1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Big Head Memilih Brasil

12 Juni 2014

Sejumlah hewan peramal mulai bermunculan dalam Piala Dunia 2014. Kalau Jerman dulu punya Paul si Gurita, tuan rumah Brasil punya Big Head.

Foto: picture alliance/AP Photo

Ini sekedar serba-serbi saja dalam ajang akbar Piala Dunia: Seekor hewan dipakai untuk menebak skor pertandingan. Dan kali ini Brasil memilih seekor penyu.

Penyu tempayan ini dipercaya bisa meramalkan hasil pertandingan Piala Dunia 2014 Brasil. Dalam pertandingan perdana antara Brasil melawan Krosia yang digelar hari Kamis (12/06), Big Head meramalkan Brasil yang akan memenangkan pertandingan.

Brasil vs Kroasia

Di area konservasi Praia do Forte, penyu berusia 25 tahun tersebut diberikan makanan yang digantung di bendera Brasil dan makanan digantung di bendera Kroasia.

Awalnya, si Big Head ini sempat tampak bakal memakan ikan yang digantung di sebuah bola yang menunjukkan hasil imbang. Tapi, kemudian memilih makanan ikan yang digantungkan di bendera Brasil. Warga yang menyaksikan pertunjukan ini pun langsung bersorak-sorai gembira menyambut pilihan Big Head.

Pengganti Paul

Saat perhelatan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Jerman punya Paul si Peramal. Penghuni Sea Life Centre di Oberhausen, Jerman ini bisa menebak dengan akurat delapan pertandingan mulai dari fase grup hingga laga pamungkas. Namun Paul akhirnya mati pada bulan Oktober 2010. Sejak ramalan Paul itu bikin geleng-geleng kepala, banyak jenis hewan-hewan lain diajukan untuk menggantikan posisi Paul sebagai peramal.

Sementara di Cina, sekelompok bayi panda tadinya bakal dijadikan “dukun“ skor Piala Dunia 2014. Mereka sedianya dijadwalkan untuk memprediksi hasil pertandingan. Kantor berita Xinhua sebelumnya mengatakan panda -- yang berusia antara satu dan dua tahun tersebut-- akan memilih makanan dari tiga keranjang bambu yang mewakili tim. Namun kemudian rencana itu dilarang oleh pihak berwenang.

Cina memiliki sekitar 1.600 panda yang hidup di alam liar. Mereka memiliki tingkat reproduksi rendah dan berada di bawah ancaman hilangnya habitat di Sichuan, utara Shaanxi utara dan barat laut Gansu.

ap/ab(dpa/ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait