1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bhopal Bencana dan Derita Tanpa Akhir

2 Desember 2014

Bencana bocornya gas beracun dari pabrik kimia Union Carbide di Bhopal 30 tahun lalu yang menewaskan ribuan orang menjadi sorotan media internasional. Para korban ibaratnya mengalami bencana dan derita tanpa akhir.

Bhopal Giftmüll Indien
Foto: AP

Bhopal menjadi sinomim untuk bencana kimia dan penderitaan korban tanpa akhir. Kecelakaan yang terjadi 2 Desember 1984 di ibukota Madya Pradesh itu seolah terlupakan dari percakapan hukum nasional maupun internasional.

Harian Jerman Die Zeit menulis: para korban bencana kimia di Bhopal tidak dipedulikan lagi. 30 tahun setelah bencana kimia yang menewaskan hingga 25.000 orang itu, banyak korban tidak dipedulikan lagi nasibnya. Ratusan ribu warga di sekitar pabrik kimia naas itu, yang terpapar gas beracun, hingga kini masih menderita penyakit kronis. Sejak beberapa dekade perjuangan hukum masih berkutat pada pertanyaan, siapa yang bertanggung jawab untuk bencama maut itu? Perusahaan kimia Amerika Serikat Union Carbide dan pemerintah India sudah mencapai kesepakatan extra-yudisial, berupa ganti rugi sebesar 470 juta US Dollar. Tapi uangnya tidak sampai ke tangan korban. Hingga kini, di jajaran manajer pusat pabrik kimia di Amerika tidak ada satupun yang dituntut tanggung jawabnya di depan pengadilan.

Media Jerman lainnya Bayerische Rundfunk Online menulis: Bhopal, sebuah bencana berkepanjangan. Lebih 500.000 warga Bhopal terpapar racun kimia dari pabrik yang bocor 30 tahun lalu. Inilah bencana kimia paling besar di zaman globalisasi. Sementara pabrik kimia Union Carbide dan perusahaan induknya Dow Chemical hingga kini bisa mengelak tanggung jawab dengan trik hukum, para korban terus mengalami penderitaan. Hingga 30 tahun kemudian dampak negatif bencana kimia itu masih bisa dirasakan. Air tanah di seputar bekas pabrik masih tercemar berat dan sampah kimia yang ditinggalkan begitu saja, tetap jadi ancaman bencana berikutnya.

Media di India juga terus menyoroti tajam 30 tahun bencana Bhopal. Harian India Today menulis: Para korban tragedi Bhopal sudah menderita selama 30 tahun dan bencana berikutnya masih akan terus menghantui. Kasus kelahiran bayi cacat terus meningkat. Penyebabnya, orang tua mereka dulu terpapar gas beracun yang bocor dari pabrik Union Carbide. Kasus kelahiran bayi cacat diperkirakan akan terus diwariskan pada generasi kedua dan ketiga korban Bhopal. Lebih 25.000 ton sampah beracun dibiarkan di kawasan terbuka di penampungan limbah pabrik. Bom waktu bagi bencana lingkungan dan kemanusiaan masih berdetik.

Sementara harian The Times of India menulis: setelah 30 tahun perang memperjuangkan hak dan hukum masih berlangsung. Warga bertekad akan terus berjuang hingga titik darah penghabisan dan tarikan nafas terakhir. Sebuah perjuangan amat berat. Karena puluhan ribu warga yang sakit kronis dan cacat tidak lagi mendapat perhatian dari kalangan politik di India. Bahkan sebaliknya, polisi menggebuki para aktivis pembela korban Bhopal. Tapi warga tetap berjuang, menuntut agar mereka yang bertanggung jawab atas bencana maut itu dihukum dan korban mendapat ganti rugi layak. Sebuah perjuangan yang ibaratnya tanpa akhir hingga semua korban generasi pertama mati dan dilupakan.

as/yf(afp,dpa)