1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Blatter berambisi Untuk Lanjut

12 Juni 2014

Dalam Kongres FIFA di Sao Paulo, Brasil, jelas bahwa tak akan ada yang bisa menghentikan langkah Josef “Sepp“ Blatter. Meski dituding terlibat korupsi, namun Blatter belum ingin melepas jabatannya.

Foto: Getty Images

“Kami bertanya-tanya apakah permainan kami dapat dimainkan di planet lain," ujar Sepp Blatter dengan sumringah di Kongres FIFA yang berlangsung di Sao Paulo. "Kami tidak akan lagi hanya punya kejuaraan dunia, tapi kompetisi antar planet."

Masa jabatan Sepp Blatter sebagai presiden FIFA akan usai pada 29 Mei 2015. Pria gaek berusia 78 tahun itu mungkin akan terpilih pada lagi tanggal 29 Mei 2015 di Zurich, untuk periode jabatan kelima kalinya. Dia harus meyakinkan dukungan terhadap dirinya dari sebagian besar benua. Hanya Eropa yang menentangnya. Wolfgang Niersbach, Presiden DFB, telah secara eksplisit berkampanye untuk Michel Platini, sebelum Kongres di Sao Paulo. "Saya menganggap dia yang paling cocok," kata Niersbach: “Blatter telah melakukan banyak hal yang baik, tapi transisi ini menawarkan hal tersendiri - jika Michel Platini ada di dalamnya .."

Selain itu, tidak ada batasan usia

Sepp Blatter, yang sejak tahun 1998 menjabat sebagai Presiden FIFA itu tak menunjukkan diri berada dalam tekanan. Dalam pencalonan itu, pria asal Swiss tersebut terbantu oleh pemungutan suara yang dilakukan tanpa memperhitungkan usia dan masa jabatan Presiden FIFA. Blatter membantah bahwa dirinya berada di belakang peraturan yang seakan memperbolehkan masa jabatan presiden FIFA bisa dijabat seumur hidup.

Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke sebelumnya telah menempatkan keputusan akhir di tangan kongres. Dalam sambutannya di kongres yang dihadiri organisasi-organisasai sepak bola, Blatter menyampaikan: “Dunia kita sedang berubah, permainan berubah. Organisasi kita perlu berubah. Tugas kita adalah untuk lebih memajukan sepak bola ..."demikian bos federasi sepakbola dunia itu berbicara tentang "integritas". Hal itu tampaknya terkait gunjang-ganjing bau tak sedap dugaan suap, seputar terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Tidak ada hasil pemeriksaan

Michael Garcia, kepala penyelidik dari Komite Etik FIFA yang menyelidiki skandal tersebut hanya melaporkan bahwa ia juga mendapat material berupa cuplikan dari surat kabar Inggris The Sunday Times yang terus memberitakan kasus itu: "Sebagian besar material ini sudah diperoleh. Dan kini sedang dipelajari. Kami telah menghubungi sumber-sumbernya dan berusaha untuk mendapatkan akses penuh pada data selengkapnya," ujar Garcia.

Surat kabar Inggris tersebut baru-baru ini menyebutkan soal dugaan suap pejabat FIFA yang dilakukan lewat Mohamed bin Hammam. Penyelidikan yang saat ini masih berlangsung menunjukkan Presiden Asosiasi Sepak Bola Asia (AFC) Mohammed bin Hammam menggelontorkan uang hingga 5 juta dollar AS terkait proses terpilihnya Qatar.

Sebanyak 10 000 dokumen untuk penyelidikan sudah tersedia. Garcia ingin segera menyelesaikan laporan tersebut, tetapi ia berasumsi bahwa mungkin ada informasi lainnya. Akhir penyelidikan hingga kini masih tertunda.

ap/ab(sid/dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait