Persaingan di "udara" sangat ketat. Dengan harga murah, bonus dan layanan bagus perusahaan penerbangan memikat penumpang. Perusahaan Jerman Lufthansa kini tawarkan layanan "surfing" internet selama pesawat terbang.
Iklan
Dalam penerbangan LH 418 dari Frankfurt ke Washington, penumpang dan awak akan berada di udara selama sekitar sembilan jam. Di ketinggian 10.000 meter pemimpin awak kabin menyalakan akses ke internet dan telepon seluler. Sekarang penumpang bisa memeriksa e-mail, berselancar di internet atau mengirim SMS.
Teknologi ini terus dikembangkan maskapai penerbangan terbesar Jerman, Lufthansa setelah percobaan sukses. Sekarang penyaluran data berjalan sangat baik, sehingga penumpang bahkan bisa menonton siaran langsung televisi. Misalnya pertandingan sepak bola.
James Roaf yang jadi salah satu penumpang Lufthansa misalnya menyatakan kesenangan karena bisa menonton pertandingan sepak bola. "Bagi saya yang paling penting adalah menonton Piala Dunia. Saya ada di pesawat, dan saya bisa melihat Inggris bertanding. Itu tentu bagus. Dan itu kejutan besar bagi saya," kata Roaf.
Bersaing dengan menawarkan akses internet
Data ditangkap pesawat melalui antena satelit di atas atap pesawat. Dengan teknologi itu, kemampuan untuk surfing di internet di pesawat bisa lebih cepat daripada di darat. Selain itu, menggunakan telepon seluler sama lancarnya seperti di darat. Hanya sedikit perusahaan penerbangan lain di dunia yang menawarkan layanan ini.
Untuk itu Lufthansa menginvestasikan dana ratusan ribu Euro pada setiap pesawat. Dengan cara itu mereka berusaha unggul dari saingan. Karena di udara persaingan antar perusahaan sangat ketat. Semua berusaha memperoleh banyak penumpang.
Konsep Pesawat Masa Depan
Harga bahan bakar yang melangit memaksa industri penerbangan menelurkan ide visioner untuk menciptakan pesawat masa depan. Sebagian ide itu sudah bisa ditampilkan sekarang. Beberapa bahkan lebih dari sekedar gagasan
Foto: Bauhaus-Luftfahrt e.V.
Terbang tanpa Gas Buang
Laulintas udara menyebabkan tiga persen emisi karbondioksida di seluruh dunia. Terlalu banyak menurut Komisi Eropa. Lembaga itu menuntut pengurangan emisi sebanyak 25% hingga 2050. Ide-ide visioner seperti yang dibuat oleh bengkel Bauhaus dan terbang dengan energi listrik bisa membantu.
Foto: Bauhaus-Luftfahrt e.V.
Mesin berpendingin es
Pesawat elektrik ini dilengkapi dengan mesin berdaya tinggi. Mesin itu didinginkan pada minus 190 derajat Celcius agar memaksimalkan efesiensi kabel sambungan listrik. Kendala terbesar adalah berat baterai yang masih terlampau tinggi.
Foto: Bauhaus-Luftfahrt e.V.
Bentuk mengikuti fungsi
Desain badan pesawat yang tepat dapat menghemat bahan bakar. Seperti misalnya desain yang dirancang oleh Pusat Penerbangan dan Antariksa Jerman (DLR) ini menggabungkan kabin penumpang dengan sayap pesawat, yang disebut dengan "blended-wing-body". Dengan begitu gaya gesekan yang selama ini menghambat pesawat bisa dikurangi.
Foto: DLR
Baling-baling raksasa gantikan mesin jet
Lebih efisien ketimbang mesin jet adalah apa yang disebut dengan rotor terbuka. Konsep ini berfungsi seperti baling-baling, namun dua rentang sayapnya berputar berlawanan arah. Menurut penelitian DLR, mesin semacam itu bisa menghemat bensin sebanyak 20%. Diameter setiap baling-baling mencapai lima meter.
Foto: DLR
Lebih hemat, tapi juga lebih berisik
Solusi paling ideal adalah meletakkan rotor terbuka itu ke dalam badan pesawat. Desain ini membuat pesawat menjadi lebih hemat energi, kendati sedikit lebih lambat ketimbang pesawat yang ada saat ini. jarak yang biasa ditempuh dalam dua jam akan menjadi 15 menit lebih lama. Kerugiannya adalah: rotor terbuka memproduksi suara yang lebih keras ketimbang jet modern.
Foto: DLR
Hemat Energi
Beginilah bentuk pesawat yang dibuat demi menghemat energi: sayap yang lebih panjang, badan yang kecil dan mesin elektrik. Pesawat bernama "Solar-Impulse" yang dikembangkan oleh Bertrand Picard dan André Borschberg ini cuma bisa melesat dengan kecepatan 70 kilometer per jam dan tidak mampu membawa beban.
Foto: Reuters
Sayap lentur
Sayap yang panjang dan tipis membantu aerodinamika pesawat dan bisa menghemat bahan bakar. Sebab itu panjang sayap pesawat tenaga matahari bisa mencapai 63 meter, lebih pendek 5 meter ketimbang sayap pesawat Jumbo Jet. Perkaranya, semua bandar udara tidak mampu menampung pesawat dengan sayap sepanjang itu. Solusinya: Sayap yang bisa dibengkokan.
Foto: Bauhaus-Luftfahrt e.V.
Kembali ke sayap ganda
"Boxwing" yang didesain Bauhaus memiliki baling-baling terbuka dan sayap yang sangat panjang dan tipis layaknya pesawat layang. Bentuk sayapnya yang menyerupai panah membuat pesawat ini hemat bahan bakar dan mampu terbang lebih cepat. Terlebih panjang rentang sayapnya cocok untuk bandar udara yang ada saat ini.
Foto: Bauhaus-Luftfahrt e.V.
Masa depan tidak cuma soal hemat energi
Buat sebagian yang berusaha menghemat waktu, DLR mendesain Spaceliner yang berupa pesawat suborbital berkecepatan Hipersonik dengan mesin roket. Pada 2050 pesawat ini bisa menghubungkan Eropa dan Australia dalam waktu cuma 90 menit.
Foto: DLR
9 foto1 | 9
Juru bicara perusahaan Lufthansa, Michael Lamberty mengatakan, "Sudah diketahui banyak orang, bahwa dalam industri penerbangan, keuntungan tidak banyak. Oleh sebab itu, layanan tambahan, jadi seperti layanan berselancar di internet dari pesawat terbang sangat membantu untuk mengikat langganan, atau mendapat pelanggan baru. Tentu kami terutama senang, jika mereka penumpang 'business class'."
Jaringan nirkabel di pesawat
Di Berlin teknisi mulai mempersiapkan langkah berikutnya untuk mendirikan jaringan nirkabel. Di pesawat-pesawat kecil, mereka menempatkan peralatan WLAN. Alat yang disebut 'kotak hitam' yang dibuat Lufthansa sendiri, ditempatkan di balik lapisan interior ruang pesawat. Alat itu memungkinkan penumpang mendapat acara hiburan dalam penerbangan jarak menengah dan dalam negeri. Penumpang bisa membaca koran dan majalah, bahkan menonton film-film baru Hollywood.
Itu semua dengan mudah dikirim ke ponsel pintar atau komputer tablet milik penumpang, karena sekitar 70% penumpang jaman sekarang membawa ponsel pintar, atau komputer notebook. Lamberty mengatakan, "Menariknya solusi ini, kami jadi tidak perlu menempatkan display di tiap tempat duduk, juga tidak perlu menempatkan banyak kabel. Semua itu disalurkan lewat wifi, langsung ke alat yang dimiliki penumpang. Dan itu tentu menghemat bobot, dan membuat seluruhnya lebih mudah."
Teknologi baru ini menghemat sekitar 300 kg bobot. Untuk itu sebuah pesawat bisa mengurangi lebih dari 50 ton bahan bakar per tahun. Sementara seluruh armada bisa menghemat jutaan ton. Ini keuntungan yang juga sudah disadari perusahaan lain, dan sekarangpun sudah ingin mereka gunakan.