1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berani! Politisi Kulit Hitam Jerman Lawan Partai Ekstrem AfD

19 September 2024

Brandenburg akhir minggu ini akan menggelar pemilu regional. Beberapa waktu lalu, partai populis kanan AfD menang besar di pemilu regional Sachsen dan Thüringen. Politisi kulit hitam dari CDU ingin membalikkan keadaan.

Kandidat kulit hitam dari CDU, Adeline Abimnwi Awemo, memasang poster kampanyenya di Cottbus
Politisi CDU Adeline Abimnwi Awemo, satu-satunya kandidat kulit hitam di wilayah Lusatia, Brandenburg.Foto: Frank Hammerschmidt/dpa/picture alliance

Poster-poster besar pemilu tergantung di jalan-jalan kota Cottbus, sebuah kota di negara bagian Brandenburg, yang sering menjadi berita utama karena ekstremisme kanan dan serangan rasis.

Tapi sekarang banyak poster menampilkan seorang perempuan kulit hitam yang tengah tersenyum. Di poster itu juga tertulis teks Miteinander!, sebuah kata dalam bahasa Jerman yang berarti "bersama-sama" atau "satu dengan yang lain."

Politisi kelahiran Kamerun, Adeline Abimnwi Awemo, dari Partai CDU adalah satu-satunya kandidat kulit berwarna untuk parlemen negara bagian Brandenburg. Ia akan berlaga pemilihan regional pada tanggal 22 September.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Pemilih di kawasan Jerman timur semakin beralih ke partai populis dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah jajak pendapat terbaru untuk Brandenburg menunjukkan partai CDU tertinggal di posisi ketiga dengan 18%, di belakang Partai Sosialdemokrat SPD dengan 23%. Sedangkan lebih dari seperempat pemilih Brandenburg berniat untuk memilih partai sayap kanan Alternative für Deutschland (AfD), menurut lembaga survei Dimap Infratest.

"Saya khawatir, tetapi saya tidak takut," katan Adeline Abimnwi Awermo kepada DW. "Saat bersama, Anda dapat menemukan solusi." Itulah yang ia maksudkan dengan slogan "Miteinander", jelasnya.

Serangan rasial saat memasang poster

Namun tidak semua orang bersikap terbuka. Pada bulan Juli, seorang perempuan diberitakan melakukan pelecehan dan serangan bersifat rasis terhadap Awemo saat ia sedang memasang poster pemilu.

Perempuan itu diduga menyerang Awemo secara fisik saat ia mencoba memulai percakapan. Politisi CDU tersebut dibawa ke rumah sakit untuk dirawat karena luka-lukanya. 

Awemo lahir di Kumba, Kamerun, dan pindah ke Cottbus pada 2002 untuk belajar di Universitas Teknologi Brandenburg. Di sana, ia menemukan komunitasnya.Foto: Chiponda Chimbelu/DW

"Sungguh mengejutkan bahwa hal seperti itu terjadi, karena saya belum pernah mengalami rasisme semacam itu selama 22 tahun di Cottbus," katanya.

Suara dan nada bicara Awemo berubah saat berbicara tentang insiden tersebut. Ia terdengar lelah dan tidak ingin membicarakannya.

"Serangan yang terjadi pada saya ini, dapat terjadi pada siapa saja," katanya. "Namun, kita tidak boleh mengabaikan sisi positif kota Cottbus." Sekarang dia harus memberi tahu polisi tentang setiap acara kampanye dan terkadang harus mendapat perlindungan ekstra.

Menemukan komunitas di Cottbus

Awemo lahir di Kumba, sebuah kota di wilayah berbahasa Inggris di Kamerun. Ia ke Cottbus pada tahun 2002 untuk belajar di Universitas Teknologi Brandenburg.

Saat itu, ia merasa asing di kota tersebut. Jika mengingat kembali, ia ingat menghadiri Misa di gereja Katolik tanpa mengerti sepatah kata pun bahasa Jerman dan "hanya tersenyum."

"Banyak orang di gereja yang mendatangi saya dengan berbagai ide dan mencoba membagikannya kepada saya," katanya. "Saya tidak pernah mengambil kursus bahasa Jerman. Bahasa Jerman yang saya kuasai saat ini saya pelajari dari orang-orang Cottbus." 

Politisi yang kini menganggap diri sebagai warga Cottbus menceritakan dia mendapatkan bantuan di setiap tahap kehidupannya, termasuk saat ia memulai keluarga dan karier. Itulah sebabnya Awemo ingin memberi sesuatu kepada kota itu. Ia yakin pengalamannya sebagai imigran dapat memberikan banyak manfaat, terutama ketika migrasi menjadi topik penting di Jerman. 

Awemo mengatakan bahwa ia mendukung migrasi yang terarah. "Jika kita mencari profesional dan orang-orang yang datang ke sini, misalnya, tukang kayu, dokter atau perawat, kita perlu memastikan mereka dapat bekerja secepat mungkin," kata Awemo, yang juga anggota Dewan Penasihat Integrasi dan Migrasi di Cottbus sejak 2018.

AfD guncang partai-partai mapan Jerman

Perdebatan publik tentang migrasi dianggap ikut mendongkrak popularitas populis kanan AfD dan populis kiri Sahra Wagenknecht Alliance (BSW). Sahra Wagenknecht memang dikenal karena retorika antiimigrasinya.

Popularitas kedua partai, khususnya AfD, meningkat signifikan dalam pemilihan negara bagian Sachsen dan Thüringen baru-baru ini. AfD memperoleh dukungan terbanyak di Thüringen dan berada di posisi kedua di Sachsen, sementara BSW berada di posisi ketiga di kedua negara bagian tersebut.

Di Cottbus, Awemo bersaing dengan politisi petahana AfD Lars Schieske. Di sini orang-orang percaya bahwa pengeluaran anggaran untuk membantu pengungsi dan untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari Rusia seharusnya difokuskan pada warga di sini dan komunitas mereka.

Alex, seorang pria berusia 20-an mengatakan bahwa "Jerman hanya membantu orang asing. Dan di sini, di Jerman, tidak ada apa-apa."

Awemo menunjukkan pengertian atas rasa frustrasi yang dialami para pemilih di sini. Ketika DW berbicara dengannya, ia sedang berkampanye di depan supermarket di daerah bernama Sachsendorf, lingkungan yang marjinal secara sosial dan bagian dari distrik  tempat Awemo mencalonkan diri.

"Ada banyak harapan yang belum terpenuhi," kata Awemo. "Dan di wilayah ini, ada juga sejarah penghentian penggunaan batu bara dan ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi."

Setia kepada misi kampanye

Cottbus terletak sekitar 120 kilometer di selatan Berlin. Ini adalah kota terbesar di wilayah yang dulunya adalah pemasok batu bara dan energi terpenting bagi negara Jerman Timur. Sekarang, kota ini termasuk salah satu wilayah termiskin di Jerman dan menerima dana ratusan juta untuk bisa keluar dari ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. 

Setelah serangan rasis terhadapnya, Awemo menerima dukungan luar biasa dari masyarakat dan partai, termasuk Ketua CDU Jan Redmann (kiri).Foto: Frank Hammerschmidt/dpa/picture alliance

Pada bulan Juni, Kanselir Jerman Olaf Scholz berada di wilayah ini untuk menghadiri pendirian Universitas Kedokteran Lusatia, yang akan menjadi rumah sakit universitas terbesar di negara bagian Brandenburg. Itu adalah kunjungan keduanya ke Cottbus tahun ini, yang pertama pada bulan Januari, saat ikut serta dalam peresmian pabrik kereta api baru.

Awemo berfokus pada peluang-peluang baru dalam pesan kampanyenya. "Akan ada pasar tenaga kerja besar yang akan memungkinkan orang untuk bekerja, sehingga mereka dapat hidup dan bergaul satu sama lain," jelasnya.

Namun tampaknya, masih banyak pekerjaan yang harus Awemo lakukan sebelum pemungutan suara pada 22 September nanti.

Artikel ini diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris