Manusia yang terinfeksi virus corona bisa menulari binatang peliharaan di rumah. Cara penularan sebaliknya amat jarang, tapi tetap ada binatang yang bisa menulari manusia.
Iklan
Para peneliti di Italia melakukan tes terhadap 540 anjing dan 277 kucing yang dipelihara di rumah pasien Covid-19, atau di kawasan yang paling parah dilanda pandemi, seperti di Lombardi. Hasilnya, para peneliti dapat melacak antibodi virus corona pada 3,4% anjing dan 3,9% kucing yang dites.
Penelitian dengan binatang dalam jumlah cukup besar ini, menegaskan dugaan, hewan peliharaan di rumah bisa tertular Virus SARS-CoV-2 dari manusia. Sementara cara penularan sebaliknya nyaris tidak mungkin terjadi. Disebut nyaris, karena tetap ada binatang yang bisa menginfeksi manusia dengan Covid-19.
Apakah Hewan Peliharaan Dapat Menyebarkan Virus Corona?
Para ahli menemukan bahwa virus corona tidak hanya dapat menginfeksi manusia, tetapi ada beberapa jenis hewan yang dapat terinfeksi. Misalnya hewan yang biasa kita jadikan peliharaan yaitu kucing.
Foto: picture-alliance/F. Herrmann
Kucing Dapat Terinfeksi Virus
Para peneliti di Harbin Veterinary Research Institute di Cina menemukan, virus corona yang juga dikenal sebagai SARS-CoV-2, dapat ditularkan di antara kucing. “Kucing rumahan juga dapat menularkan virus tersebut kepada anggota spesiesnya, tetapi tidak dengan mudah”, kata Hualan Chen peneliti utama makalah yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah "bioRxiv" pada 31 Maret.
Foto: picture-alliance/dpa/K-W. Friedrich
Pemilik Kucing, Jangan Khawatir!
Tetapi pemilik kucing tidak perlu panik. Kucing dapat membentuk antibodi dengan cepat terhadap virus, sehingga tidak menular terlalu lama. Pemilik kucing domestik yang memiliki masalah kondisi medis atau manula, harus membatasi kontak dengan kucing peliharaannya. Bagi orang yang sehat, tetap harus tetap mencuci tangan dengan bersih setelah memegang kucing.
Foto: picture-alliance/imageBroker
Virus Tidak Menulari Anjing
Para peneliti melaporkan bahwa tidak seperti pada kucing, virus ini tidak dapat menginfeksi anjing dengan mudah. Jadi, pemilik anjing tidak perlu khawatir jika melakukan kontak, berjalan atau melatih anjingnya.
Foto: DW/F. Schmidt
Hewan Apa yang Dapat Menginfeksi?
Di Italia, memiliki babi sebagai hewan peliharaan adalah hal yang wajar. Babi peliharaan ini bebas berjalan-jalan di Roma dan tidak takut pada anjing. Anjing biasanya juga tidak takut pada babi peliharaan. Para dokter hewan menemukan bahwa babi tidak dianggap sebagai reservoir alami virus corona.
Foto: Reuters/A. Lingria
Musang Dikarantina
Berbeda untuk musang anggota keluarga Mustelidae. Hualan Chen yang juga meneliti musang menemukan, SARS-CoV-2 mampu bereproduksi pada hewan ini, sama seperti pada kucing. Penularan antar hewan terjadi melalui cairan hidung dan air liur. Para peneliti menemukan virus pada sampel yang diambil dari tenggorokan dan hidung musang dan kucing, tetapi tidak mendeteksi adanya infeksi paru-paru.
Para ahli telah memberikan penjelasan bagi orang yang menangani unggas, seperti para pedagang di Wuhan, Cina, di mana para ilmuwan percaya, kasus virus pertama muncul akhir tahun lalu. Kita tidak perlu khawatir, karena ayam kebal terhadap virus SARS-CoV-2, seperti halnya bebek dan spesies burung lainnya.
Foto: Getty Images/China Photos
Manusia Menjadi Ancaman
Manusia juga dapat menginfeksi hewan. Seekor harimau Melayu berusia empat tahun dinyatakan positif COVID-19 baru-baru ini di Kebun Binatang Bronx di New York. "Ini pertama kalinya, sepengetahuan kami, bahwa seekor binatang liar sakit karena COVID-19 yang ditularkan oleh manusia", ujar Paul Calle, kepala dokter hewan kebun binatang kepada majalah "National Geographic".
Foto: Reuters/WCS
Kelawar Inang Utama Virus COVID-19?
Kelelawar dianggap sebagai inang pembawa SARS-CoV-2, tetapi dokter hewan meyakini bahwa pada Desember 2019, pasti ada spesies lain di Wuhan berperan sebagai inang perantara, sehingga virus corona dari kelelawar bisa menginfeksi manusia. Mungkinkah itu musang atau kucing? (fs/as)
Foto: picture-alliance/blickwinkel/AGAMI/T. Douma
8 foto1 | 8
Tes swab dari mulut, hidung dan tenggorokan anjing serta kucing yang terinfeksi virus corona, menunjukkan hasil negatif. Pembuangan virus lewat kotoran berakhir setelah dua minggu. Tes pada binatang rumah itu dilakukan antara Maret hingga Mei 2020.
Binatang rumahan bukan penular virus
Hasil riset skala besar itu tidak lagi mengejutkan para ilmuwan. “Hasilnya menegaskan apa yang sudah kami ketahui“, kata Thomas Mettenleiter, presiden Friedrich-Loeffler-Instituts (FLI) di Greifswald, Jerman.
Namun Mettenleiter memuji penelitian dengan sampel binatang rumahan cukup besar itu. “Tidak mudah untuk mendapatkan sampel sebanyak itu“, ujar presiden LFI.
Hasil riset di Italia menegaskan prakiraan FLI, bahwa anjing dan kucing sejauh ini tidak memainkan peranan dalam penyebaran Covid-19. Yang paling menentukan adalah penularan dari manusia ke manusia. “Kami menyampaikan, dalam kasus normal penularan virus terjadi dari manusia ke binatang“, ujar Mettenleiter lebih jauh.
FLI juga menegaskan, dari visi saat ini, kontak antara manusia sehat dengan hewan peliharaannya, tidak perlu dibatasi. Namun juga diingatkan, orang yang terinfeksi virus corona, demi alasan keamanan jangan melakukan kontak dengan hewan peliharaannya.
Wabah corona di peternakan cerpelai
Sejauh ini FLI juga tidak menemukan bukti bahwa binatang ternak seperti ayam dan babi bisa terinfeksi SARS-CoV-2. Penelitian terhadap sapi baru saja dimulai di institut di Greifswald tersebut.
Namun diketahui, cerpelai dan kelelawar bisa terinfeksi virus corona, dan kembali menularkannya kepada manusia. Para peneliti bertanya-tanya, bagaimana virus corona bisa menulari cerpelai di peternakan tertutup di Belanda bulan April lalu dan Spanyol sekitar akhir Mei silam. Apakah pekerja yang menulari hewan, atau hewan yang menulari pekerja?
Professor Wim van der Poel dokter hewan dari Universitas Wageningen di Belanda dalam penelitiannya membuktikan, jenis virus yang ditemukan pada cerpelai yang terinfeksi, mirip dengan yang menginfeksi manusia.
Sebagai tindakan pencegahan penyebaran pandemi, Belanda memerintahkan pemusnahan lebih dari satu juta cerpelai. Sementara di La Puebla de Valverde, Spanyol, lebih 92.000 cerepelai dibantai dan dimusnahkan. Cerpelai diternakkan untuk diambil bulunya untuk mode busana mahal.
Alexander Freund (as/gtp)
Di Mana Sebenarnya Virus Corona Mengintai?
Khawatir tertular virus corona dari hewan peliharaan, kentang, atau bahkan kartu ulang tahun di samping tempat tidur? Anda tidak sendirian. Virus corona seolah ada di mana-mana. Benda apa saja yang aman dipegang?
Foto: picture-alliance/dpa/S. Gollnow
Gagang pintu bisa terkontaminasi?
Penelitian saat ini menyebukan, virus corona dapat bertahan hidup selama empat hingga lima hari pada permukaan benda seperti gagang pintu. Virus SARS-CoV-2 penyebab wabah corona juga dapat menyebar melalui tangan dan permukaan yang sering disentuh. Meski masih perlu dipelajari lebih lanjut, para ahli meyakini bahwa wabah COVID-19 mirip dengan virus corona jenis lainnya.
Perlu juga kewaspadaan ekstra sewaktu makan siang di kantin, jika kantin masih buka. Pada dasarnya, virus corona juga dapat menempel di peralatan makan seperti sendok dan piring lewat bersin atau batuk orang yang terinfeksi. Namun, Institut Federal Jerman untuk Penanganan Risiko, BfR, mengatakan bahwa sampai saat ini "belum diketahui ada infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebar lewat cara ini."
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
Ragu terhadap barang impor?
Haruskah orang tua khawatir adanya kemungkinan infeksi dari mainan impor? Tidak, kata BfR. Sejauh ini, belum ada bukti adanya kasus penularan lewat mainan impor atau barang lainnya. Para ahli sejauh ini berasumsi bahwa virus sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan. Namun patogen masih bisa menginfeksi selama beberapa hari, terutama dalam cuaca dingin dan kelembaban tinggi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Gollnow
Paket pos penuh virus?
Secara umum, virus corona yang menginfeksi manusia tidak bisa bertahan lama pada permukaan kering. Hidupnya virus di luar organisme manusia tergantung pada banyak faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban. BfR memperkirakan infeksi melalui pos "agak tidak mungkin." Namun, institut ini juga mengakui bahwa data yang lebih tepat tentang SARS-CoV-2 belum tersedia.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Becker
Bisakah saya terinfeksi dari hewan peliharaan?
Dapatkah anjing saya menginfeksi saya atau saya menginfeksi anjing saya? Para ahli menganggap risiko hewan peliharaan terinfeksi virus corona sangat rendah, tetapi tidak menutup kemungkinannya. Hewan-hewan itu sendiri mungkin tidak menunjukkan gejala, sehingga tidak sakit. Namun, jika hewan terinfeksi, mungkin saja mereka menularkan virus corona melalui udara atau lewat kotoran.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/A. Tarantino
Apakah buah-buahan berbahaya?
BfR mengatakan bahwa makanan yang terkontaminasi kemungkinan tidak mentransmisikan virus SARS-CoV-2. Sejauh ini, tidak ada kasus yang terbukti. Tentu saja orang harus mencuci tangan dengan teliti sebelum menyiapkan makanan, bahkan juga jika tidak ada wabah corona. Karena virus peka terhadap panas, memanaskan makanan dapat mengurangi risiko infeksi lebih lanjut.
Foto: picture-alliance/Kontrolab/IPA/S. Laporta
Kontaminasi dari makanan beku?
Meski virus corona penyebab SARS dan MERS dikenal tidak suka panas, patogen ini bisa bertahan di suhu dingin. Virus dapat tetap menular pada suhu -20 derajat Celsius, dan bertahan dalam status beku hingga dua tahun. Namun, BfR tetap menegaskan bahwa sejauh ini, belum ada bukti rantai infeksi SARS-CoV-2 melalui konsumsi makanan, termasuk makanan beku.
Foto: picture-alliance /imageBROKER/J. Tack
Jangan makan binatang liar!
Wabah COVID-19 setidaknya menghasilkan satu hal yang positif: Cina melarang konsumsi hewan liar. Bukti telah menunjukkan bahwa virus corona jenis baru ini ditransmisikan ke manusia oleh kelelawar. Kelelawar, tentu saja, tidak bisa disalahkan atas wabah ini. Mungkin, sebenarnya hewan ini juga tidak mau jadi santapan. (ae/as)