belajar tatap muka bila sekolah belum benar-benar mampu untuk memenuhi infrastruktur dan protkol kesehatan pencegahan COVID-19. Tes usap (swab test) bagi seluruh warga sekolah juga perlu.
Jakarta belum memutuskan apakah akan mengizinkan sekolah-sekolah di wilayahnya buka kembali pada 2021 atau belum. Bupati Ciamis Jawa Barat juga belum mengambil keputusan. Pemkab Cianjur Jawa Barat bahkan memprediksi sekolah di daerahnya bakal tetap ditutup sampai vaksinasi dilakukan atau sampai pandemi berakhir.
Sekolah-sekolah di Sidoarjo Jawa Timur sudah ada yang mempersiapkan simulasi pembelajaran tatap muka sejak dari sekarang. Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi akan mengumpulkan tokoh masyarakat hingga dokter untuk menentukan apakah Sumut sudah pantas buka sekolah tatap muka pada 2021 atau belum.
Kritik datang dari PKS. Wakil Ketua Fraksi partai ini di DPR, Netty Prasetyani, menilai pemerintah pusat lepas tangan jika keputusan pembukaan sekolah diserahkan ke Pemda. Anggota Komisi X DPR dari PAN, Desy Ratnasari, meminta semua pihak mengutamakan keselamatan anak bangsa, apalagi saat ini vaksinasi belum dilakukan. (Ed: gtp/pkp)