1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sokong Kesembuhan dengan Bernyanyi

Annie Hoffmann
10 April 2021

Suara manusia adalah instrumen musik paling tua yang dimiliki manusia. Sedangkan bernyanyi menyokong kesehatan baik fisik maupun psikologis.

Gambar sejumlah anak bernyanyi bersama-sama
Sekelompok anak bernyanyi bersama-samaFoto: picture-alliance/dpa/M. Schutt

Josephine adalah seorang anak perempuan ynag lahir dengan gangguan pada jantung. Akibatnya perkembangannya agak lambat. 

Di tempat pelatih bicara Eva Kösters ia diajarkan untuk menyanyikan lagu tentang lebah yang berdengung. Kemudian ia diminta mengambil gambar lebah kecil, setiap kali mendengar kata "Bienchen" atau lebah kecil, dalam lagu yang ia pelajari.
 
Sejak umur satu tahun, Josephine berlatih dengan Eva Kösters. Pelatih itu menjelaskan, "Bagi Josephine dan anak-anak lainnya, terapi jadi lebih mudah lewat bernyanyi, karena lebih seperti bermain, tidak seperti latihan atau terapi.“ 

Melatih otak

Ia memaparkan juga, pertama-tama, tentu jadi satu hal penting, bahwa lewat bernyanyi, terutama lewat melodi dan ritme, banyak bagian otak diaktifkan. Jadi bagian akustik, auditif, visuel dan motorik. "Itu sangat baik untuk kami gunakan dalam terapi anak-anak, karena seperti bisa dilihat, kemampuan konsentrasi meningkat, juga perhatian mereka. Itu juga bagus untuk terapi kosa kata,“ jelas Eva Köster.


 
Sisi baik bernyanyi lainnya adalah, kalau bernyanyi, orang harus mengingat beberapa kata dan bait. Juga karena pengulangan, yang muncul dalam lagu-lagu, orang bisa melatih kata-kata dengan baik. Demikian ditambahkan Eva Köster. 

Tapi tidak hanya pasien muda seperti Josephine yang bisa tertolong lewat bernyanyi. Di sejumlah rumah sakit, bernyanyi juga jadi bagian inti terapi untuk orang dewasa. Para pasien juga senang dengan terapi ini. Bernyanyi membuat mereka senang dan merasa muda.

Bernyanyi bertujuan untuk memberi kekuatan bagi pasien, mengalihkan pikiran mereka dan membesarkan semangat hidup. Tapi ternyata bukan itu saja. Prof. Maike de Wit, ahli onkologi di Vivantes Klinikum mengungkap, "Sebenarnya bernyanyi bagus untuk semua pasien. Tapi terutama sangat bagus bagi pasien yang menghadapi masalah bernapas." Jika orang bernyanyi, orang harus menarik napas dalam-dalam. Orang harus menghembuskan napas secara perlahan, dan mengontrol pernapasan dengan baik.“

Menjangkau penderita kanker

Terutama pasien penderita kanker paru-paru ingin dijangkau Professor de Wit lewat terapi bernyanyi. "Saya tentu juga banyak berurusan dengan pasien yang sering merasa takut akibat tumor yang dideritanya. Jika mereka bernyanyi dalam sebuah grup dengan banyak orang lain, dan mendengar dirinya sendiri bernyanyi juga orang lain, maka terbentuk rasa kebersamaan." Jadi perasaan takut juga hilang. Mereka merasa aman dalam pengalaman bernyanyi. Itu efeknya sangat baik.

Itu juga ditunjukkan sejumlah studi: Bernyanyi punya efek positif atas kesehatan, dan dalam berbagai aspek. (ml/yp)