Biden Sebut Putin Salah Perhitungan terkait Perang Ukraina
12 Oktober 2022
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Putin adalah "aktor rasional" yang telah salah menilai suasana di Ukraina. Setelah serangan udara Rusia, Volodymyr Zelenskyy meminta "perisai udara."
Iklan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Vladimir Putin membuat kesalahan ketika menilai kemampuan Moskow menduduki Kyiv. "Saya pikir dia adalah aktor rasional yang telah salah perhitungan secara signifikan," kata Biden selama wawancara.
"Saya pikir ... dia pikir dia akan disambut dengan tangan terbuka, bahwa ini adalah rumah Ibu Rusia di Kyiv, dan di mana dia akan disambut, dan saya pikir dia benar-benar salah perhitungan," katanya.
Pekan lalu, Biden mengatakan dunia berisiko mengalami "armagedon nuklir" di tengah ancaman dari pejabat Kremlin.
Zelenskyy minta "perisai udara" setelah serangan Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan negara-negara G7 untuk membantu Kyiv membangun "perisai udara" setelah serangan Moskow di sejumlah kota besar Ukraina.
Zelenskyy mengatakan bahwa "jutaan orang akan berterima kasih" atas perisai itu. Dia menambahkan bahwa Rusia "masih memiliki ruang untuk eskalasi lebih lanjut" di luar serangan rudal hari Senin (10/10).
Presiden Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah menembakkan 28 rudal tambahan ke Ukraina pada hari Selasa (11/10). Dia mengatakan bahwa 15 drone, yang "sebagian besar adalah drone Iran," terlibat dalam serangan itu, dan bahwa sebagian besar drone telah ditembak jatuh.
Staf umum Ukraina mengatakan bahwa telah terjadi serangan terhadap puluhan kota dan desa di seluruh negeri. Sebelumnya, para pejabat Ukraina mengatakan bahwa tujuh orang tewas setelah serangan di wilayah selatan Zaporizhzhia.
Tokoh-tokoh di Dunia Kecam Invasi Rusia ke Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan mulai menggempur Ukraina secara militer 24 Februari 2022. Banyak pemimpin dunia, atlet, dan bintang mengutuk invasi yang dilancarkan Rusia terhadap tetangganya tersebut.
Foto: Kremlin/AFP
Putin bermuka dua
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebutkan, Presiden Rusia Vladimir Putin 'bermuka dua' setelah dia memerintahkan operasi militer terhadap Ukraina, tak lama setelah dirinya berunding dengan Putin melalui sambungan telepon. "Ya, bermuka dua, ada pilihan yang disengaja dan sadar untuk meluncurkan perang ketika kita masih bisa merundingkan perdamaian," kata Macron.
Foto: John Thys/AFP/Getty Images
Runtuhkan keamanan Eropa
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengutuk invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. "Kami tidak akan membiarkan Presiden Putin meruntuhkan arsitektur keamanan Eropa," ujar von der Leyen. Ia menegaskan, UE akan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. "Kami akan membekukan aset Rusia di Uni Eropa dan menghentikan akses bank Rusia ke pasar keuangan Eropa."
Foto: Olivier Hoslet/Pool/EPA/AP/picture alliance
Kesalahan besar
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, serangan Rusia benar-benar tanpa pembenaran dan menyebutnya perang Putin. "Akan menjadi jelas bahwa Putin telah membuat kesalahan besar dengan melancarkan perang ini," kata Scholz. Ia juga menambahkan, Rusia akan membayar "harga yang pahit" karena menyerang tetangganya tersebut.
Foto: Clemens Bilan/Getty Images
Dukungan buat Ukraina dari Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson lewat cuitannya di Twitter mengatakan, Inggris akan meningkatkan dukungannya ke Ukraina. Dia menegaskan, Inggris tidak bisa dan tidak boleh berpaling untuk membantu Ukraina. "Saya tidak percaya diktator Rusia akan menaklukkan Ukraina dan keyakinan mereka yang penuh semangat bahwa negara mereka harus merdeka," kata Johnson.
Foto: Matt Dunham/AP Photo/picture alliance
Sanksi dari AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengumumkan serangkaian sanksi baru, yang menargetkan bank dan industri Rusia. "Kami sengaja merancang sanksi ini untuk memaksimalkan dampak pada Rusia dan meminimalkan dampak pada sekutu kami. Kami tidak bertindak sendiri. Kami telah membangun koalisi yang mewakili setengah dari ekonomi dunia," tutur Biden.
Foto: Brendan Smialowski/AFP
Iran salahkan NATO
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian melalui cuitannya di Twitter, menyalahkan "provokasi NATO" atas serangan yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina. Meski demikian, ia menekankan perang bukanlah sebuah solusi dan menulis "penting untuk membuat gencatan senjata dan menemukan solusi politik yang demokratis."
Foto: Fadel Itani/NurPhoto/picture alliance
Indonesia desak "setop perang"
Presiden RI Joko Widodo belum memberikan pernyataan lengkap terhadap operasi militer yang digelar Rusia di Ukraina. Namun, di tengah kondisi yang sedang memanas, pada hari pertama invasi Rusia ke Ukraina, melalui cuitannya via twitter Jokowi menyerukan agar perang bisa dihentikan. "Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia," cuit Jokowi.
Foto: Presidential Secretariat Press Bureau
Absen di GP Rusia
Juara dunia Formula 1 asal Jerman, Sebastian Vettel mengatakan, dirinya tidak akan berpartisipasi dalam putaran Grand Prix Rusia pada bulan September mendatang jika invasi terus berlanjut dalam keadaan seperti saat ini. "Saya kasihan kepada orang-orang, orang-orang tidak bersalah yang kehilangan nyawanya, yang terbunuh gara-gara alasan bodoh dan kepemimpinan yang sangat, sangat aneh dan gila."
Foto: Jerry Andre/Laci Perenyi/picture alliance
Dibutakan kekuasaan
Penyanyi dan rapper perempuan asal AS Cardi B turut menentang serangan yang dilancarkan Rusia. Lewat cuitannya ia berharap agar para pemimpin dunia yang berkonflik tidak dibutakan kekuasaan dan benar-benar memikirkan nasib warganya yang menjadi korban krisis tersebut. "Perang, sanksi, invasi harus menjadi hal terakhir yang harus dikhawatirkan para pemimpin ini," kata Cardi B. (Ed: rap/as)
Foto: Kevin Winter/Getty Images
9 foto1 | 9
Berlin sebut ‘kekejian Putin' meningkat
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Rusia "meneror" warga sipil di Ukraina. "Dukungan kami untuk Kyiv harus terus berlanjut," katanya pada pertemuan para menteri NATO.
"Dengan pemboman rudal di kota-kota Ukraina, Putin tanpa malu-malu meneror penduduk sipil," tambahnya. "Kekejiannya terhadap orang-orang jelas meningkat seiring dengan kegagalan rencananya."
Iklan
Kecaman atas serangan Rusia
Mantan komandan tentara AS di Eropa Ben Hodges mengatakan kepada DW bahwa komunitas internasional melabeli serangan terbaru Rusia terhadap kota-kota Ukraina sebagai kejahatan perang.
Hodges mengatakan bahwa nama setiap perwira yang bertanggung jawab untuk meluncurkan rudal harus dirilis. "Seluruh dunia harus tahu siapa mereka," katanya.
Dia juga mendesak negara-negara Barat untuk memberi Ukraina lebih banyak pertahanan udara. "Kita semua harus terus menemukan cara untuk melindungi warga sipil Eropa yang dibunuh oleh rudal Rusia ini. Itu berarti lebih banyak sistem pertahanan udara," kata Hodges.
Hodges mengatakan bahwa militer Rusia kalah di Ukraina dan perlu menjaga konflik untuk merusak dukungan Barat.
"Rusia tahu ini. Jadi, satu-satunya harapan mereka adalah mencoba memperpanjang konflik dan menyebabkan kita kehilangan kemauan untuk mendukung Ukraina. Mereka pasti tidak akan melanggar keinginan rakyat Ukraina," katanya.