1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikIndia

Bisakah Bollywood Mendekatkan India dan Pakistan?

Mohammad Salman
2 Januari 2024

Bintang film India, terutama dari Bollywood, memiliki basis penggemar yang besar di Pakistan, meskipun secara politik kedua negara terlibat permusuhan panjang. Apa yang mendorong popularitas ini?

Poster bioskop dengan bintang India, Shahrukh Khan
Poster bioskop dengan bintang India, Shahrukh KhanFoto: Satyajit Shaw/DW

Sebelum diputar di bioskop, film-film di Pakistan perlu disetujui oleh dewan provinsi yang menyensor apa pun yang dianggap melanggar nilai-nilai sosial dan budaya negara tersebut. Sejak tahun 2019, film-film yang diproduksi oleh industri film India berbahasa Hindi, yang berbasis di Mumbai, tidak diizinkan lagi diputar di bioskop Pakistan. Ketika film laris "Pathaan" yang dibintangi aktor Shah Rukhkhan diputar secara publik pada Januari 2023, badan sensor di Provinsi Sindh di Pakistan selatan menghentikan pemutaran tersebut.

Namun, banyak penonton Pakistan adalah pengikut setia Bollywood dan bintang-bintangnya. Selain Shahrukh Khan, yang dikenal sebagai "Raja Bollywood," aktor lainnya seperti Aamir Khan, Deepika Padukone, dan Ranbir Kapoor memiliki banyak fans di Pakistan. 

Dalam beberapa tahun terakhir, film-film yang diproduksi di bagian selatan India – atau disutradai oleh sutradara yang berasal dari selatan – telah mendapatkan popularitas di Pakistan karena alur ceritanya yang berorientasi pada film action berbasis teknologi.

Yang menambah daya tarik Bollywood adalah bahasa yang ditampilkan dalam film, Hindi. Bahasa Hindi mirip dengan bahasa Urdu, yang merupakan bahasa yang digunakan secara luas di Pakistan. Selain itu, beberapa artis dan teknisi yang bekerja di Bollywood beragama Islam, dan ini meningkatkan popularitas mereka di mata penonton Pakistan.

Fans di Karachi merayakan fim baru Bollywood "Dunki" dengan bintang utama Shahrukh KhanFoto: Satyajit Shaw/DW

Bollywood: Berpengaruh atau tidak?

Meskipun ada ketegangan antara India dan Pakistan, aspek budaya yang serupa antara kedua negara tetap menjadi daya tarik – terutama dalam hal film dan musik. "Saya mendengar seorang pembawa acara TV berbicara tentang hal ini beberapa hari yang lalu. Dia berpandangan bahwa sebelum tahun 1947, di India yang tidak terpecah, kita membuat film serupa," kata aktor Pakistan Mohib Mirza kepada DW.

"Pahlawan kita juga menyanyikan lagu-lagu di lembah dan di sekitar pepohonan. Tapi menurut saya, tidak bisa dikatakan berpengaruh. Bollywood sendiri tidak orisinal dan sangat dipengaruhi oleh banyak negara lain,” katanya. "Alasan penonton kita menonton film India adalah cara mereka ‘memasarkan' karya mereka,” tambahnya Mohib Mirza.

Jurnalis Pakistan Ghazi Salahuddin tidak sependapat. "Bollywood punya pengaruh besar di Pakistan, terutama karena film-filmnya banyak ditonton karena kualitas dan kontennya, sesuatu yang tidak kita miliki,” katanya kepada DW.

"Mereka juga sudah beradaptasi dengan kemajuan teknologi,” ujarnya. "Mereka memiliki pasar internasional yang besar sehingga mereka mampu bereksperimen dan menghabiskan banyak uang untuk proyek layar lebar mereka. Keberhasilan ekonomi India juga berperan di dalamnya.”

Film India dan Pakistan memiliki rangkaian lagu dan tarian, kata pembuat film Shoaib Sultan. "Ini adalah industri yang sangat besar. Penonton kami menontonnya karena ini lebih menghibur daripada kehidupan."

Aktivis perdamaian India dan Pakistan bertemu di luar negeri

Karena Pakistan tidak punya industri film besar, banyak distributor film dan pemilik bioskop sangat bergantung pada produksi dari studio-studio besar Bollywood untuk menjaga bisnis mereka tetap bertahan.

"Sampai kami [di Pakistan] mulai membuat film, orang-orang akan terus menonton Bollywood,” kata distributor film Nadeem Mandviwalla. "Hanya ada dua negara di dunia yang membuat film dengan cara yang sama: rangkaian lagu dan tarian, pakaian, dan bahasa, dan lain-lain,” ujarnya. "Mereka menyebutnya bahasa Hindi, dan kami menyebutnya Urdu. Mereka menggunakan 80% kata Urdu dalam bahasa Hindi."

"Aktivis perdamaian di kedua belah pihak terus berupaya menurunkan suhu di lapangan politik,” kata jurnalis Ghazi Salahuddin. "Orang India dan Pakistan sering bepergian dan memiliki diaspora yang besar, itulah sebabnya mereka bertemu satu sama lain di luar Asia Selatan.”

Mandviwalla menyoroti pentingnya film India di Pakistan. "Masyarakat kami tahu banyak tentang India karena film-filmnya,” katanya. "Selama 40 tahun terakhir masyarakat Pakistan telah menonton konten India.”

Namun, sejak Pakistan melarang film India pada tahun 2019, para distributor di negara itu mengalami kesulitan. Ketika para pemimpin politik India dan Pakistan berupaya menyelesaikan perbedaan pandangan dan sengketa mereka, masyarakat lebih berharap dapat menikmati karya-karya budaya karena kesamaan budaya mereka.

(hp/as)

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait