Biden Kutuk Rasisme di Peringatan 60 Tahun Pidato MLK
29 Agustus 2023
Presiden AS Joe Biden serukan diakhirinya penembakan berdasar rasisme, dengan mengatakan diam berarti ikut terlibat. Biden berbicara pada peringatan 60 tahun pidato Martin Luther King.
Iklan
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan para pejabat tinggi Gedung Putih pada Senin (28/08) mengecam supremasi kulit putih dan meminta masyarakat Amerika untuk bersatu melawan kebencian setelah apa yang pihak berwenang gambarkan sebagai pembunuhan bermotif rasial terhadap tiga orang kulit hitam di Florida pada akhir pekan lalu.
"Kebencian tidak akan terjadi di Amerika,” kata Biden kepada para pemimpin hak-hak sipil dan pejabat pemerintahan di Ruang Timur Gedung Putih. "Sekarang adalah waktunya bagi seluruh warga Amerika untuk bersuara. Sejarah sedang dihapus, buku-buku dilarang.”
Biden menyampaikan pesan tersebut dalam dua pertemuan terpisah di Gedung Putih, salah satunya dihadiri oleh keluarga Pendeta Martin Luther King Jr untuk menandai peringatan 60 tahun Pawai di Washington.
Dia memuji upaya pemerintahannya untuk memerangi kejahatan rasial, penindasan, dan memastikan persamaan hak bagi semua orang, serta menjadikan hukuman mati tanpa pengadilan sebagai kejahatan rasial federal.
"Diam artinya terlibat, dan kami tidak akan tinggal diam,” kata Biden. Supremasi kulit putih adalah racun.
Biden juga berbicara pada peringatan 60 tahun pawai bersejarah di Washington saat Martin Luther King Jr. menyampaikan pidato bersejarahnya, "I Have a Dream,” di mana King meminta pemerintah AS untuk menjamin dan menjunjung hak-hak orang kulit hitam.
Biden bertemu dengan keluarga King
Biden mengatakan pada pertemuan di Gedung Putih kepada para pembela hak-hak sipil dan anak-anak Martin Luther King Jr. bahwa mereka "tidak bisa membiarkan kebencian merajalela dan kebencian ini sedang meningkat.”
Iklan
Biden menyerukan diakhirinya "kekerasan yang dipicu oleh kebencian”. Sebelumnya Amerika Serikat menghadapi kasus penembakan berdasar isu rasial dan menembak mati tiga orang kulit hitam di sebuah toko di Florida.
Penembaknya, seorang pria kulit putih berusia 21 tahun, mengenakan masker saat dia melepaskan tembakan ke arah orang kulit hitam di toko Dollar General. Penembakan ini disebut pihak berwenang merupakan kejahatan rasial.
Polisi mengatakan pelaku penembakan, yang juga mengunggah tulisan rasis, kemudian bunuh diri.
Biden mengatakan mereka dapat menghentikan kebencian dengan "berbicara langsung dengan rakyat Amerika karena menurut saya sebagian besar rakyat Amerika setuju dengan hal ini,” mengacu pada pembela hak-hak sipil yang hadir dalam ruangan tersebut.
Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika Serikat
Diskriminasi terhadap warga kulit hitam di Amerika Serikat masih menjadi momok. Di banyak bidang situasinya justru memburuk setelah era Martin Luther King.
Foto: picture-alliance/dpa/Justin Lane
Sebuah Ilusi tentang Persamaan
Ketika Barack Obama dikukuhkan sebagai presiden kulit hitam pertama AS, banyak yang menilai Amerika Serikat telah memasuki era "Post Racial", sebuah negara tanpa perbedaan ras dan diskriminasi. Tidak cuma kasus di Ferguson, data-data statistik lainnya mengubur imipian tersebut.
Foto: Reuters
Kemiskinan
Penduduk kulit hitam mendominasi statistik kemiskinan Amerika Serikat. Situasi tersebut tidak berubah banyak sejak 30 Tahun lalu. Tahun 1974 cuma 8 persen warga kulit putih dililit kemiskinan (kini 10%), sementara pada warga kulit hitam jumlahnya sebesar 30 persen (kini 28%).
Foto: Reuters
Separuh Prespektif
Diskriminasi di pasar tenaga kerja AS berlangsung hampir secara sistematis. Tingkat pengangguran masyarakat kulit hitam sejak 50 tahun adalah dua kali lipat lebih tinggi ketimbang warga kulit putih. Mirisnya jumlah tersebut tidak berubah terlepas dari pertumbuhan ekonomi atau perubahan pada tingkat pengagguran secara umum.
Foto: picture-alliance/dpa/Justin Lane
Perbedaan Pendapatan
Sejak 1950 pendapatan rata-rata warga kulit hitam selalu berada di bawah 60% dari upah yang diterima oleh warga kulit putih. Cuma pada tahun 1969/1970 jumlahnya meningkat menjadi sekitar 63 persen.
Foto: DW/G. Schließ
Jurang Kemakmuran
Saat ini rata-rata kekayaan warga kulit putih berkisar 97.000 US Dollar. Sementara warga hitam cuma berkisar 4.900 USD, atau 1500 USD lebih sedikit ketimbang tahun 1980. Melihat perbedaan pendapatan antara dua kelompok yang signifikan, tidak heran jika kemampuan warga Afro-Amerika buat menabung atau menyimpan harta lebih sedikit ketimbang warga kulit putih.
Foto: picture alliance/landov
Risiko Dibui
Peluang buat seorang warga kulit hitam mendekam di balik terali bui enam kali lipat lebih besar ketimbang seorang kulit putih. Menurut data NAACP, organisasi lobi kulit hitam AS, jumlah warga kulit putih yang menggunakan narkoba lima kali lipat lebih banyak ketimbang warga hitam. Namun warga Afro-Amerika yang didakwa terkait narkoba berjumlah 10 kali lipat lebih banyak ketimbang kulit putih
Foto: M. Tama/Getty Images
Cuma Pendidikan Dasar
Menurut catatan tahun 2012, cuma 21 persen warga Afro-Amerika yang memiliki ijazah universitas. Sementara warga kulit putih mencatat angka 34 persen. Secara ironis Departemen Pendidikan AS mengeluarkan statistik 2009 lalu, bahwa untuk pertamakalinya terdapat lebih banyak pemuda kulit hitam yang sedang berkuliah ketimbang mendekam di penjara.
Foto: Reuters
Pendidikan Terpisah
Pengucilan adalah keseharian pada sistem pendidikan AS. Hampir 40 persen bocah kulit hitam menempuh pendidikan di sekolah-sekolah yang juga didominasi oleh murid Afro-Amerika. Jumlah ini banyak berkurang ketimbang tahun 1968 yang mencatat angka 68%. Tidak berubah adalah fakta bahwa tigaperempat bocah kulit hitam belajar di sekolah yang lebih dari 50% muridnya non kulit putih.
Foto: Chris Hondros/Newsmakers/Getty Images
Besar di Ghetto
Segregasi di tengah masyarakat AS juga terlihat pada tempat tinggal. 45 persen bocah kulit hitam yang berasal dari keluarga miskin, hidup di wilayah-wilayah kumuh atau Ghetto. Sebaliknya cuma 12 persen bocah kulit putih yang hidup dalam situasi serupa.
Foto: picture alliance / blickwinkel/Blinkcatcher
Dua Realita yang Berjauhan
Lebih dari 50% warga kulit hitam Amerika Serikat menyebut empat hal sebagai ladang diskriminasi, yakni perlakuan aparat kepolisian, pekerjaan, pengadilan dan sekolah. Sementara pada warga kulit putih jumlahnya kurang dari 30 persen. Secara keseluruhan penduduk Afro-Amerika meyakini adanya praktik diskriminasi berbau rasisme terhadap mereka, entah itu di restoran atau rumah sakit.
Foto: Getty Images
Euforia Berakhir
Sebanyak 35% Warga kulit putih menilai kondisi hidup mereka lebih baik ketimbang lima tahun lalu. Sementara pada warga Afro-Amerika, jumlahnya cuma berkisar 26 persen. Euforia sempat memuncak ketika Barack Obama terpilih sebagai presiden Amerika 2009 silam. Namun kini harapan akan perbaikan situasi warga kulit hitam tergerus oleh realita.
Foto: Reuters
11 foto1 | 11
Harris: 'Lebih banyak kesamaan daripada apa yang memisahkan kita'
Wakil Presiden AS Kamala Harris, orang kulit hitam pertama yang terpilih sebagai wakil presiden, juga hadir dalam pertemuan tersebut dan mengatakan bahwa masyarakat Amerika memiliki lebih banyak kesamaan daripada apa yang membedakan mereka.
"Namun, ada pihak-pihak yang sengaja mencoba memecah belah kita sebagai sebuah bangsa dan saya yakin kita masing-masing mempunyai tugas, kewajiban untuk tidak membiarkan faksi-faksi memecah persatuan kita,” katanya.
Setelah pertemuan tersebut, putra King menyesalkan keadaan rasial di AS, dengan mengatakan, "kita berada pada masa yang sangat menantang dan sulit."
Dalam sebuah opini yang ditulis untuk Washington Post, Biden mengatakan pemerintah berupaya mewujudkan impian King mengenai masyarakat yang tidak menilai orang lain berdasarkan warna kulit.