Konon, di masa lalu beberapa orang yang dianggap sakti kabarnya dapat bepergian ke Mekkah tanpa alat transportasi. Kini kota suci itu jadi tak hanya digunakan sebagai situs aktivitas religi. Opini Rahadian Rundjan.
Iklan
Dari sekian banyak kota di dunia ini mungkin tidak ada yang nuansa religinya begitu menyeluruh, dan juga sebegitu tertutup dari dunia luar, dibanding Mekkah.
Kota dengan Kabah sebagai pusat spiritualitas sekitar 1,8 milyar umat Islam tersebut sudah berabad-abad menjadi dambaan orang-orang Islam untuk melakukan ritual haji juga umrah.
Tidak hanya itu, setidaknya semenjak geliat pendidikan dan ekonomi modern kian berkembang, Mekkah ikut bertransformasi tidak hanya murni sebagai tempat orang-orang Islammemperteguh hakikat keislaman mereka, namun juga panggung ambisi-ambisi duniawi.
Hal tersebut terlihat mencolok di Indonesia, sebuah negara modern dengan jumlah populasi Muslim terbesar (200 juta jiwa) dan di antara seperempat sampai setengahnya mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di dunia. Maka tak heran melihat narasi sejarah, budaya, dan isu-isu kontemporer di Indonesia sedikit banyak kerap menjadikan nilai-nilai dan simbol-simbol Islam sebagai acuan dalam berbagai segi kehidupan manusianya.
Salah satunya adalah politik, yang cenderung berakhir tercemar, dan saling mencemari, jika disangkut pautkan dengan hal-ihwal keagamaan.
Lihat saja Indonesia sepanjang tahun 2018, yang disebut-sebut sebagai tahun pemanasan politik untuk menyambut pemilihan presiden pada 2019.
Mekkah kerap hadir di media tidak lagi sekedar dalam konteks penyelenggaraan haji atau umrah, namun juga berbingkai politik. Habib Rizieq, pentolan Front Pembela Islam (FPI), yang bermukim di Mekkahuntuk menghindari proses hukumnya didaulat sebagai sosok wajib kunjung, dengan nuansa politik yang kental, bagi para pejabat dan calon pejabat baik oleh kubu oposisi, dan seperti diberitakan belakangan ini, oleh kubu petahana.
Alasannya: karena Mekkah itu pusat dunia Islam, dan pertunjukkan kesalehan penting bagi elektabilitas politik di tanah air. Sejarah telah membuktikan bahwa Mekkah memang tidak hanya menjadi panggung bagi orang-orang Indonesia untuk berserah diri kepada Tuhan, namun juga panggung aspirasi politik yang terlalu sering memicu kontroversi daripada kontribusi positif.
Kereta Saudi Berkecepatan Tinggi, Mudahkan Jemaah Haji
Jika sebelumnya butuh berjam-jam dari Mekah ke Medinah dengan menggunakan bus, kini kereta ekspres Haramain memotong waktu perjalanan antara dua kota suci itu hingga dua setengah jam saja.
Foto: Getty Images/AFP/B. Aldandani
Mampir di Jeddah
Kereta cepat Haramain mulai beroperasi untuk umum pada pertengahan tahun 2018. Kereta ini menghubungkan Kota Mekah dan Medinah dengan melewati beberapa titik pemberhentian, di antaranya di Jeddah dan King Abdullah Economic City di Rabigh.
Foto: Getty Images/AFP/B. Aldandani
Nyaman, cepat dan aman
Haramain Express melaju di atas jalur rel sepanjang 453 km yang menghubungkan kota-kota suci dan bertujuan untuk menawarkan pilihan transportasi yang nyaman, cepat dan aman bagi para penumpangnya. Proyek kereta cepat ini merupakan hasil kerjasama Saudi dengan Spanyol.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Garcia
Bisa angkut 60 juta penumpang per tahun
Untuk awalnya, kereta tersebut diperkirakan membawa hampir tiga juta penumpang per tahun. Bila sudah beroperasi penuh, kereta ini bisa mengangkut 60 juta penumpang setiap tahunnya.
Foto: Getty Images/AFP/B. Aldandani
Dua setengah jam saja
Dengan kecepatan 300 km per jam, kereta cepat ini mampu melaju dari Mekah ke Medinah dalam waktu dua setengah jam. Sedangkan waktu tempuh dari Jeddah dan Mekkah akan memakan waktu 30 menit. Kereta Haramain diprioritaskan bisa memberi kenyamanan kepada jamaah haji dan umroh.
Foto: Getty Images/AFP/B. Aldandani
Efisiensi waktu dan biaya
Otoritas Angkutan Umum Saudi (PTA) menyatakan stasiun kereta api Medinah baru yang terletak dekat dengan Bandara Pangeran Muhammad sehingga diharapkan akan lebih efisien dari segi waktu dan biaya. Sementara harga tiketnya akan disesuaikan untuk semua dan jenis layanan yang diberikan.
Foto: Getty Images/AFP/B. Aldandani
Uji coba sukses
Meski operasi komersial diperkirakan dilakukan pada pertengahan 2018, setelah selesainya stasiun bandara Jeddah dan King Abdul Aziz, kereta ini sudah mulai diuji coba sejak akhir 2017. Menteri Transportasi Saudi, Nabeel Al-Amudi dan duta besar Spanyol untuk Saudi, Alvaro Iranzo sudah mencobanya.
Foto: Reuters/Saudi Press Agency
Mengakomodir jemaah
Jumlah peserta umroh diperkirakan mencapai sekitar 15 juta orang pada tahun 2020. Dengan beroperasinya kereta Haramain, yang melintasi jarak antara kedua kota suci Mekah-Medinah, maka jemaah hanya butuh dua setengah jam perjalanan saja, bukan enam jam lagi seperti sebelumnya ketika masih menggunakan bus. ap/vlz (economictimes.indiatimes, kuna,arabnews)
Foto: picture-alliance/epa
7 foto1 | 7
Mengeksploitasi Cap Kesalehan
Corak politik sudah terlihat ketika nama Mekkah mulai terdengar di Nusantara seiring kehadiran Islam. Antropolog Martin van Bruinessen dalam tulisannya mengungkapkan bagaimana raja-raja Banten dan Mataram begitu terpesona oleh Mekkah sebagai pusat kosmis.
Keduanya mengirim utusan-utusannya ke sana tidak hanya untuk memperdalam Islam namun juga memburu pengakuan politik.
Sesungguhnya, Mekkah tidak memiliki lembaga untuk urusan tersebut. Namun, ketika utusan-utusan tersebut kembali, masing-masing pada 1638 dan 1641, kedua raja merasa sudah mendapat legitimasi untuk menanggalkan gelar lokal dan memakai gelar Sultan.
Di Jawa, gagasan Mekkah dan hal-hal supranatural pun berbaur sebagai instrumen kuasa. Banyak tercatat kisah-kisah bagaimana sebuah tokoh atau tempat dapat dengan ajaib terhubung dengan Mekkah, misalnya Sultan Agung yang kabarnya dapat bepergian dengan sekejap ke Mekkah untuk melakukan sembayang Jum'at dan bagaimana pemakaman raja-raja Jawa (Imogiri) dibangun dan ditaburi dengan tanah dari makam Nabi Muhammad. Sulit untuk membuktikan kebenaran dari kisah-kisah tersebut, namun ia berperan besar dalam menciptakan citra Sultan Agung sebagai pemimpin yang saleh.
Masjid Termegah di Dunia
Dari Mekah ke Medinah, dari Yerusalem hingga Casablanca, bahkan dari Rusia hingga Roma, berdiri masjid-masjid termegah di dunia. Berikut di antaranya.
Foto: picture-alliance/dpa
Masjidil Haram di Mekah
Ini adalah masjid terbesar di dunia dengan luas 350 ribu meter persegi. Masjid tujuan utama ibadah haji ini dibangun pada abad ke-16 dan memiliki sembilan menara. Dari waktu ke waktu, masjid ini terus diperluas. Masjid al Haram kini bisa menampung hingga satu juta orang.
Foto: picture-alliance/dAP Photo/K. Mohammed
Masjid Nabawi di Madinah
Setelah Masjid al-Haram di Mekah, masjid terpenting lainnya di dunia adalah Masjid Nabawi. Makam Nabi Muhammad dan para sahabatnya terdapat di sini. Batu pondasi diletakkan pada tahun 622. Masjid ini bisa menampung 600 ribu orang. Masing-masing menara tingginya sekitar 100 meter.
Foto: picture-alliance/epa
Masjid Al-Aqsa di Yerusalem
Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem dapat menampung 5000 orang. Bersama dengan Kubah Batu dengan kubah berlapis emas, masjid ini menjadi salah satu yang paling terkenal, setelah masjid Al-Haram di Mekah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjid Al-Aqsa dibuka sejak tahun 717.
Foto: picture alliance/CPA Media
Masjid Hassan II di Casablanca
Masjid di pantai Atlantik ini dinamakan sesuai nama mantan Raja Maroko Hassan II. Masjid dibangun untuk memperingati ulang tahunnya ke-60 dan diresmikan tahun 1993. Sebenarnya ada masjid yang jauh lebih besar, tetapi rekor dunia yang dipegang masjid ini adalah ketinggian menaranya yang mencapai lebih dari 210 meter.
Foto: picture alliance/Arco Images
Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi
Masjid ini dibuka pada tahun 2007 dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Masjid ini luasnya 224 x 174 meter, dengan menara setinggi lebih dari 107 meter. Kubah utamanya yang berdiameter 32 meter, merupakan kubah masjid terbesar di dunia.
Foto: imago/T. Müller
Masjid Agung Roma
Ibu kota Katolik Roma, memiliki sebuah masjid agung. Dengan luas 30.000 meter persegi, masjid ini menjadi yang terbesar di Eropa. Pusat Kebudayaan Islam Italia bermarkas di sini. Mereka menyediakan layanan budaya dan sosial bagi umat Islam Sunni dan Syiah. Bangunan suci ini diresmikan tahun 1995.
Foto: picture-alliance/akg-images
Masjid Akhmad Kadyrov di Grozny
Masjid ini dinamai sesuai nama mantan Presiden Chechnya yang juga seorang Mufti dan wafat dalam serangan tahun 2004. Pembangunan masjid terganggu beberapa kali karena perang Chechnya. Masjid ini dibangun oleh perusahaan Turki dan dibuka tahun 2008. Karena sering gempa bumi di wilayah tersebut, masjid dibangun di atas pondasi tahan gempa.
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti/A. Kudenko
Masjid Kul Sharif di Kazan
Nama masjid Kul Sharif mengingatkan pada Imam terakhir dari Kazan sebelum dicaplok Rusia. Masjid ini bertetangga dengan Katedral Annunciation. Keduanya menjadi simbol dari keharmonisan penduduk Muslim dan Ortodoks Tatarstan (wilayah otonom di Rusia). Setelah sembilan tahun dibangun, masjid ini dibuka tahun 2005,
Foto: Maxim Marmur/AFP/Getty Images
Masjid Agung Moskow
Di Moskow, ibukota Rusia terdapat salah satu masjid terbesar di Eropa, yang kembali diresmikan tahun 2015. Bangunan enam lantai ini luasnya hampir 20.000 meter persegi dan ruangannya bisa memuat 10.000 orang. Saat peresmian kembali oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin hadir presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin Palestina, Mahmud Abbas.
Foto: Getty Images/AFP/V. Maximov
9 foto1 | 9
Ibadah haji juga sejatinya rawan dieksploitasi secara politis, sebagaimana sejarah memperlihatkan. Gelar "haji” diformalisasikan sedemikian rupa sehingga lebih terlihat sebagai titel sosial-politik.
Mungkin tokoh pertama yang memperkenalkan hal tersebut adalah Abu Nashar Abdul Qahar, raja Banten yang berkuasa di penghujung abad ke-17. Ia menunaikan ibadah haji dua kali dan mengabadikan pencapaian itu dengan memerintahkan pengikut-pengikutnya memanggilnya dengan nama "Sultan Haji”.
Pesona Mekkah sama sekali tidak luntur bagi generasi tokoh-tokoh politik Indonesia seterusnya, baik bagi tokoh-tokoh pergerakan nasional dan pemimpin-pemimpin besar macam Sukarno dan Suharto. Ritual ibadah mereka ke Mekkah, yang diabadikan dengan foto dan diperlihatkan di koran-koran seakan-akan meneguhkan kharisma kesalehan mereka di mata rakyat jelata. Tentu, itu juga dipergunakan sebagai instrumen stabilitas politik.
Tak ada bedanya di masa sekarang. Baik kubu Jokowi maupun Prabowo, dan kelompok-kelompok pendukungnya memanfaatkan Mekkah demi kepentingan masing-masing.
Misalnya saja selama masa kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018 lalu, diberitakan bagaimana beberapa calon kepala daerah umrah ke Mekkah sekaligus sowan kepada Habib Rizieq baik secara pribadi ataupun melalui perantaraan partai. Kunjungan-kunjungan tersebut, yang utamanya dilakukan oleh calon-calon kepala daerah usungan partai-partai oposisi, bernilai politis bagi kelompok oposisi yang kerap menyerang kelompok petahana dengan isu-isu fundamentalisme Islam.
Jelasnya, kharisma Habib Rizieq sebagai tokoh yang paling mengganggu petahana adalah ladang emas untuk mengangkat elektabilitas calon-calonnya. Pasangan calon gubernur Sudrajat-Syaikhu (Jawa Barat) dan Sudirman Said (Jawa Tengah) adalah contohnya. Meski akhirnya kalah, namun banyak pengamat menyebut kunjungan mereka ke Mekkah menjadi alasan besarnya perolehan suara mereka, yang di luar dugaan cukup mengejutkan.
Tak ayal, semenyebalkan apapun seorang Rizieq Shihab, ia harus diakui begitu berpengaruh dalam perpolitikan nasional. Terlebih kala ia menetap di Mekkah yang semakin menebalkan figur kesalehan keislamannya.
Tokoh-tokoh pemimpin oposisi seperti Prabowo dan Amien Rais tak ketinggalan ikut berkunjung ke Mekkah, menemui Rizieq Shihab. Sulit mengatakan bahwa hal tersebut adalah sebuah silaturahmi semata ketika publik semakin paham akan permainan simbol-simbol politik tingkat tinggi. Lantas, apakah isu pertemuan calon wakil presiden Ma'ruf Amin dengan Habib Rizieq di Mekkah bulan Agustus lalu, yang walau tidak kesampaian namun cukup menggegerkan publik, dapat ditafsirkan sebagai kode ajakan membelot dari kubu petahana kepada Rizieq Shihab dan massa fundamentalis di belakangnya?
Jika hal itu kesampaian, maka saya rasa sejumlah besar pendukung Jokowi yang moderat-progresif akan segera mencabut dukungannya.
Rizieq Shihab memang telah mengutarakan bahwa tidak akan ada tendensi kolaborasi politik terhadap kubu Jokowi selepas pulangnya Ma'ruf Amin dari Mekkah, namun mengingat begitu cairnya politik di Indonesia, rasanya kita semua patut khawatir akan kemungkinan terburuk di masa depan.
Khadijah, Feminis Islam Pertama
Nama Khadijah binti Khuwaylid, istri dari Nabi Muhammad SAW mengemuka dalam perdebatan mengenai peran perempuan dalam Islam. Ia dianggap sebagai feminis pertama dalam dunia Islam.
Pebisnis sukses dan terhormat
Ayah Khadijah merupakan saudagar sukses dari suku Quraisy yang bermukim di Mekah. Dalam masyarakat yang didominasi kaum pria, Khadijah mewarisi keterampilan, integritas, dan keluhuran ayahnya. Ia mengambil alih bisnis tersebut dan berdagang, mulai dari mebel, tembikar dan sutra -- melalui pusat-pusat perdagangan utama pada saat itu, dari Mekah ke Syria dan Yaman.
Berjiwa mandiri
Dia menikah dua kali sebelum akhirnya menikahi Nabi Muhammad. Kedua pernikahan itu dikaruniai anak-anak. Ketika kembali menjanda, ia sangat hati-hati dalam mencari pasangan. Sebagai perempuan sukses dan hebat, tak sedikit pria ingin meminangnya. Tak ingin lagi menderita ditinggal suami, ia memfokuskan diri sebagai orangtua tunggal, hingga akhirnya meminta Nabi menikahinya. Ia jatuh cinta...
Foto: Fotolia/Paul Posthouwer
Umur bukan halangan
Cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Khadijah mempelajari sifat dan pengalaman Nabi Muhammad yang mengelola kafilah pada rute perdagangan ketika menyertai pamannya, Abu Thalib. Usianya menginjak 40 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad yang kala itu berusia 25 tahun.
Foto: Fotolia/Carina Hansen
Istri ideal, lambang kisah cinta sejati
Pernikahan Khadijah & Muhammad merupakan pernikahan monogami hingga akhir hayatnya 25 tahun kemudian. Kenabian Muhammad mulai sejak pernikahannya dengan Khadijah, ketika menerima wahyu melalui Malaikat Jibril yang membuatnya takut, tegang & merasa sendiri kala tak seorangpun percaya padanya. Khadijah menghibur dan mendukung suaminya di masa paling sulit dalam hidupnya.
Foto: fotolia/Anatoliy Zavodskov
Pemeluk Islam pertama
Khadijah, ibu pertama kaum Mukmin, adalah orang pertama di bumi yang menerima Muhammad sebagai nabi terakhir Allah dan menerima wahyu yang memuncak menjadi Al-Qur'an. Dia disambut dengan "Salam kedamaian” oleh Allah sendiri serta Malaikat Jibril. Dia mewariskan harta duniawi dan menempatkan dirinya untuk menghadapi ancaman bahaya dalam mendukung Nabi Muhammad menegakkan Islam di negeri itu.
Foto: Getty Images/AFP/M. Al-Shaikh
Ia mendermakan kekayaan duniawinya bagi kaum miskin
Khadijah memberikan penghasilannya kepada orang miskin dan anak yatim, untuk para janda dan orang sakit. Dia membantu gadis-gadis miskin untuk menikah dan memberikan mas kawin bagi mereka. Khadijah menjadi salah satu wanita paling luar biasa dalam sejarah. Perempuan saleh, sederhana dan berani mencapai cita-citanya. (foto: Mauseleum Khadijah di Mekkah, wikipediacommon)
6 foto1 | 6
Berhenti Mengeksploitasi Agama
Hal paling suci pun akan tercemar jika dilakukan dengan niatan yang buruk. Saya pribadi tidak bersimpati terhadap gerakan tagar #2019GantiPresiden yang viral di media sosial, mempertunjukkan aspirasi politiknya dengan memamerkan baju dan spanduk mereka di tengah-tengah ritual haji; sebuah hal yang salah tempat, tidak tepat sasaran, dan begitu norak.
Sekali lagi, terbukti bahwa nilai-nilai sakral Mekkah sebagai kota suci sudah kian tergerus. Azas manfaat Mekkah sebagai pusat spiritualitas kalah dengan ambisi ekspresi politik, setidaknya bagi oknum-oknum tersebut.
Pertanyaannya, kapan kita mampu untuk memberikan batasan yang jelas antara agama dan politik?
Rasanya sangat tak elok, bahkan memuakkan, ketika melihat simbol-simbol kesalehan diperjualbelikan secara gamblang, bahkan serampangan, oleh elite-elite politik demi meningkatkan pamor mereka. Atau mungkin, apakah ini juga faktor mentalitas kolektif masyarakat Indonesia yang senang menimbang-nimbang nilai seseorang dari kesalehannya? Keduanya sama-sama buruk, dan jika hal tersebut tidak segera diubah, niscaya Indonesia akan kian terjerumus menuju masa kegelapan.
Penulis @RahadianRundjan adalah esais, kolumnis, penulis dan peneliti sejarah
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWnesia menjadi tanggung jawab penulis
*Silakan berbagi komentar pada kolom di bawah ini. Terima kasih.
8 Tujuan Perjalanan Religius di Dunia
Tempat ziarah keagamaan kadang juga jadi tujuan populer wisatawan. Tiap tahun jutaan umat datang ke lokasi-lokasi itu. Tujuan ziarah sangat banyak di dunia, ini delapan tempat yang paling signifikan di antaranya.
Foto: Getty Images/AFP
Mekkah
Kota suci Mekkah terletak di Arab Saudi dan menjadi tempat lahir Nabi Muhammad. Sekarang jadi kota metropolitan dengan penduduk dua juta orang. Jumlah populasi biasanya bertambah tiga kali lipat selama musim Haji. Ka'bah di Masjid al-Haram, yang merupakan mesjid terbesar dunia, menjadi tujuan utama ziarah di kota itu.
Foto: Getty Images/AFP
Madinah
Selain Mekkah, Madinah di Arab Saudi juga jadi tempat suci yang banyak dikunjungi umat Islam. Madinah adalah lokasi dimana Nabi Muhammad dimakamkan. Seperti halnya di Mekkah, di Medinah lokasi religius di pusat kota hanya boleh dikunjungi kaum Muslim.
Foto: picture-alliance/epa
Basilika Santo Petrus di Vatikan
Katedral megah ini adalah lokasi tahta suci pemimpin gereja Katolik Roma. Gereja berlokasi di Vatikan, negara independen yang berada di Roma, ibukota Italia. Bangunan gereja didesain sekelompok arsitek, termasuk Michelangelo, dan secara universal dianggap salah satu bangunan paling mengagumkan di dunia.
Foto: Reuters/M. Rossi
Tanah Suci Yang Mulia (Temple Mount)
Apa yang dikenal sebagai "tanah suci yang mulia" terletak di area yang dikenal dengan sebutan Temple Mount di kota Yerusalem. Bangunan tempat ibadah yang asli dihancurkan sekitar 70 SM. Lokasi ini menjadi tempat suci bagi tiga agama: Kristen, Islam dan Yahudi.
Foto: AP
Katedral Canterbury
Katedral ini bagi pemeluk Kristen Anglikan ibaratnya Basilika Santo Petrus bagi umat Kristen Katolik. Gereja ini berdiri di kota Canterbury, dan didirikan tahun 597 SM. Bentuknya yang sekarang sudah hampir berusia 1.000 tahun. Di samping katedral, kota Canterbury punya lokasi religius lain yang juga banyak dikunjungi peziarah.
Foto: picture-alliance/ampics/G. Fuller
Sungai Gangga
Bagi umat Hindu, mandi di sungai Gangga secara simbolis menjadi pemurnian batin. Sungai itu diberi nama berdasarkan seorang dewi dalam Hindu. Sungai Gangga membentang dari dataran tinggi Himalaya hingga Teluk Bengal di Bangladesh. Sungai itu penting tidak hanya dari segi keagamaan melainkan juga ekonomi. Sayangnya sekarang jadi sungai paling tercemar di dunia. Foto: kota Varanasi, India.
Foto: J. Rogers
Gunung Fuji
Gunung di Jepang ini jadi lokasi spiritual signifikan bagi pemeluk agama Buddha dan Shinto. Gunung Fuji dinyatakan sebagai warisan budaya dunia UNESCO tahun 2013. Selama ratusan tahun, gunung ini telah menarik jutaan peziarah dan pengunjung yang terpesona pada kecantikannya yang mencerminkan ketenangan. Fuji adalah satu dari tiga gunung suci di Jepang, di samping Haku dan Tate.
Foto: picture-alliance/dpa
Fatima di Portugal
Kota di Portugal ini sebelumnya diremehkan oleh peziarah Katolik. Hingga tahun 1917 ketika beberapa warga kota kecil itu menyatakan melihat penampakan Santa Maria, ibu Yesus. Setelahnya dilaporkan Maria menampakkan diri kepada lebih banyak orang, dan sejak itu Fatima menjadi salah satu lokasi ziarah Katolik yang paling penting.