1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berlinale Digital

Edith Koesoemawiria8 Februari 2008

Pekan raya film Eropa EFM adalah ajang bisnis penting di dunia perfilman. Sebagai kesatuan, festival Berlinale dan pekan raya film ini membentuk jaringan kerja sama luas, serta menilik dampak digitalisasi dan internet.

Berlinale dan EFM di Potsdamer Platz BerlinFoto: AP

Kolaborasi atau kerja sama merupakan kata kunci European Film Market atau EFM. Di bawah kategori inisiatif misalnya, EFM bekerja sama dengan Pameran Buku Frankfurt, guna mempromosikan hubungan lebih erat antara dunia sastra dan film.

Ada juga yang disebut Pasar Koproduksi. Di sini produsen, pendana film serta para calon mitra punya kesempatan bertemu dan membahas proyek bersama. Selain itu terdapat kerja sama atau kolaborasi dengan Festival Film Sundance yang 30 tahun lalu digulirkan oleh bintang kondang, Robert Redford di Amerika Serikat.

Di luar ini, berlangsung juga acara diskusi Berlinale Keynotes, yang antara lain menyorot tema digitalisasi.

Film Deja Vu merupakan contoh positif untuk isu digitalisasi. Film yang tampil langsung setelah festival film Sundance ini, mendokumentasi rangkaian protes terhadap perang Irak yang diluncurkan para anggota grup musik Crosby, Stills, Nash and Young atau CSNY.

Sesuai tradisi gerakan anti perang Vietnam tahun 1960-an di Amerika Serikat, CSNY menyorot kehidupan para veteran dan kesedihan keluarga militer karena ayah, saudara atau anaknya tewas di medan perang.

Déjà Vu, yang artinya “pernah melihat”, mengingatkan ini bukan pertama kalinya masyarakat AS mengalami situasi perang. Selain itu bahwa di tahun 60-an dulu, protes masyarakat berhasil mendesak pemerintah AS untuk menarik pasukannya pulang.

Dengan dasar pemikiran ini, Neil Young pemimpin CSNY yang ingin meraih dukungan sebanyak-banyaknya, gencar menyebarluaskan baik musik maupun klip film yang sudah didigitalisasi itu melalui internet. Di situsnya “Living with war”, terdapat hampir seratus lagu anti perang yang bisa di-download dengan mudah.

Dengan adanya peluang untuk mendistribusi klip film atau musik melalui internet, perusahaan musik banyak yang bangkrut. Seperti Madonna, yang di Berlinale kali ini justru mempresentasi karya filmnya, banyak pemusik yang memilih opsi distribusi yang lebih murah ini. Sejak awal sutradara Constantin Costa-Gavras mengatakan:

“Siapa yang tahu, sejauh apa dampak internet dan digitalisasi terhadap dunia perfilman nanti. Ini harus kita pikirkan”.

Dalam acara diskusi pekan depan di Berlinale, akan tampil sejumlah produsen ternama dari sektor mainan digital. Tema yang disorot, antara lain kolaborasi strategis dan kreatif antara sektor perfilman, games dan internet.

Salah seorang pembicaranya, perempuan berusia 32 tahun, Jade Raymond, produsen games untuk video dan internet, seperti 'Assasin’s Creed' yang memecahkan rekor 2,5 juta penjualan dalam 4 minggu.

Berlinale 2008 tampaknya tidak saja mengkritisi dunia di sekitarnya, melainkan, melihat dunianya sendiri secara kritis dan mencari jalan keluar.