1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

Biden Sebut Putin Salah Perhitungan terkait Perang Ukraina

12 Oktober 2022

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Putin adalah "aktor rasional" yang telah salah menilai suasana di Ukraina. Setelah serangan udara Rusia, Volodymyr Zelenskyy meminta "perisai udara."

Presiden AS Joe Biden
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Putin percaya pasukannya akan 'disambut' oleh UkrainaFoto: Susan Walsh/AP/picture alliance

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Vladimir Putin membuat kesalahan ketika menilai kemampuan Moskow menduduki Kyiv. "Saya pikir dia adalah aktor rasional yang telah salah perhitungan secara signifikan," kata Biden selama wawancara.

"Saya pikir ... dia pikir dia akan disambut dengan tangan terbuka, bahwa ini adalah rumah Ibu Rusia di Kyiv, dan di mana dia akan disambut, dan saya pikir dia benar-benar salah perhitungan," katanya.

Pekan lalu, Biden mengatakan dunia berisiko mengalami "armagedon nuklir" di tengah ancaman dari pejabat Kremlin.

Zelenskyy minta "perisai udara" setelah serangan Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan negara-negara G7 untuk membantu Kyiv membangun "perisai udara" setelah serangan Moskow di sejumlah kota besar Ukraina.

Zelenskyy mengatakan bahwa "jutaan orang akan berterima kasih" atas perisai itu. Dia menambahkan bahwa Rusia "masih memiliki ruang untuk eskalasi lebih lanjut" di luar serangan rudal hari Senin (10/10). 

Presiden Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah menembakkan 28 rudal tambahan ke Ukraina pada hari Selasa (11/10). Dia mengatakan bahwa 15 drone, yang "sebagian besar adalah drone Iran," terlibat dalam serangan itu, dan bahwa sebagian besar drone telah ditembak jatuh.

Staf umum Ukraina mengatakan bahwa telah terjadi serangan terhadap puluhan kota dan desa di seluruh negeri. Sebelumnya, para pejabat Ukraina mengatakan bahwa tujuh orang tewas setelah serangan di wilayah selatan Zaporizhzhia.

Berlin sebut ‘kekejian Putin' meningkat

Secara terpisah, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Rusia "meneror" warga sipil di Ukraina. "Dukungan kami untuk Kyiv harus terus berlanjut," katanya pada pertemuan para menteri NATO.

"Dengan pemboman rudal di kota-kota Ukraina, Putin tanpa malu-malu meneror penduduk sipil," tambahnya. "Kekejiannya terhadap orang-orang jelas meningkat seiring dengan kegagalan rencananya."

Kecaman atas serangan Rusia

Mantan komandan tentara AS di Eropa Ben Hodges mengatakan kepada DW bahwa komunitas internasional melabeli serangan terbaru Rusia terhadap kota-kota Ukraina sebagai kejahatan perang.

Hodges mengatakan bahwa nama setiap perwira yang bertanggung jawab untuk meluncurkan rudal harus dirilis. "Seluruh dunia harus tahu siapa mereka," katanya.

Dia juga mendesak negara-negara Barat untuk memberi Ukraina lebih banyak pertahanan udara. "Kita semua harus terus menemukan cara untuk melindungi warga sipil Eropa yang dibunuh oleh rudal Rusia ini. Itu berarti lebih banyak sistem pertahanan udara," kata Hodges.

Hodges mengatakan bahwa militer Rusia kalah di Ukraina dan perlu menjaga konflik untuk merusak dukungan Barat.

"Rusia tahu ini. Jadi, satu-satunya harapan mereka adalah mencoba memperpanjang konflik dan menyebabkan kita kehilangan kemauan untuk mendukung Ukraina. Mereka pasti tidak akan melanggar keinginan rakyat Ukraina," katanya.

yas/ha (AP, AFP, Reuters, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait