Ada Lebih 130 Kasus Terkait Virus Corona Jenis Baru di Cina
20 Januari 2020
Pejabat kesehatan masyarakat Cina mengumumkan peningkatan tajam jumlah pasien yang terinfeksi virus corona jenis baru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kemungkinan virus berasal dari hewan.
Iklan
Otoritas kesehatan masyarakat di pusat kota Wuhan, Cina, pada Minggu (19/01) telah mengumumkan ada 136 kasus baru terkait virus corona jenis baru yang mematikan.
Pemerintah di ibu kota Beijing dan Guangdong juga mengumumkan tiga kasus baru di wilayahnya masing-masing, sehingga jumlah total pasien yang didiagnosa terinfeksi virus corona jenis baru ini menjadi lebih dari 200 orang.
Setidaknya, tiga orang telah meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan oleh infeksi penyakit ini.
Strategi menahan penyebaran virus
Pihak berwenang Cina berusaha menahan penyebaran virus ini, setelah virus corona jenis baru ini juga telah terdeteksi di luar Cina, yakni di Jepang dan Thailand.
Bandara San Fransisco, New York, dan Los Angeles Amerika Serikat, telah menerapkan langkah pencegahan penyebaran virus dengan menggunakan alat pemindai suhu kepada para penumpang.
Pemerintah Cina berharap dapat mencegah penyebaran virus ini, agar peristiwa penyebaran wabah SARS yang telah menewaskan lebih dari 700 orang dan menginfeksi lebih dar 8.000 orang, tidak terulang.
Kemungkinan berasal dari hewan
WHO telah mengidentifikasi virus ini sebagai virus corona jenis baru, sebagai penyakit paru-paru yang sebelumnya tidak dikenal di Cina.
Virus corona umumnya disebarkan melalui interaksi antar manusia, termasuk batuk, bersin, atau menyentuh orang yang terinfeksi. Namun, otoritas kesehatan masyarakat Cina belum mengidentifikasi asal-usul penyakit ini.
WHO mengatakan pada hari Minggu (19/01) bahwa virus kemungkinan besar berasal dari hewan yang terinfeksi dari pasar hasil laut dan hewan liar di Wuhan, dengan beberapa penularan terbatas antar manusia yang terinfeksi virus ini dalam jarak dekat.
WHO juga merekomendasikan agar masyarakat menghindari kontak tanpa perlindungan dengan hewan liar atau hewan ternak dan secara teratur membersihkan tangan dengan sabun dan air.
pkp/rap (AFP, Reuters)
Penyakit Paru-paru SARS - Infeksi Virus Berbahaya
Cina sedang dilanda wabah virus mirip SARS. Virus penyakit paru-paru ini termasuk jenis virus Corona. Lebih jauh, berikut hal-hal yang sudah diketahui selama ini tentang SARS.
Foto: Fotolia/Sebastian Kaulitzki
Virus sama, variasi berbeda
Peneliti virus asal Jerman, Christian Drosten mengatakan, virus yang sedang menyebar di sekiar Wuhan, Cina adalah jenis virus sama seperti SARS yang menyulut pandemi tahun 2002, namun dari variasi yang berbeda. SARS adalah singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome. Ini adalah infeksi virus berbahaya pada paru-paru.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Reynolds
Gejala penyakit
SARS diawali dengan demam tinggi, hingga lebih dari 37°C, juga sakit tenggorokan serta batuk berat dan sesak napas. Ini semua juga disertai simtom flu yang banyak dikenal seperti sakit kepala, otot sakit, dan lain-lain. SARS bisa dipastikan antara lain lewat foto rontgen. Foto: virus Corona.
Foto: picture-alliance/AP
Dari mana asalnya?
Virus SARS termasuk keluarga virus Corona. Diduga virus ini terbentuk lewat mutasi atau lewat tukar-menukar gen dengan virus-virus lain. Diduga, awalnya virus ini menular dari hewan ke manusia, yaitu Zibetkatze, hewan yang termasuk keluarga mamalia Viverrinae. Tahun 2002 SARS pertama kali muncul di Guangdong, Cina, dimana populasi sangat tinggi, dan kondisi higiene buruk. Foto: virus Corona.
Foto: picture-alliance/dpa/Center for Disease Control
Masa inkubasi
Masa inkubasi adalah adalah masa antara tertularnya orang dan munculnya penyakit. Hasil penelitian selama ini mengungkap, masa inkubasi SARS adalah antara dua hingga tujuh hari. Selain itu ditemukan juga masa inkubasi 10 hari, namun lebih jarang. Foto: kota Wuhan, dimana wabah virus mirip SARS menyebar belakangan ini.
Sebaiknya menghindari kumpulan orang banyak di kawasan di mana sudah diketahui adanya infeksi SARS. Menggunakan masker untuk menutupi hidung dan mulut juga bisa melindungi diri dari penularan. Tetapi perlindungan seperti ini tidak bisa melindungi dari penularan virus, melainkan hanya dari risiko infeksi.
Foto: picture-alliance/dpa
Terapi dan peluang sembuh
Perkembangan penyakit di tubuh bisa diperlambat. Orang yang diduga tertular SARS sebaiknya ditempatkan dalam ruangan isolasi di rumah sakit, dan perawat serta dokter harus mengenakan baju pelindung serta pelindung pernapasan. Diperkirakan, 3%-5% kasus SARS berujung kematian. Mereka yang berhasil sembuh, tidak menderita efek lainnya setelah penyakit sembuh. (Ed.: ml/rap)