Dibanderol dengan harga lebih mahal dan klaim turunkan berat badan serta segudang manfaat kesehatan lain, benarkah beras analog baik untuk diet? Adakah efek sampingnya?
Iklan
Anggapan makan nasi bikin gemuk dan kadar gula naik membuat banyak orang mulai mengurangi konsumsi nasi. Bahkan, ada 'aliran' orang yang menolak makan nasi sama sekali.
Namun sebagian lainnya memilih untuk mengonsumsi jenis 'beras' dari bahan lain sebagai pengganti beras padi, misalnya beras porang, beras shirataki, dan beras jagung. Meski 'bernama' beras, ini bukanlah beras konvensional seperti yang selama ini dikenal masyarakat.
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, beras adalah padi yang telah terkelupas kulitnya. Namun beras yang tidak terbuat dari padi atau beras analog terbuat dari bahan pangan alternatif selain padi. Shirataki, misalnya, dibuat dari glukomanan yakni sejenis serat yang berasal dari akar tanaman konjak. Sementara beras porang dibuat dari tanaman porang.
Tren makan nonberas ini juga ramai di kalangan orang-orang yang ingin menurunkan bobot tubuh dengan cepat. Harga mahal bukan halangan bagi mereka. Elsa Simanjuntak, karyawati di Jakarta, adalah salah satu orang yang ingin mencobanya.
"Engga tiap hari makan shirataki. Lihat-lihat situasi saja," katanya kepada DW Indonesia. "Kalau lagi merasa gendut bisa tiga hari berturut-turut makan shirataki. Habis itu lumayan turun berat badannya."
Baginya, asupan shirataki ini tidak sekadar soal menurunkan bobot tubuh, tapi juga mengontrol gula darah. Elsa merasa lebih mudah mengantuk dan gula darahnya naik dengan cepat bila mengonsumsi nasi putih.
"Worth trying-lah. Buat variasi saja lebih tepatnya. Kadang suka diganti dengan quinoa juga, daripada harus diatur cuma boleh makan nasi putih 4 sendok makan saja, mending agak banyak tapi shirataki."
Sayekti Rahayu, seorang karyawati di Jakarta, juga pernah mendengar klaim serupa. "Sering dengar klaimnya bisa untuk diet, makan kenyang tapi timbangan aman," kata Sayekti kepada DW Indonesia.
Ia sebelumnya pernah menjajal shirataki setidaknya selama setahun sebagai bagian proses memperbaiki pola hidup dan program hamil. Pada akhirnya dia pun memilih konsultasi ke dokter gizi. "Coba karena penasaran, tapi buat saya sih tidak terlalu pengaruh ke berat badan."
Iklan
Apa itu beras analog?
Dibanderol dengan harga yang lebih mahal dan diklaim bisa menurunkan berat badan serta segudang manfaat kesehatan lain, apa sih sebenarnya beras analog itu?
Profesor Slamet Budijanto, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bandung, mengungkapkan bahwa beras analog adalah makanan berbentuk beras yang tidak terbuat dari padi, alias beras alternatif. Beras ini dibuat dari sumber karbohidrat lain dan dibentuk seperti beras padi. Namun ini bukanlah hal baru di Indonesia.
"Sebenarnya sudah muncul sejak zaman Presiden Pertama RI, zaman Pak Soekarno di tahun 60-an. Tapi dulu namanya beras Tekad yang dibuat dari ketela, jagung, kedelai," katanya kepada DW Indonesia.
"Cuma saat itu teknologi belum seperti sekarang, sehingga kurang berhasil. Ketika dimasak, hancur. Kemudian saya berpikir, Indonesia 'kan punya banyak sumber karbohidrat yang bisa diolah menjadi nonberas. Saya mulai meneliti soal beras nonberas, akhirnya 2011 saya mulai kenalkan beras analog," kata pria yang sudah meneliti beras analog lebih dari 10 tahun ini.
Penelitiannya membuahkan hasil. Beras analog ini tak lagi hancur saat dimasak. Dia menggunakan teknik ekstrusi panas (teknik pembentukan dan penekanan dengan pemanasan) kemudian dicetak seperti butiran beras.
"Dulu pakai ekstrusi dingin makanya hancur, sekarang pakai ekstrusi panas dengan pemanasan 80 derajat sehingga sebenarnya nonberasnya sudah matang. Saat dimasak di rumah, berasnya tidak akan hancur dan berubah bentuk, tetap seperti butiran nasi."
"Pada dasarnya semua bahan pangan sumber karbohidrat itu bisa dibuat beras analog. Bahkan pernah ada yang minta dibuatkan beras analog dari bonggol pisang. Ya bisa saja, tapi hasil warnanya kurang menarik, baunya kuat, dan rasanya kurang enak."
Biji Chia - Terbukti Berkhasiat bagi Kesehatan dan Kecantikan
Biji Chia mengandung gizi dalam jumlah banyak. Sehingga banyak orang menyebutnya sebagai salah satu makanan paling sehat di dunia. Manfaatnya sudah diuji dalam sebuah studi. Anda sudah pernah mencoba?
Foto: imago/Westend61
Kaya gizi, rendah kalori
Biji Chia ada yang berwarna kehitaman dan ada yang berwarna krem. Biji ini berasal dari tanaman Salvia Hispanica. Kata Chia yang berarti kekuatan berasal dari bahaya Maya kuno. Suku Aztek dan Maya memang sudah menyadari manfaat biji Chia sebagai sumber energi. Tetapi baru populer sebagai "super food" beberapa tahun belakangan ini.
Foto: picture-alliance/dpa/G. Forster
Mudah diikutsertakan dalam diet
Biji Chia tidak berasa apapun, sehingga bisa dicampurkan dengan makanan apa saja. Biji berukuran kecil ini tidak perlu digiling serta bisa disantap mentah, sehingga bisa dengan mudah digunakan. Biji Chia bisa direndam dalam sari buah, ditambahkan pada bubur atau puding atau smoothies, atau ditambahkan pada masakan yang dipanggang.
Foto: picture alliance/dpa
Mengandung antioksidan dalam jumlah besar
Ini salah satu keunggulan utama biji Chia. Dan efek terpenting antioksidan adalah memerangi produksi radikal bebas, yang bisa merusak molekul sel dan menyulut proses penuaan dan sejumlah penyakit seperti kanker.
Foto: Colourbox
Serat-serat bermanfaat
Seperti halnya padi-padian, biji Chia juga sarat dengan serat. Biji Chia seberat 28 gram mengandung 12 gram karbohidrat. Serat tidak meningkatkan kadar gula dalam darah. Walaupun termasuk karbohidrat, efek serat sangat berbeda dari pada karbohidrat yang bisa dicerna, misalnya gula atau pati.
Foto: Fotolia/Printemps
Kandungan protein cukup tinggi
Sekitar 14% biji Chia adalah protein. Dibanding tumbuhan lain, ini jumlah yang sangat tinggi. Selain itu, memiliki kandungan asam amino yang penting, sehingga kandungan proteinnya bisa digunakan tubuh dengan baik.
Foto: Colourbox/N. Arzamasova
Sokong Pengurangan Berat Badan
Menurut sebuah studi di Brasil, tingginya kandungan protein pada biji Chia berperan dalam pengurangan lemak. Penyebabnya, protein dalam biji Chia bisa membantu mengurangi nafsu makan dan jumlah makanan yang dikonsumsi, karena menyebabkan timbulnya rasa kenyang lebih cepat.
Studi yang dilakukan terhadap hewan menunjukkan, biji Chia juga memperbaiki sensitivitas atas insulin serta menyokong stabilisasi kadar gula dalam darah setelah menyantap makanan. Beberapa studi pada manusia yang menyantap roti mengandung biji Chia juga menyokong penemuan tersebut.
Foto: eye of science/Oliver Meckes
Mengandung gizi bagi tulang
Gizi yang dikandung biji Chia antara lain sangat penting bagi kesehatan tulang. Antara lain berupa kalsium, fosfor, magnesium dan protein. Teruma kandungan kalsiumnya sangat tinggi, sehingga biji Chia bisa dijadikan sumber kalsium sangat baik bagi orang yang alergi terhadap susu. (ml/vlz, dari berbagai sumber)
Foto: Colourbox
8 foto1 | 8
Apa efek sampingnya?
Namun konsumen seperti Elsa merasa khawatir untuk mengosumsi beras analog dalam jumlah banyak karena ini adalah beras buatan manusia dan telah diproses. "Setelah tahu human made (buatan manusia) agak waswas, takut ada efek sampingnya," ujar Elsa.
Profesor Slamet tak membatah bahwa memang beras analog telah dicetak mirip beras padi. Namun ia mengatakan bahwa sisi positifnya adalah jenis beras ini bisa diatur proses pembuatannya sesuai keinginan.
"Selain sumber karbohidrat, pemilihan bahan baku beras analog juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya mau kadar seratnya lebih tinggi bisa ditambah tepung porang. Mau lebih sehat tinggal ditambah vitamin dalam campurannya. Nanti buat yang diabetes juga bisa, tinggal kebutuhannya saja mau apa."
"Saya pernah membuat beras analog dicampur dengan tepung ampas kelapa biar gurih, ditambah bekatul agar seratnya tinggi. Ternyata rasanya enak sekali dan saat diuji di lab efeknya bisa menjaga (kadar) kolesterol. Jadi semuanya bahan alami, kalau dicampur aditif berbahaya mungkin ketakutannya beralasan."
Benarkah bisa buat diet?
"Pada dasarnya beras alternatif ini dipercaya mempunyai kandungan nutrisi yang lebih baik untuk diet. Misalnya, kandungan karbohidrat yang lebih rendah sampai dengan kandungan seratnya yang tinggi sehingga bisa menunda lapar," kata ahli gizi Ika Setyani kepada DW Indonesia.
"Biasanya beras jenis ini baik digunakan untuk orang yang akan menurunkan berat badan dalam waktu cepat atau pasien diabetes."
Ika mencontohkan 100 gram beras jagung mengandung 60 kkal, lemak 6 gram, protein 4 gram, gula 0 gram, dan serat 10 gram. Sedangkan nasi putih per 100 gram mengandung 175-180 kkal, 3 gram protein, 0,3 gram lemak dan 39,8 gram karbohidrat serta 0,2 gram serat.
Meski demikian, Ika juga mengungkapkan bahwa mengganti beras tidak serta-merta jadi penentu keberhasilan diet.
"Konsepnya tidak seperti itu. Tetap harus jaga makanannya, kalau makan banyak beras analog yang sudah rendah kalori, tapi lauknya berlemak dan berkalori tinggi, kurang serat, kebanyakan gorengan, ditambah kopi susu manis ya tidak akan pengaruh."
"Prinsipnya harus gizi seimbang biar tubuh ideal dan sehat. Bukan menghilangkan tapi mengganti, bukannya tidak makan nasi sama sekali tapi menggantinya dengan sumber lain yang lebih sehat, misalnya kentang, nasi merah, dan lainnya, termasuk beras analog, asal paduan lauknya juga tepat, sayur dan buah tercukupi."
12 Cara Kurangi Berat Badan
Ada berbagai metode untuk itu kurangi lemak. Misalnya yang disebutkan Sven-David Müller dalam buku "Die effektivsten Fatburner" (pembakar lemak efektif). Tapi yang utama adalah makan makanan yang tepat, dan berolahraga.
Foto: Fotolia/Jeanette Dietl
Makanan Yang Bakar Lemak
Menurut studi majalah kesehatan AS "Journal of Nutritional Biochemistry“ makanan yang bisa membakar lemak tubuh antara lain semangka. Jika orang menyantap makanan berlemak dan setelahnya makan atau minum setengah liter sari semangka. Kemungkinan berat tubuh bertambah bisa jadi berkurang 30%. Semangka mengandung asam amino Citrulin, yang bertugas mengatur kadar kolesterol pada darah.
Foto: Fotolia/soup studio
Kofein Dorong Pengurangan Lemak
Dengan dampaknya yang menstimulasi tubuh, kofein mendorong penggunaan energi. Kafein tidak hanya bisa ditemukan dalam kopi, melainkan juga teh hijau, coklat dan minuman untuk menambah energi.
Foto: GG-Raw/Fotolia
Serat Pangan Baik bagi Tubuh
Serat pangan sangat sehat. Bisa menurunkan kadar kolesterol, membuat orang merasa kenyang lebih lama dan mendorong pencernaan. Rasa kenyang ditimbulkan serat pangan yang tidak tercerna mengikat cairan di dalam lambung, sehingga orang merasa lambung penuh. Serat pangan terdapat pada roti sarat biji-bijian, juga polong-polongan, buah yang kulitnya juga dimakan, dan sayuran.
Foto: DW/Dan Hirschfeld
Pisang Yang Belum Terlalu Matang
Buah-buahan punya banyak serat pangan dan hampir tidak mengandung kalori sama sekali. Yang baik untuk "membakar" lemak adalah pisang yang belum terlalu matang, yang masih mengandung apa yang disebut pati resistan. Selain itu, alkaloid yang menyebabkan rasa pahit pada jeruk keprok bisa meningkatnya pembakaran lemak. Sedangkan pepaya mengandung ensim yang penting bagi metabolisme.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Ikan Membakar Lemak
Pada ikan, yang efektif untuk membakar lemak tidak hanya protein. Melainkan juga asam amino yang jadi bahan yang digunakan tubuh untuk memproduksi Noradrenalin dan Dopamin. Kedua hormon ini membantu pembakaran lemak di tubuh. Selain itu, minyak ikan sangat sehat, karena melindungi tubuh dari serangan jantung dan penggumpalan darah.
Foto: Fotolia/joemakev
Cabai Lawan Lapar Makanan Manis
Berbagai rempah-rempah mendorong pengurangan lemak. Paprika mengandung Capsaicin, yang dorong peredaran darah dan membakar kalori. Capsaicin juga ada dalam Tabasco, cabai dan rempah lain yang pedas. Kayu manis mengandung aroma yang menurunkan gula darah dan jadi senjata efektif melawan perasaan lapar akan makanan manis.
Foto: Fotolia/Sebastian Duda
Makan Tiga Kali Sehari
Orang yang sarapan pagi, biasanya lebih langsing daripada mereka yang hanya minum kopi di pagi hari. Yang paling efektif untuk mengurangi berat badan adalah makan hingga kenyang tiga kali sehari. "Snack" dan makanan kecil lainnya sebaiknya dihindari.
Foto: Fotolia/Andi.es
Makan dengan Tenang
Jika orang makan hingga kenyang maka pengurangan berat tubuh bisa sukses, dan rasa lapar yang tiba-riba muncul bisa dihindari. Karena rasa kenyang baru muncul antara 15-20 menit setelah orang mulai makan, sebaiknya menyantap makanan perlahan-lahan. Jika tidak, mungkin orang makan lebih banyak dari yang diperlukan tubuh.
Foto: Fotolia/Light Impression
Tidak Perlu Olah Raga Berat
Tidak peduli usia, olah raga penting. Tapi tidak perlu olah raga berat. Berjalan-jalan jika tidak dilakukan dengan santai sudah mendorong pembakaran lemak dan metabolisme. Menurut studi asuransi kesehatan Jerman, warga Jerman terlalu banyak duduk, yaitu tujuh jam per hari.
Foto: picture-alliance/dpa
Istirahat Tingkatkan Efektivitas
Pergerakan tubuh butuh energi dan mengurangi lemak pada tubuh. Orang yang berolahraga, bisa meningkatkan efek ini dengan beristirahat secara teratur. Pembakaran lemak meningkat jika orang menyelipkan 15 menit dalam satu jam olah raga. Selain itu, latihan olah raga dalam segmen panjang tapi sedikit lebih efektif daripada beberapa latihan dalam segmen yang singkat.
Foto: picture-alliance/dpa
Pekerjaan Rumah Tangga
Di samping itu, tidak selalu harus berbentuk olah raga. Menyapu lantai rumah, menaiki tangga, bekerja di halaman juga memerlukan kalori dalam jumlah besar. Sebaiknya tidak menggunakan lift dan tangga jalan. Selain itu jika mungkin, tidak menggunakan mobil melainkan sepeda.
Foto: Rido - Fotolia.com
Ketenangan Juga Mengurangi Berat Tubuh
Kabar baik. Untuk mengurangi berat tubuh orang tidak selalu harus bersusah-payah. Relaksasi dan ketenangan juga perlu, dan membantu pengurangan berat badan. Mungkin yoga di kantor? Studi klinik universitas Aachen menunjukkan, orang berbobot tubuh besar yang melatih relaksasi bisa mengurangi bobot tubuh lebih baik.
Foto: Fotolia/Jeanette Dietl
12 foto1 | 12
Jadi bagaimana diet yang tepat?
"Hal yang paling baik dilakukan ketika sudah memutuskan untuk diet penurunan berat badan adalah sadar, punya komitmen dan konsisten," ucapnya.
Sadar artinya mengetahui kebiasaan atau pola makan apa yang kurang baik selama ini dengan jujur, ujar Ika Setyani. Misalnya kebiasaan minum minuman berkadar gula tinggi, kurang aktivitas olahraga dan lebih sering jadi "kaum rebahan." Sedangkan komitmen berarti ada kemauan untuk mengubah pola makan atau kebiasaan yang tidak baik menjadi baik.
"Setelah berkomitmen, yang terakhir adalah konsisten untuk menjalankan perubahan," ujarnya menutup pembicaraan. (ae)