1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berlinale Kembali Bergelora

9 Februari 2012

Bintang-bintang dunia berlaga di karpet merah. Sebuah film Perancis membuka festival film Berlinale yang dikenal memfokus film-film berpesan politik.

Foto: DW/Eva Usi

Tirai diangkat pada Festival Film Berlin 2012 pada hari Kamis (09/02) untuk sebuah  film tentang revolusi Perancis. Karya sutradara Benoit Jacquot, “Les Adieux a la Reine” atau “Selamat Berpisah Ratuku” membuka acara 10 hari Berlinale, dengan pandangan para putri pendamping ratu Perancis, Marie Antoinette atas pergolakan Juli 1789 tersebut.

Film pembuka Berlinale 2012 “Les Adieux a la Reine”Foto: picture alliance/landov

Film Jacquot dibintangi aktris Jerman, Diane Krüger, dan merupakan satu diantara 18 film yang berkompetisi meraih piagam film terbaik Beruang Emas.

Pada acara pembukaan di Berlin, selain Diane Krüger, sederetan bintang lain berlaga di permadani merah. Diantaranya, bintang pujaan remaja Robert Pattinson, yang terkenal dengan trilogi film drakula, Twilight. Selain itu Angelina Jolie dan bintang Bollywood, Shah Rukh Khan. Hadir juga, aktor yang tengah naik daun, Michael Fassbender.

Festival Yang Politis

Foto: Berlinale

Berlinale dikenal memfokus film-film yang berpesan politik. Tahun lalu, Berlinale memunculkan film Iran “Jodaeiye Nader az Simin” (Nader dan Simin, sebuah perpisahan), karya Asghar Farhadi, sebagai latar protes terhadap hukuman penjara yang dijatuhkan atas sutradara Iran Jafar Panahi.

Seperti ditegaskan direktur festival, Dieter Kosslick, “Lumrah bagi kami sebagai festival yang politis, untuk berusaha memberikan gambaran yang lebih besar mengenai pergolakan yang tengah bangkit.”Kini film itu di Amerika Serikat, dinominasikan untuk piala Oscar.

Tahun ini, Berlinale memilih menayangkan sederetan film yang menggambarkan pergolakan politik Musim Semi Arab.

Di antara film yang ikut kompetisi juga terdapat karya sutradara Kanada Kim Nguyen, "Rebelle" tentang seorang anak perempuan berusia 14 tahun yang hamil setelah diculik untuk menjadi tentara. Selain itu, karya sutradara Swiss Ursula Meier “L'enfant d'en haut” menggambarkan bagaimana seorang anak berusia 12 tahun menyambung hidup dengan mencuri dari turis kaya.

Dieter KosslickFoto: AP

Mengangkat Masalah Sosial

Karya aktor dan sutradara AS, Billy Bob Thornton “Jayne Mansfield's Car”, juga tampil dalam kompetisi utama, bersaing dengan dua kisah penculikan. Film “Captive” (Tawanan) karya sutradara Filipina, Brillante Mendoza, dibintangi aktris Perancis Isabelle Huppert. Kisahnya berdasarkan peristiwa sepuluh tahun lalu, penculikan seorang misionaris oleh kelompok Islam radikal di Filipina Selatan.

"Captive", karya sutradara Filipina, Brillante MendozaFoto: Berlinale

Serupa tapi tak sama, sutradara Perancis, Frederic Videau dalam film “A moi seule” (Pulang) mengangkat pergolakan jiwa seorang perempuan yang bebas setelah delapan tahun ditawan. Masalah sosial juga menjadi perhatian, tahun ini sejumlah film bertema bencana gempa bumi dan tsunami di Jepang, serta bencana nuklir yang menyusulnya Maret lalu.

Memasuki usia ke 62, Festival Film Berlinale tetap memandang ke depan dan menyokong sineas muda. Dalam Berlinale 2012, Indonesia diwakili satu film cerita pendek, satu film dokumenter, dan dua film cerita.

afp/dpa/rtr/Koesoemawiria
Editor: Carissa Paramita

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait