Sejumlah pihak mempertanyakan keterlibatan BIN dalam penanganan COVID-19 di Indonesia yang dinilai bukan merupakan ranah intelijen. Analis intelijen berpendapat ini hal yang wajar dan masyarakat perlu maklum.
Deputi Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari PurwantoFoto: Nengah Muliarta
Sejumlah pihak pun mempertanyakan keterlibatan BIN dan TNI dalam memproduksi obat yang dinilai bukan merupakan ranah intelijen dan militer. Adapun BIN juga kerap menggelar tes cepat maupun tes usap COVID-19 massal di beberapa wilayah Indonesia.
Deputi Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto menjelaskan keterlibatan BIN bertujuan untuk membantu mempercepat pengendalian penyebaran virus corona di Indonesia.
“Kalau mengenai COVID-19 itu perintah presiden memang, karena menuntut kecepatan, perlu menggerakkan semua lini,“ tutur Wawan saat dihubungi DW Indonesia, Selasa (15/09) malam.
“Di samping itu untuk mendatangkan apapun dari luar negeri sulit karena lockdown. Nah, yang bisa tembus BIN,” sambungnya.
Selain di sektor kesehatan, BIN juga turut mengawal pemulihan sektor pariwisata di Indonesia khususnya Bali. Pekan lalu, BIN terjun langsung ke Bali untuk memastikan bahwa konsep pariwisata di Bali telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan baik sesuai Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019.
“Bali namanya ikon Indonesia di situ, nanti menyusul daerah-daerah lain. Kita turun untuk penyemangat, kita turun mencari feedback dari semua,” ungkap Wawan.
Deputi Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto (tengah) saat membagikan masker gratis bersama Forum Komunikasi antar Media Bali Bangkit di Gianyar, Bali, Sabtu (12/09).Foto: Nengah Muliarta
Tidak harus semuanya terekspos
Menanggapi ini, analis intelijen dan keamanan Stanislau Riyanta, berpendapat keterlibatan BIN dalam pengendalian penyebaran virus corona di Indonesia sebagai hal yang wajar. Menurutnya, krisis ini memiliki potensi dampak yang sistemik.
“Tapi juga ada ancaman kesehatan yang dampaknya bisa sistemik, bisa ke ekonomi, ke pendidikan, dan lain-lain. Ini menjadi ancaman negara juga, makanya wajar BIN ditugaskan atau ikut serta di dalam situasi seperti ini,“ ujar Stanislaus kepada DW Indonesia, Selasa (15/09).
Analis intelijen dan keamanan Stanislau RiyantaFoto: Privat
Menurutnya, BIN yang mempunyai fungsi utama intelijen yakni penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan di dalam negeri dan luar negeri, banyak kegiatan BIN yang dilakukan secara tertutup dan tidak menjadi suguhan masyarakat.
“Banyak kegiatan BIN yang dilakukan tertutup undercover, tidak terekspos ke publik. Karena BIN itu sebenarnya dia end user dan single client-nya adalah presiden. Ketika menjelaskan ke masyarakat apa yang terjadi itu hanya sebagian kecil saja, teknis,” jelas Stanislaus.
Ia juga menilai bahwa BIN sejauh ini sudah cukup baik dalam memainkan perannya. “Tetapi kita lihat sampai saat ini situasi Indonesia relatif stabil.”
Stanislaus yang tengah menyelesaikan program doktoral di Universitas Indonesia ini pun mengimbau masyarakat untuk terus mendukung langkah-langkah yang diambil BIN.
“Masyarakat harusnya maklum karena (COVID-19) ini sesuatu hal yang luar biasa. BIN terpaksa turun tangan hingga sampai melakukan rapid test, karena bagaimana upaya BIN mencegah dini deteksi dini akan ancaman yang lebih serius dalam negara,” pungkasnya.
Kepada DW Indonesia, Wawan pun menekankan bahwa sejatinya BIN terus melaksanakan perannya sebagai fungsi intelijen dalam mendukung menjaga stabilitas negeri di samping turut membantu penanganan pandemi COVID-19 yang melemahkan perekonomian.
“Iya. Intinya kalau hancur ekonominya, keamanan terganggu. Coba ekonomi compang-camping, kriminalitas pasti naik. Kita saling mengisi,” pungkas Wawan.
Linimasa Perjalanan COVID-19 di Indonesia
Dua tahun sudah Indonesia berjibaku memerangi pandemi COVID-19. Indonesia pun jadi salah satu negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di Asia. DW merangkum fakta-fakta tentang penyebaran virus corona di Indonesia.
Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Kasus pertama mucul pada 2 Maret 2020
Tanggal 2 Maret 2020, bertempat di Istana Merdeka, Presiden Joko Widodo didampingi Menkes kala itu Terawan Agus Putranto umumkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia. Dua perempuan asal Depok yakni seorang ibu (64) dan putrinya (31) dilaporkan positif COVID-19 setelah diduga tertular WNA asal Jepang. Kala itu Menkes Terawan mengimbau masyarakat tak panik. "Enjoy saja, makan yang cukup," ujarnya.
Foto: DW/P. Kusuma
Menteri pertama positif COVID-19
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi jadi pejabat negara pertama yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada pertengahan Maret 2020. Edhy Prabowo yang saat itu masih menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan juga dikabarkan positif COVID-19, begitu juga dengan Fachrul Razi saat masih menjabat Menteri Agama. Terakhir, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah juga positif COVID-19 pada awal Desember 2020.
Foto: picture alliance/AA/E. S. Toyudho
Bukan lockdown
Pada 31 Maret 2020, bertempat di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB yang diatur secara rinci dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020. Setiap daerah dapat mengajukan penerapan PSBB yang nantinya disetujui oleh Menteri Kesehatan RI. Tampak pada gambar salah satu stasiun MRT di Jakarta ditutup selama PSBB.
Foto: DW/A. Muhammad
Langkah 'extraordinary'
Dalam rapat terbatas pada 18 Juni 2020 di Istana Merdeka, Jokowi menegaskan jajarannya untuk bekerja lebih dari "biasa-biasa saja" mengacu kepada situasi darurat pandemi COVID-19 saat ini. Ia mengatakan belanja kementerian, salah satunya Kementerian Kesehatan tergolong rendah padahal anggaran sebesar Rp 75 triliun sudah disediakan. Jokowi juga mengancam akan melakukan reshuffle kabinet.
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
Vaksin Merah Putih
Indonesia sendiri tengah mengembangkan vaksin virus corona melalui tiga institusi yang dipunya salah satunya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Dalam wawancara eksklusif dengan DW Indonesia, Kepala LBM Eijkman Prof. Amin Soebandrio mengatakan pihaknya tengah memetakan tipe virus corona yang ada di Indonesia. Ia optimis vaksin siap diproduksi massal pada tahun 2021 setelah lalui proses uji klinis.
Foto: Eijkman Institute
Kalung Antivirus Corona
Awal bulan Juli 2020, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) merilis produk kalung Eucalyptus yang diberi nama "Kalung Antivirus Corona''. Kalung berisi Eucalyptus (kayu putih) ini diklaim dapat berpotensi membunuh virus corona penyebab COVID-19. Kalung ini pun menuai tanggapan beragam dari berbagai pihak. Mentan Syahrul Yasin Limpo menyatakan siap memproduksi massal kalung tersebut.
Foto: DetikHealth/A. Reyhan
Kluster baru bermunculan
Kenaikan kasus COVID-19 pun dilaporkan di berbagai tempat. Pada 9 Juli 2020, Indonesia mencatat kasus harian 2.657 kasus positif. Dari angka tersebut diketahui sebanyak 1.262 kasus dari Secapa AD di Hegarmanah, Kota Bandung. Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito pada akhir Novermber 2020 mengatakan semakin marak timbul kluster baru COVID-19 di berbagai daerah di Indonesia.
Foto: Reuters/Beawiharta
Uji klinis di Bandung
Bekerja sama dengan perusahaan biofarmasi asal Cina, Sinovac, Indonesia melalui PT Bio Farma tengah melakukan uji klinis tahap tiga vaksin corona mulai awal Agustus tahun ini. Lokasi uji klinis di enam titik kota Bandung. Sebanyak 1.620 relawan dilibatkan dalam pengembangan vaksin, tak terkecuali Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Presiden Joko Widodo (kiri) saat mengunjungi PT Bio Farma (11/08).
Foto: Presidential Secretariat Press Bureau
Pilih vaksin Sinovac asal Cina
Pada 7 Desember 2020 Indonesia menerima 1,2 juta dosis vaksin Sinovac buatan Cina. Kemudian pada 31 Desember 2020 Indonesia kembali menerima 1,8 juta dosis vaksin Sinovac. Pada 11 januari 2021 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya resmi memberikan izin darurat penggunaan vaksin tersebut. Berdasarkan evaluasi BPOM menunjukkan efikasi (kemanjuran) vaksin Sinovac mencapai 65,3 persen.
Foto: Presidential Palace/REUTERS
Vaksinasi perdana 13 Januari 2021
Presiden Joko Widodo jadi orang pertama di Indonesia yang disuntik vaksin corona. Bertempat di Istana Negara, Jokowi disuntik vaksin Sinovac pada Rabu (13/01), pukul 09.42 WIB oleh Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan Prof. Abdul Muthalib. Selain Jokowi, Panglima TNI, Kapolri, Ketua IDI, tokoh agama, dan juga influencer turut mengikuti vaksinasi ini.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Lebih dari 14 ribu kasus dalam satu hari
Kasus harian baru COVID-19 terus bertambah. Tercatat jumlah kasus terkonfirmasi virus corona bertambah 6.680 kasus pada 1 Maret 2021. Sebelumnya, Indonesia sempat memecahkan rekor dengan 14.518 kasus dalam satu hari pada 30 Januari 2021. Hingga kini, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus positif kumulatif COVID-19 terbanyak, sedikitnya 339.735 kasus. Disusul Jawa Barat dengan 211.212 kasus.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Raharjo
Vaksinasi tahap kedua
Setelah melakukan vasinasi tahap pertama kepada sedikitnya 1,46 juta tenaga kesehatan, Indonesia melakukan vaksinasi tahap kedua yang menyasar lansia dan pekerja publik. Dalam foto tampak Presiden Joko Widodo saat meninjau pelaksanaan vaksinasi terhadap sekitar 5.500 pekerja media di Hall A Basket Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, 25 Februari 2021.
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Tertinggi di Asia Tenggara
Hingga awal Maret 2021, Indonesia menjadi negara dengan kasus positif COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi ke-4 di Asia. Selain itu, kasus kematian di Tanah Air juga menjadi yang tertinggi ke-3 di Asia, di bawah India dan Iran. Sedikitnya tercatat 36 ribu kematian COVID-19 di negara berpenduduk 270 juta jiwa ini.
Foto: picture-alliance/Zumapress/Sijori Images
Varian Delta asal India sempat dominasi kasus aktif di Jakarta
Virus corona terus bermutasi dalam banyak varian. Varian B.1.617 atau Delta jadi varian yang sempat mendominasi 90% kasus aktif di Jakarta pada Juli 2021. Pertama kali teridentifikasi di India pada akhir 2020. Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat kasus perdana varian Delta di Indonesia pada Mei 2021.
Foto: Jam Sta Rosa/AFP
Varian Omicron terdeteksi Desember 2021
Seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta terkonfirmasi sebagai pasien 0 dari transmisi lokal Omicron pada 16 Desember 2021. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan lima kasus probable COVID-19 varian Omicron. Dua kasus tersebut di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI), sedangkan tiga orang lainnya merupakan WN Cina.
Foto: DADO RUVIC/REUTERS
Vaksinasi booster COVID-19
Presiden Jokowi mengumumkan pemberian vaksinasi booster gratis mulai 12 Januari 2022 untuk seluruh masyarakat Indonesia. Prioritas diberikan pada usia lanjut dan kelompok rentan. Namun, vaksin booster juga bisa didapatkan semua warga berusia 18 tahun ke atas yang sudah mendapat vaksin dosis lengkap minimal 6 bulan. Vaksinasi dilaksanakan di fasilitas kesehatan milik pemerintah. (rap/vlz, mh/ha)