Cegah Lonjakan COVID-19, Berlin Terapkan Aturan Jam Malam
Kate Martyr
7 Oktober 2020
Berlin telah mengumumkan aturan pembatasan baru sebagai upaya memerangi kasus infeksi corona yang semakin meningkat. Aturan pembatasan diterapkan untuk bar, restoran, toko-toko lokal, serta membatasi pertemuan.
Iklan
Sebagai upaya menahan lonjakan infeksi harian COVID-19, Ibu kota Jerman memberlakukan jam malam baru untuk bisnis dan pembatasan ketat lainnya pada Selasa (06/10).
Restoran, bar, toko-toko lokal, dan bisnis lainnya harus tutup antara pukul 23:00 malam waktu setempat hingga pukul 06:00 pagi, demikian diumumkan oleh senat yang merupakan badan pemerintahan kota di Berlin. Pembatasan ini akan mulai berlaku pada 10 Oktober hingga 31 Oktober.
Selama aturan jam malam tersebut, pertemuan pribadi antara orang-orang yang tinggal di rumah yang terpisah akan dibatasi menjadi lima orang saja. Pertemuan di taman selama aturan jam malam juga akan dilarang.
Di luar jam malam, pertemuan di dalam ruangan hingga 10 orang masih akan diizinkan, turun dari sebelumnya 25 orang.
Pengecualian aturan direncanakan untuk SPBU, tetapi SPBU tidak akan diizinkan menjual alkohol selama jam malam.
Iklan
Empat distrik masuk kategori ‘zona berisiko’
Aturan pembatasan baru ini diputuskan setelah senat bertemu sebanyak dua kali pada Selasa (06/10) untuk membahas langkah-langkah apa yang diambil guna menahan tingkat infeksi COVID-19 yang semakin meningkat.
Empat distrik di Berlin, dengan populasi gabungan sebanyak 1 juta jiwa, kini diklasifikasikan sebagai zona berisiko tinggi. Ini artinya mereka telah melebihi 50 kasus per 100.000 penduduk selama tujuh hari berturut-turut.
Angka 50 tersebut merupakan ambang batas yang digunakan Jerman untuk menetapkan wilayah di luar negeri sebagai zona berisiko tinggi.
Penduduk Jerman yang kembali dari daerah tersebut diwajibkan mengisolasi diri selama 14 hari, atau menjalani tes dan menunjukkan bahwa mereka sehat setelah periode isolasi mandiri yang lebih singkat.
Destinasi Wisata Terindah di Jerman Sepi Pengunjung
Mengunjungi tempat-tempat wisata terindah di Jerman masih bisa dilakukan di tengah pandemi COVID-19. Kita bisa berjalan di Kastil Neuschwanstein yang sepi pengunjung, atau menatap patung Nefertiti sesuka hati.
Foto: DW/Emily Gordine & Olivera Zivkovic
Kastil Neuschwanstein
Raja Ludwig II dari Bayern membangun Kastil Neuschwanstein karena menginginkan kesunyian. Setelah kematiannya tahun 1886, kastil dibuka untuk umum. Di musim liburan sebelum COVID-19, setiap harinya 6.000 orang mengunjungi kastil “raja dongeng” di wilayah Allgäu ini. Sementara pada saat pandemi, jumlah pengunjung hanya 1.080, namun Raja Ludwig pasti akan menyukai suasana yang lebih tenang tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Puchner
Katedral Cologne
Pada masa pandemi, hanya 300 pengunjung yang diperbolehkan masuk ke dalam katedral di saat bersamaan sehingga menyebabkan antrian panjang, terutama di akhir pekan. Namun begitu masuk, pengunjung bisa lebih menikmati katedral terbesar di Jerman ini secara lebih pribadi. Meski wisatawan harus bersiap menunggu lebih lama untuk mendaki menara, tetapi penantian itu tetap sepadan.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Gambarin
Kastil Heidelberg
Musim panas tahun ini terasa lebih tenang dari biasanya di reruntuhan romantis di atas Sungai Neckar ini. Dari biasanya 4.000 pengunjung sehari, sekarang hanya setengah dari jumlah tersebut yang bisa mengunjungi Aula Kaisar, Barel Besar, ataupun taman kastil. “Anda dapat menikmati pengalaman kastil yang lebih individual,” kata Michael Bös selaku kepala administrasi kastil.
Dari ketinggian 37 meter, tamu dapat menikmati pemandangan Hamburg dan pelabuhannya yang sensasional. Saat ini, tiket tetap tersedia untuk para pengunjung namun Gedung Konser Elbphilharmonie merekomendasikan pemesanan tiket dilakukan secara online. Karena aturan menjaga jarak, jumlah orang yang bisa masuk di saat bersamaan dikurangi dari biasanya.
Foto: picture-alliance dpa/C. Charisius
Kubah Reichstag di Berlin
Melihat Gerbang Brandenburg dari teras atap gedung Reichstag atau melihat ruang sidang paripurna parlemen Jerman melalui atap kaca, saat ini hanya boleh dikunjungi untuk mereka yang telah terdaftar sebelumnya. Kubah Reichstag yang dirancang oleh arsitek Norman Foster ini tidak akan dapat diakses oleh wisatawan hingga akhir September. Selain itu tidak ada tur gedung dengan didampingi oleh pemandu.
Foto: picture-alliance/dpa/imageBROKER
Pulau Museum di Berlin
Akses ke berbagai museum di Berlin juga terbatas dan hanya dapat dilakukan setelah memesan tiket dengan slot waktu tertentu, misalnya untuk Museum Pergamon dan Museum Neues. Anda dapat menikmati atraksi seperti patung Nefertiti dengan damai dan tenang. Pada tahun 2019, 4,2 juta orang mengunjungi museum-museum di Berlin. Tahun ini, total pengunjung diperkirakan hanya 30% dari angka tahun lalu.
Foto: picture-alliance/U. Baumgarten
Pulau Bunga Mainau
Pulau ini menjadi hotspot turis dengan aransemen bunga musimannya. Biasanya 8.000 tamu setiap harinya memadati Pulau Mainau di Danau Constance namun tahun ini tidak ada pengunjung dari luar negeri dan grup wisatawan lokal yang berkunjung dengan bus. Bagi para pengunjung yang berhasil sampai ke sini, itu adalah sebuah keistimewaan untuk menikmati taman yang indah dengan damai dan tenang.
Foto: picture-alliance/imageBROKER/F. Bienewald
Frauenkirche di Dresden
Gereja terkenal dari abad ke-18 yang hancur pada akhir Perang Dunia II dan dibangun kembali seperti aslinya setelah tahun 1990, adalah magnet bagi wisatawan. Namun saat ini, hanya 50 orang yang diizinkan masuk ke dalam kubah Frauenkirche di saat bersamaan dan hanya 40 pengunjung di dalam gereja. Saat konser, hanya sekitar 350 kursi dari sekitar 1.660 kursi yang boleh diisi.
Foto: picture-alliance/Arco Images
Rothenburg ob der Tauber
Kota kecil abad pertengahan di Bayern dengan populasi 10.000 orang ini biasanya menarik sekitar 1,9 juta pengunjung setiap tahun. Kebanyakan wisatawan berasal dari Asia dan AS. Tahun ini nyaris tidak ada turis mancanegara, sehingga memberikan kesempatan bagi pengunjung lokal untuk menjelajah kota. Seperti yang ditulis Goethe: “Mengapa pergi jauh? Lihat, hal-hal baik terletak begitu dekat!” (st/ha)
Foto: picture-alliance/dpa/D. Karmann
9 foto1 | 9
Kekhawatiran akan Berlin ‘kehilangan kendali’
Menanggapi situasi yang terjadi di Berlin, negara bagian utara Schleswig-Holstein dan Lower Saxony memberlakukan karantina wajib atau tes bagi pelancong domestik yang datang dari Berlin.
Rhineland-Palatinate juga telah mendorong tindakan serupa, meskipun dengan pengecualian.
Perdana Menteri Bayern Markus Söder telah menyatakan keprihatinannya tentang laju penularan virus yang meningkat di Berlin. “Saya khawatir [Berlin] berada di ambang kehilangan kendali,” katanya dalam sebuah rapat kabinet negara bagian.
“Kami jelas tidak ingin berada dalam situasi seperti di Madrid, kami tidak ingin seperti di Paris, di mana harus ada penguncian total, di mana kehidupan publik diatur ulang dari nol,” tambah Söder.