Berlayar di Selat Taiwan, Cina Tuding AS Ganggu Stabilitas
20 Juli 2022
Rencana Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan hingga kapal perang AS yang berlayar di Selat Taiwan berisiko memunculkan ketegangan di kawasan Asia Timur. Militer Cina sebut tindakan AS memicu munculnya risiko keamanan.
Iklan
Cina mengatakan Amerika Serikat adalah 'pembuat risiko keamanan' setelah kapal perangnya berlayar di Selat Taiwan pada Rabu (20/07). Selat Taiwan merupakan jalur laut yang sensitif terkait ketegangan antara Cina dengan Taiwan.
Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan kapal perang USS Benfold melakukan transit "rutin" Selat Taiwan melalui perairan internasional "sesuai dengan hukum internasional."
AS yang telah melakukan pelayaran semacam itu sekitar sebulan sekali, memicu kemarahan Cina yang memandang kapal perang AS sebagai tanda dukungan untuk Taiwan.
Cina tuding AS lakukan provokasi
Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya telah mengikuti seluruh kapal AS dan memberi peringatan.
"Provokasi dan pamer yang sering dilakukan oleh Amerika Serikat sepenuhnya menunjukkan bahwa mereka adalah perusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan pembuat risiko keamanan di Selat Taiwan," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Pasukan teater tetap siaga tinggi setiap saat dan dengan tegas membela kedaulatan nasional dan integritas teritorial."
Menengok Kamp Pelatihan Unit Angkatan Laut Paling Elit Taiwan
Diterima di unit elit Pengintaian dan Patroli Amfibi Taiwan (ARP) sama sulitnya dengan menjadi pasukan SEAL Angkatan Laut Amerika Serikat. Para kandidat harus lolos ujian dan pelatihan berat selama beberapa pekan.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Tangguh seperti pasak baja
Program pelatihan bagi mereka yang ingin bergabung dengan unit angkatan laut elit Taiwan berlangsung selama 10 minggu. Tahun ini, 31 peserta lolos tes untuk mengikuti program ini, tetapi hanya 15 orang yang akan diterima. Di pangkalan angkatan laut Zuoying di Taiwan selatan, tubuh dan jiwa benar-benar diuji — satu latihan mengharuskan peserta tidur di atas beton yang dingin.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Disiram air dingin
Setelah menghabiskan sepanjang hari di laut, peserta pelatihan disiram dengan air dingin. Lelah dan gemetar, mereka berdiri di dermaga. Tujuan dari kamp pelatihan ini adalah untuk menempa para peserta mengembangkan kemauan yang kuat. Tidak peduli seberapa sulit misi mereka, kesetiaan terhadap rekan-rekan mereka, dan angkatan laut harus teguh.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Latihan berat di pantai
Yu Guang-Cang ikut dalam latihan di pantai. Sepintas terlihat seperti latihan senam bis. Namun, sebetulnya peserta melakukan latihan berat, mulai dari "long march" hingga berjam-jam dan latihan di dalam air. Instruktur mereka memiliki reputasi sebagai orang yang tegas tanpa kompromi. Waktu istirahat pendek dan jarang. Sering kali hanya ada waktu untuk minum seteguk dan ke toilet.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Cat perang
Seorang peserta pelatihan berjuang melawan kelelahan saat dia diolesi cat kamuflase. Semua peserta ikut secara sukarela. Kebanyakan ingin menguji coba batas ketangguhannya. Pelatihan ini dimaksudkan untuk mensimulasikan tantangan berat perang. Komandan angkatan laut mengharapkan, para peserta dapat difungsikan ketika keadaan menjadi sangat gawat.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Hanya semangat baja yang lulus
Para kandidat menghabiskan sebagian besar waktu mereka di laut atau kolam renang. Mereka harus belajar menahan napas untuk waktu yang cukup lama, berenang dengan peralatan tempur lengkap, dan menyerbu pantai dari laut. Sering kali untuk aksinya kaki dan tangan mereka diikat. Latihan ini bukan untuk mereka yang cengeng.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Mendekati batas peregangan
Para peserta tidak hanya harus lulus tes kekuatan dan daya tahan, mereka juga menghadapi beberapa latihan peregangan ekstrem. Ou Zhi-Xuan yang berusia 25 tahun menangis kesakitan saat dia diregangkan mendekati batas kelenturan. Jika ada yang melawan instruktur saat berada di bawah tekanan berat, mereka segera dikeluarkan dari program ARP.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Dihina dan dilecehkan
Tentu saja, para kandidat harus berlatih sambil mengenakan perlengkapan tempur. Mereka harus menghadapi semburan pelecehan dan penghinaan dari instruktur unit elit angkatan laut. Pesrta mendapat istirahat satu jam setiap enam jam. Selama waktu ini, mereka harus makan, biasanya bawang putih untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, mendapatkan bantuan medis, pergi ke toilet, dan tidur.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Jalan berbatu menuju surga
Latihan terakhir disebut "jalan menuju surga." Peserta pelatihan harus mengatasi rintangan yang unik. Mereka dipaksa untuk merangkak, praktis telanjang, di jalan berbatu, dan melakukan push-up, meskipun mereka sudah lelah dari minggu-minggu sebelumnya. "Saya tidak takut mati," kata salah satu peserta pelatihan, Fu Yu, 30 tahun.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Diberi selamat dengan bunyi lonceng
Xu De-Yu menandai akhir dari kamp pelatihan ARP dengan membunyikan lonceng. Dia adalah salah satu yang "beruntung" lulus ujian. "Tentu saja, kami sama sekali tidak akan memaksa siapa pun, semua orang ada di sini secara sukarela," tegas instruktur Chen Shou-lih, 26. Pesannya kepada para peserta: "Kami tidak akan menyambut Anda bergabung begitu saja, hanya karena Anda ingin datang." (rs/as)
Foto: ANN WANG/REUTERS
9 foto1 | 9
Angkatan Laut AS mengatakan kapal itu "transit melalui koridor di selat yang berada di luar laut teritorial negara pantai mana pun". AS juga menambakan "transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.”
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal AS berlayar ke utara melalui selat, dan situasi di jalur air itu "seperti biasa". USS Benfold telah beroperasi di Laut Cina Selatan yang disengketakan, di mana kapal itu telah melakukan dua "Operasi Kebebasan Navigasi" dalam seminggu terakhir.
Iklan
Rencana Pelosi ke Taiwan
Di sisi lain, pemerintah Cina memperingatkan pada Selasa (19/07) akan mengambil "tindakan tegas" jika Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan. Hal ini disampaikan Beijing setelah Financial Times mengatakan Pelosi akan pergi ke Taiwan pada bulan depan.
Pelosi dan delegasinya juga akan mengunjungi Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Singapura, serta menghabiskan waktu di Hawaii di markas komando Indo-Pasifik AS. Sementara, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan "belum menerima informasi yang relevan" tentang kunjungan apa pun.
Ditanya tentang laporan Financial Times, Drew Hammill, Wakil Kepala Staf Pelosi, mengatakan, "Kami tidak mengonfirmasi atau menolak perjalanan internasional sebelumnya karena protokol keamanan yang sudah berlangsung lama."
Kunjungan pemimpin Partai Demokrat itu ke Taiwan telah ditunda sejak April lalu, setelah dia dinyatakan positif COVID-19. Pada saat itu, Cina mengatakan kunjungan semacam itu akan sangat mempengaruhi hubungan Cina-AS.
Merusak kedaulatan dan integritas teritorial Cina
Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian mengatakan setiap kunjungan Pelosi akan "sangat merusak kedaulatan dan integritas teritorial Cina."
Isu-isu yang Bisa Picu Konflik AS Cina
Terutama kebijakan ekonomi Cina kerap diserang oleh Presiden AS Donald Trump. Berikut lima isu yang dapat menjadi pemicu sengketa AS Cina.
Foto: Reuters/T. Melville/M. Segar
Perdagangan Bilateral
Tema favorit Presiden AS Donald Trump adalah perdagangan bilateral AS-Cina Trump dalam pidatonya berulanghkali mengatakan, Cina akan merebut pekerjaan dari AS dan membuat negara Paman Sam itu merosot. Faktanya, Cina adalah negara pengutang terbesar bagi AS.dengan nilai lebih 1,2 trilyun US Dollar.
Foto: picture-alliance/dpa/Wang Chun
Sengketa Militer Korea Utara
Washington menuduh Beijing tidak berbuat banyak dan memainkan pengaruhnya untuk meredam ambisi militer penguasa di Pyongyang. Ujicoba terbaru misil Korut kembali menyulut nada tinggi dari Gedung Putih.
Foto: REUTERS/KCNA
Konflik Laut Cina Selatan
Dalam sengketa perebutan wilayah di Laut Cina Selatan, Amerika Serikat mendukung sejumlah negara yang berkonflik dengan Cina. Washington menuduh Beijing mencaplok kawasan kepulauan di Laut Cina Selatan untuk dijadikan pangkalan militer.
Foto: Reuters/ARMS Courtesy CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/DigitalGlobe
Status Taiwan
Pemerintah di Beijing menegaskan sikap politiknya mengenai Taiwan yang disebut provinsinya yang membelot. Sebaliknya Washington mendukung independensi "Formosa" dari cengkraman Cina. AS baru-baru ini memasok persenjataan modern ke Taipeh yang dijawab dengan pengarahan rudal Cina ke Taiwan.
Foto: Reuters/T. Sue
Perlindungan Iklim dan Pemanasan Global
Cina belum lama ini melakukan manuver politik cantik, dengan meratifikasi konvensi perlindungan iklim Paris. Sementara Donald Trump dalam pesan twitter menuduh Cina memainkan isu pemanasan global untuk membuat manufaktur AS tidak kompetitif.
Foto: Getty Images/L. Schulze
5 foto1 | 5
"Jika pihak AS dengan keras berpegang pada tindakan ini, Cina pasti akan mengambil langkah tegas untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya," ungkap Zhao. "Amerika Serikat harus bertanggung jawab penuh atas semua konsekuensi yang disebabkan oleh ini."
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menanggapi reaksi Cina dan mengatakan: "Saya yakin kementerian luar negeri sedang menimbang hipotetis."
Ada perpecahan dalam pemerintahan AS mengenai apakah Pelosi harus mengunjungi Taiwan, kata surat kabar itu mengutip dua sumber.
Taiwan menghadapi tekanan yang meningkat dari Cina, yang menganggap pulau itu sebagai wilayah kedaulatan Cina. Masalah ini terus-menerus mengganggu hubungan antara Beijing dan Washington.
Berita tentang kunjungan Pelosi pada Agustus mendatang muncul setelah Cina meminta Amerika Serikat pada Senin(18/07) untuk segera membatalkan potensi penjualan bantuan teknis militer ke Taiwan senilai sekitar US$108 juta.