Apakah genetika ada kaitannya dengan pewarisan sifat? Bisakah kecerdasan diturunkan? Ahli sosiologi dan peneliti otak mencari tahu kaitan antara pengalaman diskriminasi dan kecerdasan.
Iklan
Andreas Heinz dari Rumah Sakit Universitas Kedokteran Charite Berlin mengatakan, genetika memang memainkan peran besar dalam perkembangan kecerdasan. Namun, berbagai penelitian kini juga membuktikan pengaruh "luar biasa" lingkungan terhadap kemampuan kecerdasan masing-masing individu.
Hasil tes kecerdasan manusia dengan latar belakang dan kondisi sosial berbeda, ternyata juga tergantung dari pengaruh masyarakat sekitarnya. Penelitian dari Amerika Serikat menunjukkan, di tahun 70an anak-anak berkulit hitam yang diadopsi keluarga berkulit putih memiliki nilai IQ yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak berkulit putih dan hitam lainnya.
Kecerdasan Emosional: Ketrampilan yang Jarang Didapat di Sekolah
Kecerdasaan emosional (EQ) berperan 80% bagi kesuksesan seseorang, sementara kecerdasan intelektual hanya 20%. Demikian menurut psikolog Daniel Goleman. Berikut ketrampilan EQ yang jarang diperoleh di bangku sekolah:
Foto: Fotolia/alphaspirit
Apa itu kecerdasan emosional?
Kecerdasan emosional menggambarkan seberapa baik individu dapat mengelola emosi mereka sendiri & bereaksi terhadap emosi orang lain. Kecerdasan emosional perlu untuk mengingkatkan kualitas hidup, seperti mengatasi konflik, merespon kebutuhan orang lain, dan menjaga emosi yang mengganggu kehidupan. Kecerdasan emosional dapat dikembangkan sendiri. Ada 5 elemen penting yang dapat dikembangkan.
Foto: Fotolia/MH
Membangun kesadaran diri
Kesadaran diri adalah upaya dalam menggali & mengetahui perasaan Anda sendiri. Ini termasuk memiliki penilaian akurat kemampuan Anda, kapan Anda membutuhkan bantuan, & menggali apa pemicu emosi Anda. Jika perlu merespon orang lain, ambil waktu sejenak sebelum bereaksi balik. Perhatikan masukan dari orang lain tentang kelebihan dan kelemahan kita. Meditasi juga membantu membangun kesadaran diri.
Foto: Fotolia/W. Goldswain
Mengontrol diri
Ini kemampuan untuk menjaga emosi Anda ketika terganggu. Pengendalian diri melibatkan kemampuan untuk mengendalikan amarah, dengan tenang membahas perbedaan pendapat, dan menghindari panik. Kontrol diri berarti mengendalikan ledakan emosi, memilah pemicu emosi dan melakukan apa yang terbaik sesuai kebutuhan Anda. Atur nafas ketika Anda marah dan keluar dulu dari lingkaran emosional.
Foto: Fotolia/rangizzz
Membangun motivasi
Setiap orang termotivasi dengan adanya imbalan, misalnya materi, status atau lainnya. Yang perlu dibangun: motivasi terhadap sukacita diri & kepuasan diri yang produktif, baik dalam berhubungan dengan orang lain, karir dan lainnya. Banyak strateginya. Buat daftar hal yang Anda hargai, terima kenyataan & bangkit. Ada yang mencapai sesuatu dengan perlahan, ada pula dengan berungkali berusaha.
Foto: Eisenhans/Fotolia
Empati
Sementara tiga kategori sebelumnya mengacu pada emosi internal seseorang, yang satu ini berhubungan dengan emosi orang lain. Empati adalah keterampilan dan praktik membaca emosi orang lain dan merespon dengan tepat. Triknya, mau mendengar orang lain, menempatkan diri pada posisi orang lain, mencoba memahami.
Foto: Fotolia/Robert Kneschke
Keterampilan sosial
Ini mencakup empati, dengan upaya memenuhi kebutuhan orang lain dan Anda sendiri. Misalnya dalam menemukan kesamaan dengan orang lain, mengelola hubungan di lingkungan kerja dan kemampuan persuasif. Kketerampilan sosial Anda mempengaruhi segala sesuatu, baik kinerja maupun kehidupan romantis. Bentuk paling umum: menyelesaikan perselisihan. Mengatasi masalah setelah semua pihak tenang.
Foto: Fotolia/Rawpixel
6 foto1 | 6
Menurut sensus 2011, di Jerman sekitar 62 persen warga yang tidak tamat sekolah, memiliki latar belakang migran. Peneliti pendidikan Coskun Canan dari Universitas Humboldt di Berlin menyebutkan, banyak yang kemudian menggap kesalahannya terletak pada "keistimewaan" etnis dan budaya, khususnya warga migran keturunan Turki dan penganut agama Islam. Hanya sedikit laporan yang mengangkat keberhasilan migran di bidang pendidikan.
7 Cara Mudah Meningkatkan IQ Anak
Tes IQ meliputi kemampuan yang dibutuhkan anak di sekolah: bahasa, informasi, memori, hitungan, bangun ruang, cara bepikir dan motorik. Pakar anak Karen Quinn memberi tips cara membantu anak meningkatkan IQ di rumah.
Foto: picture-alliance/beyond/Vladimir Godnik
Ajak Anak Bicara
Berbicaralah dengan anak Anda setiap saat dan tentang tema apapun. Ini akan membantu kemampuan bahasanya. Anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang suka berbicara, nilai IQ-nya 28 poin lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak banyak berbicara di rumah.
Foto: Fotolia/athomass
Baca Buku Panduan
Di taman kanak-kanak, anak diharapkan mengenal warna, bentuk, buah, hewan - semua informasi dasar yang diperoleh dari buku dan kehidupan sehari-hari. Pada buku panduan bagi orangtua, Anda akan mengetahui apa yang sudah harus diketahui oleh anak pada usia tertentu.
Foto: Fotolia/Eisenhans
Selipkan Hitungan dalam Pembicaraan
"Makan malam siap lima menit lagi." "Mau satu biskuit atu setengah biskuit?" "Kamu punya tiga permen, Mama kasih dua lagi. Sekarang kamu punya lima permen." "Lihat gurita itu? Ada berapa tangannya?"
Foto: Colourbox/Abbyasov Alexey
Tantang Ingatan Anak
Setelah membacakan buku cerita, minta anak untuk menceritakannya kembali dengan kata-katanya sendiri. Atau taruh beberapa permen di atas meja dan tutup dengan kertas. Lalu minta anak untuk menaruh permen dengan jumlah yang sama dengan yang tadi dilihatnya. Aktivits ini akan membantu ingatan verbal dan visual anak.
Foto: Fotolia/Tatyana Gladskih
Puzzle dan Lego
Untuk memperkuat kemampuan bangun ruangnya, mainan seperti balok kayu, puzzle dan lego bisa membantu. Anda juga bisa memanfaatkan buku anak yang menyembunyikan benda tertentu di dalam gambar dan anak harus menemukannya.
Foto: picture alliance/landov
Selesaikan Masalah
Minta anak untuk memilih dan mengenakan pakaiannya sendiri. Dan jika ia melakukannya terlalu lama, biarkan anak menemukan sistemnya sendiri. Ijinkan anak untuk membuat keputusan. Seperti: Apa menu makan malam hari ini? Anak-anak yang di rumah diijinkan untuk berpikir bagi dirinya sendiri akan mengembangkan kemampuan kognitif yang kuat.
Foto: picture-alliance/Beyond
Berkarya Kreatif
Siapkan selalu perlengkapan untuk menggambar dan kerajinan tangan di rumah. Kertas berwarna, krayon, gunting, lem, cat, kuas - bekerja dengan material tersebut memperkuat gerakan motorik halus (kemampuan anak Anda mengendalikan tangan dan jemarinya).
Foto: picture-alliance/beyond/Vladimir Godnik
7 foto1 | 7
Perempuan motor pendidikan
Jika data warga Jerman keturunan Turki diteliti lebih jauh, akan terlihat bahwa khususnya generasi lama yang kebanyakan tidak tamat sekolah. Generasi baru memang tidak memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan pelajar tanpa latar belakang migran, namun lebih berprestasi dibandingkan generasi orangtuanya.
Khususnya perempuan muda di Jerman yang lebih berprestasi di dunia pendidikan. Sekitar 30 persen dari mereka tamat sekolah dan trennya terus meningkat. "Perempuan dengan latar belakang migran adalah motor bagi seluruh kelompok tersebut", kata Coskun Canan. "Mereka akan bisa menyemangati kaum pria." Karena, biasanya kaum pria harus bisa menyamai tingkat pendidikan perempuan, jika mereka ingin menikah di kelompok etnis yang sama.
5 Langkah Mudah Tingkatkan Stamina Otak
Otak bisa meningkat staminanya dan tetap berkinerja tinggi tidak terpengaruh usia. Caranya dengan menerapkan gaya hidup sehat untuk menurunkan faktor risiko bagi otak sekaligus melindunginya. Inilah 5 langkah termudah
Foto: Fotolia/Andrea Danti
Turunkan tingkat Stres
Kadar stress rendah berkorelasi dengan peningkatan kinerja kognitif. Pakar otak Prof. Gary Small, M.D menyarankan agar aktivitasnya dilakukan dengan metode yang merangsang pembaruan jaringan saraf otak seperti meditasi, tai chi atau kegiatan lainnya yang berfungsi menurunkan stress.
Foto: Deklofenak/Fotolia.com
Berinteraksi Langsung Antar Manusia
Teknologi baru membuat kita tidak sering lagi berinteraksi langsung dengan orang lain. Koneksi lewat media sosial tidak seampuh jika kita berinteraksi dengan bertemu muka. Riset yang dilakukan pakar Alzheimer Dr.Small menunjukkan, koneksi sosial tradisional dengan percakapan langsung tatap muka juga menurunkan risiko penyakit Alzheimer.
Foto: imago/CHROMORANGE
Hindari jeratan Pesan Elektronik
Pekerjaan sehari-hari di era modern menuntut pekerja terus menerus terkoneksi lewat email atau sistem pesan elektronik lainnya. Tinggalkan sejenak rutinitas itu, lakukan pelatihan yang merangsang aktivasi beragan sirkuit otak. Banyak teknologi komputer untuk tujuan itu. Dokter bedah yang biasa bermain video games, terbukti melakukan lebih sedikit kesalahan saat mengoperasi pasien.
Foto: Fotolia/pressmaster
Lakukan Olahraga Jantung Sehat
Lakukan olahraga yang memacu kesehatan jantung. Karena data membuktikan, jantung yang sehat menguntungkan kesehatan otak. Studi menunjukkan, olahraga jalan di alam terbuka selama 90 menit menurunkan risiko penyakit degenerif otak. Juga aktivitas olahraga pendek selama 5 menit terbukti banyak membantu memperbaiki "mood“ yang berkorelasi dengan kesehatan otak.
Foto: Fotolia/J. Chabraszewski
Selaraskan Pola Makan
Diet atau pola makan juga penting untuk menunjang kesehatan otak. Penelitian di Northwestern University AS menunjukkan, asupan lemak hewani harus berimbang antara Omega 8 dan Omega 3. Banyak orang terlalu banyak mengkonsumsi omega 3 dari daging merah dan minyak nabati. Disarankan menyeimbangkannya dengan asupan omeg 3 dari ikan, kacang-kacangan dan biji linen.
Foto: Fotolia/Printemps
5 foto1 | 5
Prediksi yang bisa terwujud
Coskun Canan memperingatkan adanya "praduga" negatif. Anggapan seperti "keturunan Turki menolak integrasi" bisa mempengaruhi individu yang dibicarakan. Ia kemudian akan menyesuaikan diri seperti anggapan tersebut. Pakar sosiologi menyebutnya sebagai efek "stereotype threat" - ancaman tipe khas.
Asrama Super Mewah Untuk Mahasiswa Super Cerdas
Asrama mahasiwa di Bayern, Jerman ini super mewah. Penghuninya cuma sekitar 50 orang. Di sini mereka tak perlu masak atau cuci pakaian sendiri. Hanya saja, harus super cerdas jika ingin tinggal di sini.
Foto: Bayerischer Landtag
Sudah Mewah, Gratis Pula
Tak perlu keluar uang sepeser pun, modalnya cuma kecerdasan spektakuler jika mau tinggal di asrama mewah Maximilianeum di Bayern, Jerman. Para mahasiswa ini juga tak perlu pusing mencari pekerjaan paruh waktu di sela-sela masa studi mereka, karena semua kebutuhannya dicukupi yayasan Maximilianeum.
Foto: Bayerischer Landtag
Semua Fasilitas Dipenuhi
Di asrama ini, ada karyawan yang siap sedia memasak, membersihkan kamar-kamar dan bahkan mencucikan pakaian mereka. Sewa kamar gratis, makanpun gratis. Tiga kali sehari, setiap harinya, tersedia lengkap mulai dari makanan pembuka, menu utama dan makanan penutup. Yang penting mahasiswa-mahasiswi di sini benar-benar konsentrasi belajar dan merasa nyaman.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Leonhardt
Hanya Segelintir yang Diterima
Yayasan Akademik Maximilianeum-lah yang membiayai mereka sepenuhnya agar mahasiswa berbakat itu bisa berkonsentrasi penuh hanya pada studinya. Yayasan ini digagas Maximilian II dari Bayern. Raja dari Bayern itu ingin menyediakan layanan bagi warga sipil, dengan memberi fasilitas studi gratis pada mahasiwa-mahasiswa paling berbakat. Per tahun hanya ada 5-7 anak yang bisa mendapat beasiswa ini.
Foto: Bayerischer Landtag
Nilai Harus Sempurna
Untuk bisa bergabung, calon mahasiswa harus memiliki nilai sempurna, ketika lulus dari pendidikan setara sekolah menengah di Jerman dan mendapatkan rekomendasi dari sekolah. Susanne Zwirlein dan Clara Freißmuth merupakan di antara para mahasiswa yang menerima beasiswa ini.
Foto: Gerhard Brack
Lolos dari Ujian Sulit
Mereka juga harus lolos dari dua tahap ujian yang diadakan Departemen Kebudayaan. Mereka harus menunjukkan dapat melakukan lebih dari sekedar punya nilai ujian yang bagus, ujar Hanspeter Beißer, dewan kehormatan yayasan.
Foto: Gerhard Brack
Kantor Parlemen
Sekilas seperti asrama normal di Jerman. Tapi tepat di atas kamar-kamar tidur mahasiswa adalah kantor parlemen. Terdapat pintu di lorong yang mengarah langsung ke gedung parlemen. Mahasiswa dapat menghadiri sidang parlemen, beberapa orang lainnya bahkan bisa magang di parlemen. Pada musim panas, mahasiswa dan politisi bergabung dalam acara santai, memanggang makanan di halaman.
Foto: Bayerischer Landtag
Perpustakaan
Perpustakaan yang bisa dimanfaatkan mahasiswa penerima beasiswa ini cukup lengkap. Tapi tentu mahasiswa ini tak melulu harus belajar, mereka juga bebas bermain dan berkegiatan. Di aula, disediakan piano bagi yang hoby musik. Lalu ada kegiatan bersama seperti menari dan kelas bahasa serta rekreasi.
Foto: Bayerischer Landtag
7 foto1 | 7
Jika misalnya seorang guru memperlakukan murid keturunan Turki secara diskriminatif dibanding murid Jerman asli, maka ia menghambat kemungkinan murid bersangkutan untuk berkembang. "Misalnya nilai murid itu bisa 'bagus' atau 'cukup'. Maka guru biasanya hanya memberikan nilai 'cukup," jelas Canan. Guru tersebut memiliki jalan pikir, bahwa anak itu tidak akan berhasil melanjutkan pendidikan ke sekolah yang berkualitas. Tipe khas ini kerap direproduksi dan dengan itu potensi murid dihambat.
8 Ciri Kecerdasan Anda Mungkin di Atas Rata-rata
Apa saja yang mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang? Menurut peneliti, faktor-faktor seperti minum ASI hingga hewan peliharaan memainkan peranan penting. Apakah Anda termasuk yang kecerdasannya di atas rata-rata?
Foto: picture-alliance/dpa/Hirschberger
Tidak merokok
Studi di Israel tahun 2010 membandingkan IQ dan status merokok dari 20.000 pria muda. Pria berusia antara 18-21 tahun, rata-rata IQ-nya 94. Sementara yang tidak merokok rata-rata IQ-nya 101. Mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari rata-rata IQ-nya hanya 90.
Foto: Fotolia/Rumkugel
Memainkan Alat Musik
Studi tahun 2011 menemukan bahwa kecerdasan verbal anak berusia 4-6 tahun bertambah setelah les musik selama hanya sebulan. Begitu juga hasil studi tahun 2004 menunjukkan, anak 6 tahun yang les piano 9 bulan IQ-nya bertambah lebih besar dibanding anak-anak yang ikut kelompok teater atau tidak mengikuti kegiatan ekstra lainnya.
Foto: DW/S. Bandopadhyay
Anak Sulung
The New York Times melaporkan: "Kesimpulan dari studi yang dipublikasikan 2007 menunjukkan anak tertua dalam keluarga IQnya sedikit lebih tinggi, rata-rata 3 poin, dari saudara kandung terdekatnya. Ini bukan karena faktor biologis, melainkan pengaruh psikologis orangtua dan anak."
Foto: imago
Bertubuh Kurus
Tahun 2006, peneliti Perancis menemukan peserta studi dengan body mass index BMI 20 atau kurang mendapat nilai 56 % dalam tes kosa kata. Sementara peserta dengan BMI 30 atau lebih hanya 44%. Peserta yang sama dites lima tahun kemudian. Hasilnya, mereka dengan BMI 30 atau lebih tingkat penurunan kemampuan kognitifnya juga lebih tinggi.
Foto: Fotolia/XtravaganT
Punya Kucing
Studi tahun 2004 menemukan, mereka yang punya anjing sebagai hewan peliharaan lebih supel dibanding yang memiliki kucing. Tetapi pemelihara kucing lebih cerdas. Menurut peneliti Denise Guastello ini logis karena: "Jika Anda lebih introvert dan sensitif, mungkin Anda lebih memilih berdiam di rumah dan membaca buku. Seekor kucing tidak perlu dibawa berjalan-jalan."
Foto: Fotolia/dmitrimaruta
Diberi ASI
Dua penelitian tentang anak-anak yang mendapat ASI menunjukkan air susu ibu meningkatkan kecerdasan hingga rata-rata 7 poin jika anak memiliki versi khusus dari gen FADS2, demikian menurut Duke University. 90% anak-anak dalam dua kelompok penelitian memiliki setidaknya satu salinan dari versi "C" dari FADS2, yang menghasilkan IQ yang lebih tinggi jika mereka disusui ibunya.
Foto: Svetlana Fedoseeva - Fotolia.com
Kidal
Dalam penelitian terbaru, mereka yang bertangan kidal dikatakan memiliki kemampuan "berpikir divergen", bentuk kreativitas dimana Anda memberikan bermacam-macam kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang sama. Orang kidal misalnya mampu mengkombinasikan dua obyek biasa untuk membentuk obyek ketiga. Seperti menggunakan tongkat dan kaleng untuk membuat rumah burung.
Foto: Fotolia/DOC RABE Media
Tinggi Badan
Hasil penelitian di Princeton mengatakan: "Pada usia 3 tahun, di masa pra-sekolah tinggi badan memainkan peranan. Anak-anak yang lebih jangkung, menunjukkan performa jauh lebih baik dalam tes kognitif.
Foto: picture-alliance/dpa/Hirschberger
8 foto1 | 8
Stres sosial ubah otak
Pengalaman diskriminasi semacam ini kemungkinan langsung tersimpan di otak dan bisa mempengaruhi kemampuan kognitif, tambah Andreas Heinz. Percobaan dengan hewan menunjukkan, isolasi menyebabkan stres dan meninggalkan jejak di otak.
Ini Tidak Dilakukan Orang Yang Cerdas Emosional
Orang yang cerdas secara emosional tahu bagaimana caranya membuat tempat kerja dan dunia jadi lokasi yang lebih baik. Apakah Anda salah satu dari mereka?
Foto: Fotolia/gormonrosta
Tidak Berprasangka Buruk
Orang dengan kecerdasaan emosional ("emotional intelligence" atau EI) yang tinggi punya rasa ingin tahu besar, juga kagum pada hal-hal yang tak dikenal. Mereka akan mencari tahu sebanyak mungkin, sehingga mereka jadi orang yang menyenangkan. Mereka bertanya dan terbuka dengan solusinya.
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online
Tidak Bersikap Negatif
Orang dengan kecerdasan emosional tinggi selalu bisa berterimakasih. Mereka tidak pesimis. Mereka merasa hidup mereka baik, dan tidak membiarkan diri terpengaruh kritik serta sikap negatif orang lain. Mereka menunjukkan perhatian kepada orang lain dalam pembicaraan. Bersedia mendengarkan dan tidak cepat berkomentar.
Foto: Colourbox/Kuzma
Tidak Mengabaikan Perasaan Orang Lain
Inilah ciri terpenting orang yang punya kecerdasan emosional. Mereka mampu mengerti perasaan orang lain. Ini menjadikan mereka penting di tempat kerja mereka. Dengan kemampuan mengerti apa yang sedang dihadapi rekan atau klien, mereka bisa melewati banyak masalah tanpa terlibat konflik.
Foto: bilderbox.de
Tidak Takut Perubahan
Orang yang tingkat kecerdasan emosionalnya tinggi tidak takut hadapi perubahan. Mereka memahami, ini bagian penting dalam proses kehidupan, dan mereka bisa beradaptasi.
Foto: Fotolia/Yuri Arcurs
Tidak Dikalahkan Kelemahan Sendiri
Orang yang cerdas secara emosional tahu kemampuan mereka, dan apa yang masih harus mereka perbaiki atau pelajari. Kelemahan yang diketahui tidak akan bisa menahan ambisi mereka. Mereka tahu lingkungan seperti apa yang optimal bagi gaya kerja mereka.
Foto: picture-alliance/dpa
Tidak Perfeksionis
Orang dengan kecerdasan emosional tinggi menunjukkan motivasi tinggi dalam pekerjaan. Tapi mereka tahu, kesempurnaan tidak mungkin dicapai. Mereka belajar dari kesalahan.
Foto: Colourbox
Tidak Terpaku Pada Pekerjaan
Karena sadar kemampuan diri sendiri, mereka juga tahu pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas profesional dan pribadi. Mereka makan dengan pola sehat, tidur cukup dan punya minat lain di luar pekerjaan.
Foto: Fotolia/Gruenberg
7 foto1 | 7
"Dalam percobaan dengan hewan hal ini bisa diukur secara tepat", kata Heinz. Jika hewan yang agresif mendesak hewan percobaan di kandang, sistem hormonal akan memproduksi hormon stres seperti serotonin. Hormon ini dikaitkan dengan depresi. Hormon Dopamin yang berhubungan dengan kemampuan belajar juga mengalami perubahan besar. Disebutkan perubahan bisa terjadi di otak dan bahkan bisa diwariskan ke keturunan berikutnya.
Heinz dan timnya kini tengah meneliti apakah mekanisme senada juga terjadi di otak manusia. Ia ingin mencari tahu, apakah stres sosial juga menyebabkan reaksi biokimia tertentu pada manusia.
Ketika Kejeniusanmu Menjadi 'Kutukan'
Hidup akan lebih mudah, bahagia, dan memuaskan jika IQ atau kecerdasan Anda super tinggi? Belum tentu. Berikut situasi yang dihadapi para jenius dalam keseharian dari pengalaman pengguna Quora.
Foto: Fotolia/Sergej Khackimullin
Utamakan logika ketimbang ungkap perasaan
Orang jenius memahami emosinya dengan baik dan menjabarkannya pada orang lain, namun tak banyak melampiaskan secara fisik (menangis, teriak, menari kegirangan), karena merasa apa yang diungkap sudah jelas. Orang-orang super pintar kadang merasa tidak memerlukan ketrampilan emosional untuk memecahkan masalah. Namun kesulitan mengekspresikan secara fisik kadang tak mudah diterima orang lain.
Foto: Fotolia/Faber Visum
Pengharapan orang lain terlalu besar
Sebagai orang jenius, secara otomatis Anda diharapkan menjadi yang terbaik. Orang lain tak peduli apapun kendalanya. Namun Anda bisa jadi panik, jika tak mampu penuhi harapan mereka. Orang tak menyangka, mungkin Anda sebagai manusia juga ada kelemahan atau rasa tidak aman. Hal ini membuat Anda jadi takut gagal, ambil resiko dan kehilangan.
Foto: Fotolia
Kadang tidak memahami makna kerja keras
Sejumlah pengguna Quora menyebutkan bahwa orang-orang cerdas bisa berhasil tanpa harus berusaha keras seperti orang lain. Bisa jadi karena kecerdasan Anda tinggi, Anda meraih keberhasilan sejak dini, dan tak merasa perlu lagi mengembangkan etos kerja keras untuk lebih sukses lagi. Banyak yang merasa tidak perlu banting tulang seperti orang lain untuk mencapai apa yang mereka inginkan.
Foto: Colourbox
Mengganggu dengan koreksi spontan
Ketika Anda tahu bahwa seseorang mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak akurat, sulit rasanya menahan diri untuk tidak memperbaiki. Sebenarnya, perlu diingat, bahwa Anda sebaiknya peka, bahwa orang lain mungkin malu dan tersinggung dengan koreksi yang Anda sampaikan. Risikonya bisa jadi dijauhi teman.
Foto: Fotolia/Werner Gölzer
Cenderung berpikir berlebihan
Orang jenius menghabiskan terlalu banyak waktu merenungkan sesuatu dan menganalisisnya. Sebuah studi tahun 2015 menemukan bahwa intelejensia seseorang terkait dengan kecemasan dan memikirkan sesuatu secara mendalam. Saking terlalu dipikirkan, kadang-kadang malah Anda tak berani mengambil keputusan atas sesuatu. Demikian diambil dari pengalamana pengguna situs pertukaran pengetahuan Quora.
Foto: Colourbox
Merasa masih banyak hal yang belum diketahui
Menjadi super-cerdas seharusnya berarti menghargai batasan pengetahuan Anda sendiri. Tak semua orang harus mengetahui semua hal di dunia ini. Ini serasa kutukan, ketika Anda frustrasi dan penasaran, karena merasa masih kurang tahu akan sesuatu hal. Kecenderungannya makin cerdas, makin merasa ada yang kurang diketahui atau dipelajari.
Foto: picture-alliance/dpa
6 foto1 | 6
Apakah gen yang penting bagi kecerdasan akan menjadi aktif atau malah diblokir? Apakah isolasi atau diskriminasi bertanggung jawab atas ketidakmampuan seseorang berkembang? Bisakah reaksi atas stres diwariskan? Heinz menganggapnya sebagai hal yang mungkin.
Satu hal yang sudah jelas: Pembatasan sosial melalui prasangka negatif berdampak buruk bagi manusia. Karena itu semua yang bisa membantu perkembangan kecerdasan harus didukung. Mulai dari kemampuan bahasa hingga makanan yang sehat.
11 Cara Mudah Meningkatkan Kecerdasan
Untuk bisa berpikir secara cerdas, otak Anda membutuhkan latihan dalam proses berpikir, memiliki informasi, dan fokus. Kecerdasan itu fleksibel. Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan sehari-hari untuk meningkatkannya.
Foto: Fotolia/fabioberti.it
Minum Dua Gelas Air Begitu Bangun Tidur
Setelah tidur berjam-jam, tubuh Anda tidak mendapat asupan cairan selama 6-9 jam. Air dibutuhkan untuk menyaring dan mengenceerkan zat buangan serta bagi keseimbangan cairan. Dua gelas air bisa mengisi kekurangan cairan selama tidur. Pastikan otak tidak mengalami dehidrasi di saat hari baru akan dimulai.
Foto: Colourbox
Baca Sinopsis Buku Saat Sarapan
Membaca buku adalah aktivitas otak yang ideal. Tetapi saat sarapan, lebih cocok untuk membaca sesuatu yang lebih pendek. Jangan membaca koran, karena efeknya tidak besar untuk kecerdasan Anda. Lebih baik membaca sinopsis buku-buku yang masuk dalam daftar bestseller.
Foto: Calado/Fotolia
Dengarkan Podcast/Audiobook Saat Berangkat Kerja
Walau hanya membutuhkan 10 menit hingga ke tempat kerja, isi waktu tersebut sambil mendengarkan podcast atau audiobook yang bisa menstimulasi kecerdasan Anda.
Foto: picture-alliance/dpa
Minum Teh Hijau Sambil Bekerja
Kafein mujarab jika Anda mengantuk di kantor, tapi bisa membuat jantung merasa berdebar-debar. Sementara teh hijau, khususnya teh macha, mengandung l-theanine. Asam amino ini merangsang peningkatan gelombang alfa di dalam otak. Jadi teh hijau berkualitas baik bisa membuat Anda lebih fokus dalam kondisi rileks tanpa menimbulkan rasa kantuk.
Foto: Fotolia/Sharon Meyer
Tidur Siang
Tidur siang bisa menyegarkan kembali otak Anda. Hasil studi menunjukkan, tidur siang saat mempelajari sesuatu yang baru bisa mempercepat proses belajar. Rata-rata orang merasa mengantuk antara pukul 12 siang hingga 4 sore. Ini waktu yang sempurna untuk tidur siang. Setelahnya, Anda akan lebih fokus dan produktif hingga hari kerja usai.
Foto: picture-alliance/CTK Photo/R. Fluger
Hindari Gula di Siang Hari
Jika tidak bisa menghindarinya, usahakan untuk tidak memakannya di saat Anda harus fokus pada pekerjaan. Kadar gula yang tinggi dan kondisi tubuh setelahnya tidak baik untuk otak Anda. Usahakan mengganti gula saat makan siang dengan sesuatu yang lebih sehat, seperti ikan atau telur.
Foto: Fotolia/Rob Stark
Main Video Game Lebih Baik dari Nonton TV
Menonton film atau televisi adalah kegiatan yang pasif. Otak Anda menyerap informasi, tapi tidak memproses atau berinteraksi dengannya. Studi dari tahun 2014 menunjukkan, bahwa game sederhana seperti Super Mario memiliki efek yang nyata bagi fleksibilitas otak.
Olahraga Ringan di Kantor
Otak dan tubuh memiliki hubungan erat. Kegiatan fisik membantu otak berfungsi dengan lebih baik. Anda tidak harus ke gym setiap hari. Cukup dengan berjalan atau melompati beberapa anak tangga bisa memiliki efek yang positif. Upayakan bergerak setiap jam. Seperti misalnya merenggangkan otot selama 5-10 detik.
Foto: Fotolia/rico287
Bergaul dengan Orang Yang Lebih Pintar
Anda akan tertular kebiasaan dan pola pikir seseorang yang menghabiskan waktunya bersama Anda. Jadi mengapa tidak bergaul dengan orang yang lebih pintar dan menarik keuntungan darinya.
Foto: ullstein bild - AISA
Bawa Buku Coretan
Seorang Leonardo Da Vinci selalu memiliki buku catatan atau coretan. Ia menggunakannya untuk menulis ide-idenya, menggambar sketsa, dan pertanyaan-pertanyaan yang belum ada jawabannya. Dengan selalu mengantongi buku kecil untuk mencatat, Anda bisa melatih rasa keingintahuan dan pemikiran secara logis.
Foto: Fotolia/THPStock
Rencanakan Kegiatan Esok Hari Sebelum Tidur
Jika merencanakan aktivitas sebelumnya, Anda akan bisa bekerja secara lebih produktif. Banyak orang yang sibuk seharian, tapi hasilnya tidak produktif. Pilih secara cerdas apa dan bagaimana Anda menunaikan tugas di hari esok.