1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inilah Putra Mahkota Baru Arab Saudi

21 Juni 2017

Mohammed bin Salman dikukuhkan sebagai putra mahkota penerus takhta di garis pertama. Putra Raja Salman ini dinilai sebagai figur reformis, yang bisa membangun ekonomi Arab Saudi pasca era minyak bumi.

Mohammed bin Salman
Foto: picture alliance/AP Photo/H. Ammar

Pangeran Mohammed bin Salman (31) dengan dekrit Raja ini, dikukuhkan di jajaran pertama pewaris takhta kerajaan Arab Saudi, menggantikan posisi sepupunya Mohammed bin Nayef.

Sejak lama memang sudah beredar dugaan kuat, bahwa bin Nayef akan digeser dari posisi pertama pewaris takhta, digantikan oleh lingkaran dalam yakni salah seorang putra Raja Salman, namun pemilihan waktu untuk pengumuman dekrit raja tersebut cukup mengejutkan.

Future billions for Saudi Arabia

01:29

This browser does not support the video element.

Pangeran Mohammed bin Nayef yang keponakan raja Salman, dipuji secara luas untuk peranannya sebagai pimpinan lembaga anti terorisme Arab Saudi. Dia juga mendapat pujian untuk upayanya menekan kampanye serangan bom oleh Al Qaeda dari tahun 2003 hingga 2006.

Orang kuat bagi generasi baru

Sementara pangeran Mohammen bin Salman sejak beberapa tahun terakhir disebut "orang kuat” dan digadang-gadang menggantikan ayahnya di tampuk kekuasaan monarki di Riyadh. Lulusan jurusan hukum dari Al Saud University ini sejak 2009 jadi penasehat khusus bagi ayahnya Salman, yang saat ini masih menjabat sebagai gubernur Riyadh.

Saat ini dia memegang jabatan sebagai menteri pertahanan, yang akan ia jabat rangkap dengan jabatan barunya sebagai wakil kepala pemerintahan. Pengukuhan pangeran Mohammed bin Salman sebagain pewaris takhta nomor satu, dinilai sebagai simbol pengakuan Raja Arab bagi mayoritas populasi generasi muda di negara kerajaan kaya minyak itu. Hampir separuh dari total 32 juta populasi rakyat Arab Saudi adalah generasi berusia di bawah 25 tahun.

Saat ini calon pewaris takhta kerajaan Arab Saudi itu sedang menggarap proyek ambisius "Vision 2030” yang targetnya adalah mereformasi ekonomi kerajaan. Juga di waktu belakangan, Bin Salman yang cucu-buyut langsung pendiri kerajaan mendiang Raja Abdul Aziz kerap mewakili ayahnya, Raja Salman yang mulai tidak fit,  dalam menghadiri undangan di luar negeri.

Satu-satunya kendala yang menghalangi Bin Salman hingga saat ini adalah usianya (31) yang masih dianggap terlalu muda untuk menjadi penerus monarki. Namun setelah dekrit Raja, semua hambatan disingkirkan. Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, penunjukan Mohammed bin Salman sebagai penerus takhta nomor satu, disetujui oleh 31 dari 34 orang anggota dewan penerus takhta kerajaan Arab Saudi.

as/vlz(afp, dpa, rtr, ap)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait