1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Pengalaman Berlibur Pertama Kali ke Jerman Selama 90 Hari

Catherine Sessile Ambarita
28 Agustus 2020

Saya sangat kagum melihat-lihat Nagold. Sungguh dikelilingi pepohonan dengan suasana hutan dan alam yang sangat indah. Udaranya bersih, sehat, dan sejuk. Oleh Catherine Sessile Ambarita.

Rumah paman Ulrich dan bibi Merly di Nagold, Mei 2013.  Catherine Sessile Ambarita
Rumah paman Ulrich dan bibi Merly di Nagold, Mei 2013.Foto: Privat

Saya sangat tertarik dengan negara Jerman sejak tahun 2009. Ketika itu saya mendapat kesempatan untuk menonton gratis acara konser peringatan Hari Penyatuan Jerman bersama seorang sahabat di Hotel Kempinski, Jakarta. Tahun 2012 saya sempat bekerja di Kamar Dagang Indonesia-Jerman EKONID di Jakarta, dan akhirnya saya diundang keluarga bibi saya yang bermukim di Nagold wilayah barat daya Jerman untuk menghadiri acara ulang tahunnya yang ke–60 yang dirayakan secara besar-besaran pada Mei 2013.

Catherine Sessile AmbaritaFoto: Privat

Dimulailah persiapan untuk ke Jerman dalam rangka mengunjungi keluarga selama 90 hari. Sungguh persiapan yang lumayan melelahkan selama dua minggu di bulan April 2013. Pertama kali mengajukan Visa Schengen dengan durasi 90 hari ke negara Eropa seperti Jerman tidaklah mudah. Selain formulir yang harus diisi dengan benar dan dokumen-dokumen pendukung yang harus lengkap, diwajibkan juga menunjukkan rekening tabungan per 3 bulan terakhir dengan jumlah nominal yang harus sesuai persyaratan. Terus terang saat itu saya sedang menganggur dan mencari pekerjaan baru setelah kontrak kerja selesai dengan EKONID. 

Dengan susah payah saya mengurus visa tersebut sampai harus beberapa kali ke Kedutaan Jerman di Jakarta. Pihak kedutaan akhirnya menyetujui pengajuan Visa Schengen saya. Memang, doa yang tulus disertai usaha dan dukungan dari keluarga dan kerabat membuahkan hasil yang menakjubkan. Saya menggunakan penerbangan Emirat Airlines dengan rute Jakarta-Dubai-Frankfurt. Yeay, Deutschland Ich komme!

Wow, fantastis! Saya sangat tercengang saat pesawat transit di bandara Dubai. Saya merasa seperti di mall besar, dan bukan di airport. Bandara Dubai sangat besar, mewah, dan apik sekali. Saya menuju area tunggu untuk menunggu jam penerbangan selanjutnya ke bandara Frankfurt.

Sekitar jam 10 malam waktu Jerman saya tiba di bandara internasional Frankfurt am Main, yang merupakan bandara terbesar di Jerman. Saya dijemput sepupu dan suaminya. Besoknya kami berangkat ke Nagold di wilayah barat daya Jerman yang berbatasan dengan hutan Blackforest atau Schwarzwald.

Saya sangat kagum melihat-lihat Nagold. Sungguh dikelilingi pepohonan dengan suasana hutan dan alam yang sangat indah. Udaranya bersih, sehat, dan sejuk. Sebuah kota kecil yang sudah sangat modern. Kebetulan rumah keluarga paman dan bibi yang mengundang saya ini berhadapan dengan sungai yang sangat jernih.

Nah, di sela-sela waktu luangnya sebagai dokter umum, paman Ulrich memberikan servis kepada pengunjung untuk menikmati indahnya Nagold dengan naik Stocherkahn, semacam perahu kayu yang dikayuh dengan galah (tongkat) panjang dari kayu.

Kostum ala budaya Celtic di KeltenFest Nagold, Juli 2013Foto: Privat

Jauh-jauh ke Jerman ternyata saya bisa melihat langsung perayaan budaya kuno zaman pra-sejarah, yang mereka rayakan di bulan Juli setiap tahun. Perayaan tersebut dinamakan ‘Keltenfest', masyarakat Nagold merayakan masa zaman besi perunggu di Eropa dengan ‘Celtic Festival' ini. Sebagian besar wilayah Eropa dulunya didominasi bangsa Celtic, sehingga mereka meninggalkan warisan budayanya.

Hal unik lagi yang membuat libur saya berwarna adalah ikut menonton pagelaran musik klasik ‘Nagolder Kammerorchester' yang digelar di area terbuka di sebuah Burg atau Castle dimana bangunannya merupakan sisa-sisa peninggalan istana zaman dahulu. Paman Ulrich ikut memainkan Cello.

Berlibur selama 90 hari di Jerman, saya juga sempat mengunjungi kerabat dari paman dan bibi yang tinggal di kota-kota lain. Bulan Juni, saya mengunjungi kerabat yang tinggal di Stuttgart. Pasangan suami istri yang baru menikah ini mengajak saya ke beberapa taman dan pusat perbelanjaan di Stuttgart termasuk mengajak saya ke Mercedes-Benz Arena, yang merupakan museum besar berisi produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan otomotif Mercedes-Benz seperti mobil-mobil kuno, mobil-mobil mewah, dan mobil ambulans.

Paman Ulrich memainkan cello – Nagolder Kammerorchester di Burg Nagold, Juli 2013.Foto: Privat

Dari Stuttgart di wilayah selatan saya berangkat menuju Hamburg di wilayah utara dengan menggunakan jasa Mitfahrgelegenheit, semacam menumpang mobil pribadi orang Jerman, dengan jumlah orang kurang lebih 3 orang dan dikenakan biaya. Saya membookingnya melalui internet di website Mitfahrgelegenheit dan bertemu di lokasi yang ditentukan pengemudi.

Setelah kurang lebih 6 jam di perjalanan darat tersebut, sampailah saya di Hamburg sekitar jam 11 malam dan dijemput sepupu yang tinggal di Hamburg. Keesokan harinya saya diajak untuk melihat pelabuhan. Pelabuhan di Hamburg ini merupakan pelabuhan terbesar di Jerman. Sungguh menakjubkan pelabuhannya!

Miniatur taman dengan kereta api di Pulau Mainau, Juli 2013.Foto: Privat

Juli 2013, saya kembali ke rumah paman dan bibi di Nagold. Mereka mengajak saya ke satu wilayah yang bernama Bodensee. Bodensee merupakan danau di Eropa yang merupakan gabungan tiga danau yang membatasi negara Swiss, Jerman, dan Austria. Di tempat ini banyak kafe dan restoran yang sangat bagus dengan pemandangan danau yang indah.

Bodensee ini memiliki beberapa pulau. Paman Ulrich dan bibi Merly membawa saya ke Insel Mainau, suatu pulau yang sangat cantik, indah dipandang mata dengan udara yang segar. Di Insel Mainau ini disuguhkan penataan taman yang sangat indah, apik, unik, dan bersih, bunga-bunga yang sangat cantik bermekaran, disertai miniatur-miniatur seperti miniatur taman dengan kereta.

Begitulah saat-saat terindah yang pernah saya alami selama berlibur 90 hari di Jerman tahun 2013. Saya sangat berterima kasih kepada paman Ulrich dan bibi Merly yang sudah mau mensponsori saya untuk bisa merasakan suasana di Jerman. Entahlah apa mungkin bisa ke Jerman lagi di tahun-tahun yang akan datang atau malah bermukim di Jerman.

Yang jelas saya merasa bahagia sekali selama berlibur di Jerman.

*Catherine Sessile Ambarita mengajar anak-anak PAUD konsep Montessori di Kelapa Gading, Jakarta. Berlibur ke Jerman  tahun 2013.

**DWNesiaBlog menerima kiriman blog tentang pengalaman unik Anda ketika berada di Jerman atau Eropa. Atau untuk orang Jerman, pengalaman unik di Indonesia. Kirimkan tulisan Anda lewat mail ke: dwnesiablog@dw.com. Sertakan 1 foto profil dan dua atau lebih foto untuk ilustrasi. Foto-foto yang dikirim adalah foto buatan sendiri. (hp/ha)